Kerja Sama Menerapkan Ekonomi Berkelanjutan
loading...
A
A
A
JAKARTA - CATUR Coffee Company, perusahaan eksportir kopi asal Indonesia, menjalin kerja sama dengan Bumiterra untuk mengurangi emisi karbon . Langkah ini merupakan bentuk dukungan dari CATUR Coffee Company terhadap Pemerintah Indonesia guna mencapai target penurunan emisi karbon sebesar 29% atau setara dengan 314 juta ton gas karbondioksida hingga 2030. Perjanjian kerja sama ini ditandatangani oleh Mikael Jasin dari CATUR Coffee Company dan Tara Lee Susanto selaku co-founder dari Bumiterra pada Selasa lalu (16/8/2022).
Co-founder sekaligus CEO dari CATUR Coffee Company Mikael Jasin mengatakan upaya menurunkan emisi karbon merupakan proyek berkelanjutan, yang mana akan tercapai dengan melibatkan semua pihak dari berbagai industri. Program ini akan dimulai pada September 2022 dengan target pengurangan hingga akhir tahun sebesar 40%. Selanjutnya, pada tahun 2023 perusahaan menetapkan pengurangan emisi karbon hingga 100%.
“Kegiatan ini diinisiasi atas meningkatnya jumlah Gas Rumah Kaca (GRK) yang diakibatkan oleh aktivitas energi dan industri, membuat Indonesia menjadi negara urutan keempat penyumbang emisi karbon terbesar di dunia. Komitmen pemerintah dalam mencapai target penurunan emisi karbon tentu memerlukan dukungan dari berbagai pihak termasuk di antaranya dari para pelaku industri,” ungkap Mikael, Kamis (18/8/2022).
Kerja sama antara CATUR Coffee Company dengan Bumiterra dimulai dengan penghitungan jejak karbon yang kemudian hasilnya digunakan sebagai kuantitas CO2--yang diperlukan untuk mengimbangkan emisi yang dihasilkan dari kegiatan operasional CATUR Coffee Company.
“Kerja sama ini diharapkan dapat membantu mengurangi dampak dari climate change di dunia khususnya Indonesia. Selain itu, CATUR Coffee Company juga memiliki goal untuk menjadi perusahaan yang carbon neutral,” sambung pria yang akrab disapa Miki ini.
Mikael mengatakan, Bumiterra pun memiliki tujuan yang serupa dengan CATUR Coffee Company dalam aspek ekonomi berkelanjutan. Dalam kerja sama ini, mereka akan membeli karbon kredit yang merupakan komoditi hasil komodifikasi yang dapat diperjualbelikan, yang mana satu karbon kredit setara dengan pengurangan atau penyerapan satu ton karbon dioksida dari udara.
Sebagai informasi, penanaman dan perlindungan pohon yang akan dilakukan oleh pihak CATUR Coffee Company berlokasi di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, yang didominasi dengan jenis tanah gambut. Kontribusi yang dimiliki oleh lahan gambut di Indonesia dalam penyerapan emisi karbon cukup besar. Diketahui lahan gambut mempunyai potensi untuk menyerap dan menampung hingga 30% emisi global. Hal ini membuat Kabupaten Katingan menjadi wilayah yang sesuai untuk menjalankan program tersebut.
Lebih dari itu, penanaman dan perlindungan pohon yang dilakukan oleh CATUR Coffee Company turut melindungi dan berkontribusi dalam pelestarian keanekaragaman spesies flora dan fauna yang ada di Kalimantan.
Co-founder sekaligus CEO dari CATUR Coffee Company Mikael Jasin mengatakan upaya menurunkan emisi karbon merupakan proyek berkelanjutan, yang mana akan tercapai dengan melibatkan semua pihak dari berbagai industri. Program ini akan dimulai pada September 2022 dengan target pengurangan hingga akhir tahun sebesar 40%. Selanjutnya, pada tahun 2023 perusahaan menetapkan pengurangan emisi karbon hingga 100%.
“Kegiatan ini diinisiasi atas meningkatnya jumlah Gas Rumah Kaca (GRK) yang diakibatkan oleh aktivitas energi dan industri, membuat Indonesia menjadi negara urutan keempat penyumbang emisi karbon terbesar di dunia. Komitmen pemerintah dalam mencapai target penurunan emisi karbon tentu memerlukan dukungan dari berbagai pihak termasuk di antaranya dari para pelaku industri,” ungkap Mikael, Kamis (18/8/2022).
Kerja sama antara CATUR Coffee Company dengan Bumiterra dimulai dengan penghitungan jejak karbon yang kemudian hasilnya digunakan sebagai kuantitas CO2--yang diperlukan untuk mengimbangkan emisi yang dihasilkan dari kegiatan operasional CATUR Coffee Company.
“Kerja sama ini diharapkan dapat membantu mengurangi dampak dari climate change di dunia khususnya Indonesia. Selain itu, CATUR Coffee Company juga memiliki goal untuk menjadi perusahaan yang carbon neutral,” sambung pria yang akrab disapa Miki ini.
Mikael mengatakan, Bumiterra pun memiliki tujuan yang serupa dengan CATUR Coffee Company dalam aspek ekonomi berkelanjutan. Dalam kerja sama ini, mereka akan membeli karbon kredit yang merupakan komoditi hasil komodifikasi yang dapat diperjualbelikan, yang mana satu karbon kredit setara dengan pengurangan atau penyerapan satu ton karbon dioksida dari udara.
Sebagai informasi, penanaman dan perlindungan pohon yang akan dilakukan oleh pihak CATUR Coffee Company berlokasi di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, yang didominasi dengan jenis tanah gambut. Kontribusi yang dimiliki oleh lahan gambut di Indonesia dalam penyerapan emisi karbon cukup besar. Diketahui lahan gambut mempunyai potensi untuk menyerap dan menampung hingga 30% emisi global. Hal ini membuat Kabupaten Katingan menjadi wilayah yang sesuai untuk menjalankan program tersebut.
Lebih dari itu, penanaman dan perlindungan pohon yang dilakukan oleh CATUR Coffee Company turut melindungi dan berkontribusi dalam pelestarian keanekaragaman spesies flora dan fauna yang ada di Kalimantan.
(uka)