Askrindo Syariah Jalin Kerjasama dengan Pegadaian
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah (Askrindo Syariah) meneken penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) dengan PT Pegadaian (Persero). Penandatanganan MoU tersebut dilakukan oleh Supardi Najamuddin selaku Direktur Pemasaran Askrindo Syariah dengan Damar Latri Setiawan selaku Direktur Jaringan, Operasi, dan Penjualan PT Pegadaian (Persero).
Direktur Pemasaran Askrindo Syariah, Supardi Najamuddin mengatakan, MoU ini akan menjadi Perjanjian Kerja Sama (PKS) Induk dan selanjutnya akan segera dilakukan penandatanganan untuk beberapa produk turunan antara lain penjaminan pembiayaan kepemilikan emas, penjaminan pembiayaan kendaraan bermotor, dan penjaminan pembiayaan multiguna.
"Dengan adanya MoU ini diharapkan akan lebih mempererat hubungan kerjasama antara kedua belah pihak dan dapat saling memberikan solusi baik bagi Askrindo Syariah maupun Pegadaian," ujarnya.
Supardi Najamuddin menambahkan, "Beberapa produk yang akan menjadi turunan dari kerjasama ini antara lain Penjaminan Pembiayaan gadai syariah (RAHN), Penjaminan Arrum Haji, Penjaminan Arrum BPKB serta Penjaminan untuk PNS yang ingin memiliki kendaraan bermotor serta penjualan emas batangan,".
Dengan jaringan yang luas Askrindo Syariah memiliki 32 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Berkat dukungan dari PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) selaku pemegang mayoritas saham Askrindo Syariah diharapkan tahun 2020 ini Askrindo Syariah dapat mencapai target perusahaan secara optimal.
"Selain kerjasama dengan beberapa lembaga keuangan syariah, untuk mencapai target ujroh yang telah ditetapkan kami sudah menyiapkan beberapa strategi antara lain meningkatkan subrogasi, meningkatkan penjaminan dalam bidang kesehatan, telekomunikasi, dan industri lain yang saat ini masih menguntungkan." Tambahnya.
Saat ini realisasi ujroh yang diperoleh Askrindo Syariah berasal dari beberapa produk, antara lain kafalah itu disumbang dari produk berbagai produk Kafalah Bank Garansi, Kafalah Pembiayaan Produktif, dan Kafalah Pembiayaan Konsumtif.
"Kami melihat kondisi pasar penjaminan saat ini ada beberapa harapan di beberapa industri yakni dibidang penjaminan pembiayaan produk kesehatan, telekmunikasi dan food processing. Saat ini bagaimana kita bisa meningkatkan inovasi produk dan kerjasama dengan berbagai instansi yang potensial serta efisiensi menjadi hal yang penting," jelasnya.
Direktur Pemasaran Askrindo Syariah, Supardi Najamuddin mengatakan, MoU ini akan menjadi Perjanjian Kerja Sama (PKS) Induk dan selanjutnya akan segera dilakukan penandatanganan untuk beberapa produk turunan antara lain penjaminan pembiayaan kepemilikan emas, penjaminan pembiayaan kendaraan bermotor, dan penjaminan pembiayaan multiguna.
"Dengan adanya MoU ini diharapkan akan lebih mempererat hubungan kerjasama antara kedua belah pihak dan dapat saling memberikan solusi baik bagi Askrindo Syariah maupun Pegadaian," ujarnya.
Supardi Najamuddin menambahkan, "Beberapa produk yang akan menjadi turunan dari kerjasama ini antara lain Penjaminan Pembiayaan gadai syariah (RAHN), Penjaminan Arrum Haji, Penjaminan Arrum BPKB serta Penjaminan untuk PNS yang ingin memiliki kendaraan bermotor serta penjualan emas batangan,".
Dengan jaringan yang luas Askrindo Syariah memiliki 32 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Berkat dukungan dari PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) selaku pemegang mayoritas saham Askrindo Syariah diharapkan tahun 2020 ini Askrindo Syariah dapat mencapai target perusahaan secara optimal.
"Selain kerjasama dengan beberapa lembaga keuangan syariah, untuk mencapai target ujroh yang telah ditetapkan kami sudah menyiapkan beberapa strategi antara lain meningkatkan subrogasi, meningkatkan penjaminan dalam bidang kesehatan, telekomunikasi, dan industri lain yang saat ini masih menguntungkan." Tambahnya.
Saat ini realisasi ujroh yang diperoleh Askrindo Syariah berasal dari beberapa produk, antara lain kafalah itu disumbang dari produk berbagai produk Kafalah Bank Garansi, Kafalah Pembiayaan Produktif, dan Kafalah Pembiayaan Konsumtif.
"Kami melihat kondisi pasar penjaminan saat ini ada beberapa harapan di beberapa industri yakni dibidang penjaminan pembiayaan produk kesehatan, telekmunikasi dan food processing. Saat ini bagaimana kita bisa meningkatkan inovasi produk dan kerjasama dengan berbagai instansi yang potensial serta efisiensi menjadi hal yang penting," jelasnya.
(akr)