Kementan Perbanyak Distribusi Obat-obatan ke 19 Provinsi Terdampak Penyakit Mulut dan Kuku

Selasa, 05 Juli 2022 - 19:30 WIB
loading...
Kementan Perbanyak Distribusi Obat-obatan ke 19 Provinsi Terdampak Penyakit Mulut dan Kuku
Kementerian Pertanian kembali mendistribusikan logistik kesehatan berupa vitamin, antibiotik, antipiretik, disinfektan dan APD ke 19 provinsi terdampak PMK.
A A A
JAKARTA - Dalam upaya melakukan pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak, Kementerian Pertanian (Kementan) kembali mendistribusikan logistik kesehatan berupa vitamin, antibiotik, antipiretik, disinfektan dan APD ke 19 provinsi terdampak PMK.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Keseahatan Hewan (Dirjen PKH) Nasrulah, Senin (4/7/2022), di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta.

Nasrullah menyebutkan, Kementan telah menyiapkan obat-obatan sebanyak 203.000 dosis dan telah terdistribusi ke 19 provinsi tertular, ketersediaan disinfektan sebanyak 2.640.000 liter juga telah terdistribusi ke 19 provinsi tertular. Selain itu untuk logistik vaksinasi dan pengobatan telah didistribusikan spuit 800.000 picis dan handspriyer 2.000 unit.

“Pengiriman obat-obatan dan logistik kembali dilakukan mulai tanggal 2 Juli 2022 ke 19 provinsi wilayah terdampak,“ ujarnya.

Menurutnya, pihaknya bekerja sama dengan BNPB untuk mendistribusikan logistik obat-obataan dan APD, sehingga lebih cepat pendistribusiannya dan bantuan serupa akan terus dilakukan untuk membantu peternak yang terdampak,.

Nasrullah menjelaskan, pemberian bantuan obat-obatan tersebut sebagai upaya yang dilakukan pemerintah guna mengurangi dampak dari ternak-ternak yang sakit karena PMK. “Obat-obatan tersebut kita harapkan dapat digunakan untuk mengurang/menghilangkan gejala klinis. Dengan diberikan obat, penyuntikan vitamin, pemberian antibiotik, dan penguatan imun ternak-ternak yang terinfeksi akan bisa sembuh. Jika kita lihat kondisi terakhir pada hewan ternak yang telah diberikan obat dan vitamin juga sudah mulai membaik,” katanya.

Ia menyarankan peternak tetap terus menjaga sanitasi kandang dan melakukan biosekuriti agar ternaknya tetap terjaga kesehatannya. “Pemberian disinfektan juga sudah kita sarankan di kandang dan area pemeliharaan, saat ini kita sudah kerjasama dengan PMI untuk penyemprotan desinfektan di kendang-kandang peternak," ujar Nasrullah.

Lebih lanjut ia menyampaikan, Kementan juga berupaya untuk melakukan pengendalian PMK dengan pendekatan berbasis zona, sehingga diharapkan lebih memudahkan dalam mencegah penyebaran penyakit dan mengurangi kasus yang ada.

“Kriteria zona merah, kuning dan hijau sebagai dasar lockdown tingkat mikro agar perdagangan hewan tetap berjalan, ketersediaan hewan kurban dan tata perlalulintasan ternak berjalan dengan baik,” ujar Nasrullah.

Ia mengatakan, pelaksanaan pengawasan lalulintas ternak antarzona, dilaksanakan bersama oleh Satgas PMK, Polri, TNI, dan pemerintah daerah.

“Insya Allah, dengan menggandeng banyak pihak mulai dari BNPB, Pemerintah Daerah, PMI, akademisi, para pelaku usaha, asosiasi, serta peternak, maka kita upayakan bersama-sama agar PMK ini bisa teratasi dengan baik, serta dapat meminimalisir kerugian yang mungkin timbul dari munculnya wabah ini,” pungkasnya. CM
(ars)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3416 seconds (0.1#10.140)