Cetak Laba Terbaik Sepanjang Sejarah, Menteri BUMN Apresiasi BNI

Minggu, 31 Juli 2022 - 11:27 WIB
loading...
Cetak Laba Terbaik Sepanjang Sejarah,  Menteri BUMN Apresiasi BNI
Capaian rekor laba bersih sebesar Rp8,8 triliun oleh BNI di semester I-2022 mendapat apresiasi Menteri BUMN Erick Thohir. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) di semester I-2022 berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp8,8 triliun, yang merupakan capaian tertinggi sepanjang sejarah perseroan. Kinerja tersebut langsung mendapat apresiasi dari Menteri BUMN Erick Thohir.

Menurut Erick, capaian itu membuktikan bahwa emiten berkode BBNI ini semakin siap untuk melompat lebih tinggi. "BNI sekarang akan mencapai keuntungan terbaik sepanjang sejarahnya," kata Erick dalam siaran pers yang diterima, Minggu (31/7/2022).

Erick mengapresiasi seluruh jajaran manajemen dan Hi-Movers, khususnya Komisaris Utama BNI Agus Martowardojo. "Komisaris BNI ini kan jelas, ada perwakilan kementerian lain. Ada perwakilan masyarakat, ada perwakilan profesi, dan perwakilan ahli. Contohnya, ada Pak Agus Martowardojo bekas menteri keuangan RI, bekas gubernur BI. Alhamdulillah, mau jadi Komisaris Utama BNI yang hari ini bisa mendampingi manajemen untuk bekerja lebih maksimal," ujarnya.



Erick juga menyampaikan bahwa perusahaan pelat merah akan terus didorong untuk lebih efektif. Porsi dan perampingan yang makin tepat sasaran, kata dia, akan mewujudkan BUMN yang kian sehat, efisien dan berkelanjutan.

Tak lupa, Erick mengatakan bahwa BUMN juga akan lebih memperhatikan kesetaraan gender di jajaran kepemimpinannya. "Jadi konteksnya yang penting adalah kita buat keseimbangan. Contoh, ini bagaimana direksi bumn saat ini sudah 25% wanita, dulu tidak. Lalu, kepemimpinan BUMN di bawah usia 42 tahun 10% targetnya," tutur Erick.

Sebelumnya, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan, BNI mencatat pemulihan ekonomi terjadi dengan sangat baik pada pertengahan tahun ini. Geliat usaha serta konsumsi masyarakat semakin kuat sehingga mendorong kinerja BNI sebagai fungsi intermediator.

Sebagai first mover green banking, BNI telah membuktikan bahwa implementasi green financing di Indonesia mampu berkorelasi positif dengan profitabilitas. Transformasi digital yang mendorong transaction banking terus mendorong implementasi green banking BNI semakin komprehensif.

"Kami sangat bersyukur dengan pencapaian kinerja sampai dengan pertengahan tahun ini. Kinerja fungsi intermediasi semakin kuat seiring dengan tren pemulihan ekonomi. Implementasi green banking dapat tetap dijalankan, dan bahkan menjadi potensi positif bagi kinerja profitabilitas," katanya.

Royke memaparkan, pertumbuhan kinerja organik berbasis layanan digital di BNI telah menghasilkan pendapatan operasional sebelum pencadangan (PPOP) yang kuat dan tertinggi dalam sejarah kinerja BNI. Hal ini dihasilkan dari ekspansi kredit yang sehat dan didukung oleh dana pihak ketiga (DPK) berbiaya murah atau CASA.

Lebih lanjut, net interest margin yang stabil di kisaran 4,7% ditopang dari tingginya pencapaian non-interest income yang pada semester I-2022 ini dapat mencapai Rp7,6 triliun atau naik 11,0% (YoY). Laba bersih pun tercapai karena fungsi intermediasi yang terus menguat. Kredit pada semester pertama tahun ini tercatat Rp620,42 triliun, naik semakin positif dengan pertumbuhan 8,9% (YoY).

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengutarakan, BNI optimis mampu mendorong kinerja fungsi intermediasi semakin kuat pada kuartal II-2022. Kredit di segmen korporasi menurutnya masih menjadi motor akselerasi kredit BNI. Selama kuartal kedua 2022 ini, BNI menyalurkan kredit Rp74,3 triliun, lebih tinggi dibandingkan di kuartal II-2021 yang sebesar Rp59,3 triliun.
"Pencairan kredit di kuartal kedua 2022 ini utamanya disalurkan kepada top tier debitur korporasi," jelasnya.



Akselerasi penyaluran kredit ini menjadikan pembiayaan ke segmen Korporasi Swasta yang tumbuh 14,7% (YoY) menjadi Rp205,3 triliun; segmen large commercial yang tumbuh 31,2% (YoY) menjadi Rp48,5 triliun; segmen small juga tumbuh 10,2% (yoy) dengan nilai kredit Rp100,2 triliun. Secara keseluruhan kredit di sektor Business Banking ini tumbuh 7,7% (YoY) menjadi Rp512,3 triliun.

"Sektor ekonomi yang dibidik di segmen business banking adalah sektor manufaktur, perdagangan, pertanian, transportasi dan pergudangan, serta telekomunikasi. BNI juga masuk pada sektor ekonomi hijau seperti energi baru dan terbarukan," katanya.

BNI berharap tren kinerja ekonomi pada semester II-2022 akan kembali membuat fungsi intermediasi dan kinerja BNI semakin kuat. Dengan semakin kuatnya potensi pertumbuhan debitur green banking, BNI tetap optimistis pertumbuhan kredit sampai dengan akhir tahun antara 7% hingga 10% pada tahun ini.

"Dengan tren pemulihan ekonomi yang terus berlanjut, dan transformasi yang kami lakukan sudah mulai menunjukkan hasil, maka kami pun berharap laba tahun ini mampu menembus rekor laba tertinggi sepanjang sejarah BNI," sebutnya.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1852 seconds (0.1#10.140)