Forum Kapnas Efektif Jadi Ruang Pamer Produk UMKM

Selasa, 02 Agustus 2022 - 20:00 WIB
loading...
Forum Kapnas Efektif Jadi Ruang Pamer Produk UMKM
UMKM mengapresiasi penyelenggaraan Forum Kapnas. FOTO/Istimewa
A A A
JAKARTA - Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mengapresiasi penyelenggaraan Forum Kapasitas Nasional (Kapnas) II 2022, termasuk rangkaian kegiatan Pra Forum yang diadakan di Surabaya, Batam, Sorong, Balikpapan, dan Palembang. Forum Kapnas II 2022 menjadi wadah efektif mempromosikan produk UMKM, serta membuka peluang kerja sama lebih luas antarsesama pelaku usaha.

"Setelah mengikuti Pra Forum Kapnas di Palembang pertengahan Juli lalu, pesanan batik kami naik tajam. Bahkan produk kami dipesan panitia untuk seragam hari pertama," kata Suraedah, pengurus UMKM Batik Idola saat ditemui dalam acara Forum Kapnas, di Jakarta, baru-baru ini.



Batik Idola adalah UMKM binaan Petro China, yang berlokasi di Tanjung Jabung Timur, Propinsi Jambi. Bersama 44 UMKM lainnya, Batik Idola memamerkan produk-produknya di ajang Forum Kapasitas Nasional II 2022, yang berlangsung di Jakarta Convention Center, pada 27-28 Juli 2022.

Batik Idola adalah UMKM binaan Petro China, yang berlokasi di Tanjung Jabung Timur, Propinsi Jambi. Bersama 44 UMKM lainnya, Batik Idola memamerkan produk-produknya di ajang Forum Kapasitas Nasional II 2022, yang berlangsung di Jakarta Convention Center, pada 27-28 Juli 2022.

Kehadiran 45 booth UMKM di Forum Kapnas 2022 menjadi etalase dampak berganda industri hulu migas dalam negeri. Menurut Corporate Communications Manager Pertamina Hulu Rokan (PHR) Sonitha Poernomo keberadaan UMKM PHR terbukti berperan besar membantu perputaran ekonomi daerah.

Di Riau, yang menjadi area kerja PHR, banyak UMKM binaan PHR tumbuh dan berkembang dan bahkan menjadi pemain utama usaha kuliner di Pekanbaru. Salah satu UMKM binaan PHR adalah Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu Riau. UMKM ini mewadahi sedikitnya 400 unit usaha kuliner, fashion dan kerajinan tangan.

Saat ini Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu Riau memiliki dua gerai utama di lokasi strategis di Pekanbaru, yakni di Jalan Jenderal Sudirman dan di Bandara Sultan Syarif Kasim II. Sonitha menerangkan, pendampingan UMKM yang dilakukan PHR selalu mengacu pada tiga hal, yakni pengembangan kapasitas manusia, pemberdayaan ekonomi, serta keselarasan interaksi dengan lingkungan sekitar.

"Kami terus mengupayakan supaya pelaku usaha kecil dan mikro yang kami dampingi bisa naik kelas dan mandiri secara ekonomi, sehingga mereka juga bisa memberdayakan orang-orang di sekitarnya," katanya.

Sejauh ini, PHR memiliki 560 mitra kerja, yang terdiri dari 247 mitra lokal di Riau, dan 213 mitra di luar Riau. Dari jumlah itu, tercatat ada 264 kontrak pengembangan usaha lokal (LBD). Delvi, salah satu pengusaha UMKM yang ada di bawah naungan Sentra Ekonomi Kreatif Melayu Riau mengungkapkan, pembinaan dan pendampingan usaha yang dilakukan PHR berperan besar dalam pengembangan usaha makanan pisang kipas yang digelutinya.

"Kami diajari membuat kemasan yang menarik, sehingga makanan yang kami buat tahan lama dan bisa dijadikan oleh-oleh," tuturnya.
Forum Kapnas Efektif Jadi Ruang Pamer Produk UMKM

Pada pelaksanaan Forum Kapnas II 2022 terdapat 28 booth operator migas (KKKS) dan 68 booth penyedia barang dan jasa (PBH) industri hulu migas. Beberapa dari perusahaan-perusahaan tersebut hadir sebagai pendukung utama dari sisi pembiayaan, seperti Pertamina Patra Niaga, Pertamina International Shipping dan China Oilfield Services Limited (COSL).

"Dukungan perusahaan berskala nasional dan global tersebut memperlihatkan besarnya dukungan mereka terhadap pengembangan kapasitas nasional. Bahkan perusahaan asing seperti COSL punya komitmen yang tinggi memaksimalkan potensi lokal dalam operasional mereka di Indonesia," jelas Erwin.

Hal ini pun diakui Health and Safety Environtment (HSE) Manager COSL, Indra Taufik, yang hadir mewakili perusahaan. Menurut Taufik, meskipun COSL merupakan BUMN milik Tiongkok, namun dalam operasionalnya tetap memprioritaskan pekerja lokal. Jumlah pekerja COSL saat ini sekitar 1.100 orang.



"Sekitar 75% sampai 80% pekerja lokal. Di internal perusahaan ada program pengembangan SDM, dan ini menunjukkan adanya komitmen untuk memperkuat kapasitas pekerja lokal. Sebagai penyedia beragam jasa aktivitas lapangan migas, COSL terus berupaya meningkatkan kandungan lokal, melalui peningkatan kapasitas pekerja lokal. Khusus di lapangan, semua pekerja COSL adalah WNI," jelas Taufik.

(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1103 seconds (0.1#10.140)