Rusia Potong Gas, Industri Jerman Dihadapkan Pilihan yang Menyakitkan

Kamis, 23 Juni 2022 - 20:22 WIB
loading...
Rusia Potong Gas, Industri...
Perusahaan-perusahaan Jerman yang menggerakkan ekonomi terbesar Eropa dihadapkan pada pilihan menyakitkan saat Rusia mulai mengurangi pasokan gas. Foto/Dok
A A A
FRANKFURT - Perusahaan-perusahaan Jerman yang menggerakkan ekonomi terbesar Eropa dihadapkan pada pilihan menyakitkan saat Rusia mulai mengurangi pasokan gas . Para pelaku industri Jerman bersiap beralih ke bentuk energi berpolusi yang sebelumnya tidak lagi menjadi pilihan dalam mengantipasi kehabisan stok gas Rusia.



Pengurangan pasokan gas Rusia telah mempercepat upaya di seluruh industri Jerman untuk menemukan alternatif demi menjaga pabrik tetap berjalan dan membatasi membengkaknya biaya ekonomi.

Perusahaan raksasa kimia, BASF seperti dilansir Reuters, sedang mencari tahu pabrik mana yang dapat memangkas produksi terlebih dahulu dan saingannya Lanxess bakal menunda penutupan beberapa pembangkit listrik tenaga batu bara.

Ketika Gazprom memangkas aliran melalui pipa Nord Stream 1 dari Rusia ke Jerman sebesar 60% minggu lalu, pemasok untuk Proctor & Gamble Kelheim Fibre menimbang keputusan untuk menghabiskan jutaan dolar untuk mengubah pembangkit listrik tenaga gasnya agar bisa beroperasi dengan minyak.

Pemasok serat viscose yang berbasis di Bavaria berusia 86 tahun yang digunakan dalam produk kebersihan dan filtrasi itu telah meminta negara untuk membantu mendanai retrofit yang akan menelan biaya setidaknya 2 juta euro atau setara USD2,10 juta.

"Situasi ekonomi terus memburuk dan cadangan kami yang tersedia dengan cepat menipis," kata Eksekutif Wolfgang Ott.

"Minyak hanya memiliki satu keuntungan: pasokan aman," tambahnya, yang juga mengatakan retrofit pabrik akan memakan waktu 6-8 bulan.

Sambung Ott menambahkan, kini sedang dalam pembicaraan tentang mengambil kredit dari pemberi pinjaman negara KfW, yang telah menyusun skema dukungan untuk perusahaan yang dilanda lonjakan harga gas.

Aurubis, smelter tembaga top Eropa, mengatakan, pihaknya juga mencari pengganti, tetapi mengadaptasi pembangkit listrik itu mahal dan memakan waktu.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2757 seconds (0.1#10.140)