Budaya Digital Jadi Penguatan Karakter Manusia Modern
loading...
A
A
A
JAKARTA - Masyarakat pengguna internet yang kini telah mencapai 202 juta lebih di Indonesia harus memiliki kompetensi berbudaya media digital. Di mana tak sekadar kemampuan membaca dan menulis, namun termasuk bisa memahami budaya dan pemanfaataan teknologi agar bijak dalam penggunaanya di kehidupan sehari-hari.
" Budaya digital sebagai penguat karakter berbangsa di era modern harus menjadi landasan kuat setiap pengguna jejaring di dunia maya , utamanya dengan penerapan nilai-nilai Pancasila," kata Aribowo Sasmito, Founder and Fact Checker Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) saat Webinar Makin Cakap Digital 2022 segmen pendidikan DKI Jakarta dan Banten.
Lebih jauh dia mengatakan, kompetensi budaya di media digital meliputi pengetahuan dasar akan nilai-nilai Pancasila, pemanfaatan perangkat komputer di mana saat ini teknologi sangat memanjakan pengguna, serta pengetahuan dasar untuk tetap mencintai produk dalam negeri meskipun diterpa globalisasi, dan pengetahuan akan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
Di dunia nyata, Indonesia dikenal sebagai orang yang ramah. Namun banyak orang Indonesia yang masih mengganggap di dunia digital orang bisa menjadi siapa saja, sehingga sering mengabaikan sopan santun dalam berkomentar dan berkata-kata.
Padahal tetap ada rekam jejak digital yang tak bisa hilang jika seseorang mengunggah sesuatu di media sosial. Untuk itu diperlukan penerapan nilai-nilai Pancasila yang kuat sebagai pegangan dalam berbudaya di ruang digital.
Seperti penerapan sila pertama yang berarti cinta kasih, saling menghormati perbedaan kepercayaan di ruang digital. Kemudian sila kedua mewujudkan kesetaraan memperlakukan orang lain dengan adil dan manusiawi.
Adapun sila ketiga Pancasila yaitu menerapkan prinsip gotong royong dengan mengutamakan kepentingan berbangsa dibanding kepentingan pribadi atau golongan. Sementara sila keempat demokratis bebas, memberi kesempatan setiap orang untuk berekspresi dan berpendapat di ruang digital.
Terakhir Sila kelima gotong royong bersama-sama membangun ruang digital yang aman dan etis bagi setiap pengguna. Webinar Makin Cakap Digital 2022 segmen pendidikan DKI Jakarta dan Banten merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Siber Kreasi.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Founder Mafindo, Aribowo Sasmito, Pemeriksa Fakta Senior Mafindo, Bentang Febrylian dan Dosen Universitas Al-Azhar, Cut Meutia Karolina.
" Budaya digital sebagai penguat karakter berbangsa di era modern harus menjadi landasan kuat setiap pengguna jejaring di dunia maya , utamanya dengan penerapan nilai-nilai Pancasila," kata Aribowo Sasmito, Founder and Fact Checker Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) saat Webinar Makin Cakap Digital 2022 segmen pendidikan DKI Jakarta dan Banten.
Baca Juga
Lebih jauh dia mengatakan, kompetensi budaya di media digital meliputi pengetahuan dasar akan nilai-nilai Pancasila, pemanfaatan perangkat komputer di mana saat ini teknologi sangat memanjakan pengguna, serta pengetahuan dasar untuk tetap mencintai produk dalam negeri meskipun diterpa globalisasi, dan pengetahuan akan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
Di dunia nyata, Indonesia dikenal sebagai orang yang ramah. Namun banyak orang Indonesia yang masih mengganggap di dunia digital orang bisa menjadi siapa saja, sehingga sering mengabaikan sopan santun dalam berkomentar dan berkata-kata.
Padahal tetap ada rekam jejak digital yang tak bisa hilang jika seseorang mengunggah sesuatu di media sosial. Untuk itu diperlukan penerapan nilai-nilai Pancasila yang kuat sebagai pegangan dalam berbudaya di ruang digital.
Seperti penerapan sila pertama yang berarti cinta kasih, saling menghormati perbedaan kepercayaan di ruang digital. Kemudian sila kedua mewujudkan kesetaraan memperlakukan orang lain dengan adil dan manusiawi.
Adapun sila ketiga Pancasila yaitu menerapkan prinsip gotong royong dengan mengutamakan kepentingan berbangsa dibanding kepentingan pribadi atau golongan. Sementara sila keempat demokratis bebas, memberi kesempatan setiap orang untuk berekspresi dan berpendapat di ruang digital.
Terakhir Sila kelima gotong royong bersama-sama membangun ruang digital yang aman dan etis bagi setiap pengguna. Webinar Makin Cakap Digital 2022 segmen pendidikan DKI Jakarta dan Banten merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Siber Kreasi.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Founder Mafindo, Aribowo Sasmito, Pemeriksa Fakta Senior Mafindo, Bentang Febrylian dan Dosen Universitas Al-Azhar, Cut Meutia Karolina.
(akr)