Pendapatan Meningkat, Telkom Catat Laba Bersih Rp13,31 Triliun di Semester I 2022
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan entitas anak usaha mencatatkan laba bersih senilai Rp13,31 triliun di semester I 2022. Realisasi itu meningkat 6,89% dibandingkan periode sama tahun lalu senilai Rp12,45 triliun. Kenaikan laba berlangsung akibat adanya pertumbuhan pendapatan. Pendapatan TLKM naik 3,60% menjadi Rp71,98 triliun, dibandingkan paruh pertama tahun lalu sebesar Rp69,48 triliun.
Kontribusi terbesar berasal dari pendapatan data, internet, dan jasa teknologi informatika yang memberikan pemasukan sebesar Rp41,52 triliun, disusul oleh pendapatan dari Indihome senilai Rp13,83 triliun. Adapun bisnis pendapatan telepon menghasilkan pendapatan mencapai Rp7,01 triliun, sedangkan bisnis interkoneksi sebesar Rp4,22 triliun.
Selanjutnya, bisnis jaringan menyerap pemasukan sebesar Rp1,09 triliun, dan bisnis lainnya seperti manajemen servis dan terminal, call center service, e-health, e-payment, dan lain-lain mencapai Rp2,77 triliun. TLKM juga mendapat pemasukan dari transaksi lessor senilai Rp1,52 triliun.
Kinerja positif paruh pertama tahun ini membuat TLKM membukukan laba bersih per saham dasar senilai Rp134,36, lebih tinggi dari periode sama tahun lalu senilai Rp125,69. Demikian laporan keuangan TLKM di keterbukaan informasi, Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (29/7/2022).
Seiring kenaikan pendapatan, sejumlah beban TLKM membengkak. Dari sisi beban operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi, biaya terbesar berasal dari kenaikan biaya operasi dan pemeliharaan yang mencapai Rp10,73 triliun dari sebelumnya Rp9,81 triliun.
Biaya pemakaian frekuensi radio mencapai Rp3,21 triliun, naik dari Rp2,93 triliun, demikian juga beban pokok penjualan kartu SIM dan voucher total menjadi Rp319 miliar, dari sebelumnya Rp244 miliar. Gaji dan tunjangan karyawan juga naik menjadi Rp4,80 triliun, dibandingkan paruh pertama tahun lalu senilai Rp4,40 triliun. Namun, cuti, insentif, dan tunjangan lainnya serta biaya pensiun berkala tampak menyusut.
Beban umum terlihat juga meningkat menjadi Rp1,08 triliun, biaya jasa profesional dan perjalanan masing-masing naik sebesar Rp314 miliar dan Rp164 miliar. Demikian juga biaya pelatihan, pendidikan, dan rekruitmen yang mencapai Rp128 miliar.
Per 30 Juni 2022, TLKM membukukan total aset sebesar Rp275.27 triliun, atau lebih rendah 0,68% dari akhir 2021 senilai Rp277,18 triliun. Kewajiban pembayaran utang atau liabilitas membengkak 2,13% menjadi Rp134,59 triliun, sedangkan modal atau ekuitas perseroan menyusut 3,24% sebesar Rp140,67 triliun.
Kontribusi terbesar berasal dari pendapatan data, internet, dan jasa teknologi informatika yang memberikan pemasukan sebesar Rp41,52 triliun, disusul oleh pendapatan dari Indihome senilai Rp13,83 triliun. Adapun bisnis pendapatan telepon menghasilkan pendapatan mencapai Rp7,01 triliun, sedangkan bisnis interkoneksi sebesar Rp4,22 triliun.
Selanjutnya, bisnis jaringan menyerap pemasukan sebesar Rp1,09 triliun, dan bisnis lainnya seperti manajemen servis dan terminal, call center service, e-health, e-payment, dan lain-lain mencapai Rp2,77 triliun. TLKM juga mendapat pemasukan dari transaksi lessor senilai Rp1,52 triliun.
Kinerja positif paruh pertama tahun ini membuat TLKM membukukan laba bersih per saham dasar senilai Rp134,36, lebih tinggi dari periode sama tahun lalu senilai Rp125,69. Demikian laporan keuangan TLKM di keterbukaan informasi, Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (29/7/2022).
Seiring kenaikan pendapatan, sejumlah beban TLKM membengkak. Dari sisi beban operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi, biaya terbesar berasal dari kenaikan biaya operasi dan pemeliharaan yang mencapai Rp10,73 triliun dari sebelumnya Rp9,81 triliun.
Biaya pemakaian frekuensi radio mencapai Rp3,21 triliun, naik dari Rp2,93 triliun, demikian juga beban pokok penjualan kartu SIM dan voucher total menjadi Rp319 miliar, dari sebelumnya Rp244 miliar. Gaji dan tunjangan karyawan juga naik menjadi Rp4,80 triliun, dibandingkan paruh pertama tahun lalu senilai Rp4,40 triliun. Namun, cuti, insentif, dan tunjangan lainnya serta biaya pensiun berkala tampak menyusut.
Beban umum terlihat juga meningkat menjadi Rp1,08 triliun, biaya jasa profesional dan perjalanan masing-masing naik sebesar Rp314 miliar dan Rp164 miliar. Demikian juga biaya pelatihan, pendidikan, dan rekruitmen yang mencapai Rp128 miliar.
Per 30 Juni 2022, TLKM membukukan total aset sebesar Rp275.27 triliun, atau lebih rendah 0,68% dari akhir 2021 senilai Rp277,18 triliun. Kewajiban pembayaran utang atau liabilitas membengkak 2,13% menjadi Rp134,59 triliun, sedangkan modal atau ekuitas perseroan menyusut 3,24% sebesar Rp140,67 triliun.
(nng)