Dibantu PLN, Toko Kue dan Roti Pengusaha Disabilitas Kembali Ramai Pengunjung

Sabtu, 30 Juli 2022 - 19:19 WIB
loading...
Dibantu PLN, Toko Kue...
Toko Kue dan Roti Fingertalk di Depok yang dikelola para penyandang disabilitas. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - PT PLN (Persero) berhasil membangkitkan geliat usaha Toko Kue dan Roti Fingertalk yang dilakoni penyandang disabilitas yang sebelumnya sempat lumpuh diterpa pandemi Covid-19.

Toko yang berlokasi di Depok, Jawa Barat ini memang spesial. Seluruh kegiatan produksi hingga promosi digerakkan oleh sekelompok anak muda yang menyandang tuli.

“Waktu PLN datang untuk survei, kami sungguh senang sekali. Seperti punya harapan baru terlebih untuk teman-teman tuli yang kehilangan kesibukan dan pekerjaan sejak pandemi,” ujar Lisma, Chief Financial Officer Fingertalk, dalam keterangan pers, Sabtu (30/7/2022).

Hadirnya PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (PLN UIP JBB) melalui program PLN Peduli atau Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) terbukti membuahkan hasil.

Kini, toko dengan logo berwarna jingga itu tampak ramai dikunjungi pembeli. Di dalamnya, beberapa anak muda tengah melayani konsumen dan merapikan dagangan.

Berbeda dengan toko roti lainnya, para anggota bekerja dalam diam, dan hanya berkomunikasi melalui isyarat tangan serta gerak bibir.

“Kami tidak bisa berbuat banyak. Teman-teman tuli juga jadi banyak yang tidak punya penghasilan sama sekali saat itu. Jadi bantuan dari PLN ini sangat berarti bagi kami,” imbuh Lisma.



Lisma menjelaskan, untuk mendukung usaha Fingertalk, bantuan PLN digunakan untuk menghidupkan kembali toko kue yang mati suri. Lisma dan timnya kembali mengundang dan mengajak teman-teman tuli untuk kembali bergabung.

Kali ini, pegawai menerima pelatihan keahlian dan keterampilan mulai dari membuat berbagai macam varian roti dan snack, juga cara berjualan yang baik.

Dana bantuan juga digunakan untuk renovasi toko agar lebih representatif dan membuat nyaman konsumen yang berkunjung.

Contohnya seperti pada Sabtu (23/7/2022) lalu, mereka mulai berjualan untuk pertama kali. Lisma sempat menitikkan air mata melihat gigihnya perjuangan teman-teman tuli menjajakan di depan toko, sambil berusaha “berteriak” untuk menarik perhatian calon pembeli.

Tak disangka olehnya, toko roti dan kue ini mendapat respons baik dari pembeli. Hanya saja, dia juga harus terus-terusan mengingatkan para pekerja untuk tetap tenang.

“Orang difabel sering sangat minim rasa percaya diri, karena tidak banyak bergaul secara luas. Jadi ketika banyak pembeli datang, mereka panik sehingga tampak tidak tenang,” kata dia.

Lisma pun tak lelah memberikan motivasi. Acap kali, dirinya berkali-kali menggerakkan tangan kanan di atas punggung tangan kiri sebagai bahasa isyarat “pelan-pelan” agar mereka tetap tenang.

“Setelah beberapa hari akhirnya membaik, semoga dengan pembiasaan dapat semakin prima dalam melayani,” ungkapnya.



Fingertalk merupakan komunitas difabel yang memiliki tujuan untuk menyediakan lapangan pekerjaan untuk mereka yang berkebutuhan khusus, terutama kelompok tuli.

Tercatat, sebanyak 74% orang tuli usia produktif di Indonesia tidak bekerja dikarenakan stigma sosial dan keterbatasan komunikasi.

Ini yang menjadi penggerak Fingertalk untuk memberi mereka kesempatan dan bekal agar dapat terjun ke masyarakat nantinya.

Sayangnya, keterbatasan dana seringkali menjadi kendala yang menghambat gerakan sosial ini. Kehadiran PLN memberikan bantuan renovasi toko, peralatan pendukung serta pelatihan keterampilan menjadi oase bagi kesulitan yang mereka hadapi.

Saat ini, di lokasi toko kue dan roti juga terdapat tempat cuci motor dan mobil dengan seluruh pekerja dari teman-teman tuli Fingertalk.

“Ini juga sempat terancam kami tutup karena penghasilan sangat turun sejak pandemi. Tapi dengan adanya toko kue ini, kami sama-sama bertahan dan berjuang juga saling melengkapi,” imbuh Lisma.



Kolaborasi antara Fingertalk dan PLN ini diharapkan dapat terus memperluas kesempatan bagi kaum inklusi untuk mengasah keahlian dan keterampilan.

Sehingga, keterbatasan yang mereka miliki tidak lagi menjadi penghalang bagi mereka untuk terjun langsung di masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.

Ke depannya, Fingertalk diharapkan dapat bertumbuh menjadi sebuah hub untuk para inklusi, dengan membawa semangat dari Sustainable Development Goals: no one left behind.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1395 seconds (0.1#10.140)