Rieke Diah Pitaloka Buka Suara Soal Kenaikan Harga BBM Subsidi, Seperti Apa Bunyinya?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komisi VI DPR RI meminta pemerintah untuk tidak menaikkan harga bahan bakar minyak ( BBM ) bersubsidi. Kenaikan harga BBM subsidi merupakan masalah yang dapat melebar ke mana-mana.
"Ini masalah sensitif karena akan ada efek domino terhadap kenaikan harga bahan pokok yang merupakan wilayah Menteri Perdagangan (Mendag). Baru jadi menteri langsung menanggapi efek domino kenaikan harga BBM ke pangan," kata Anggota Komisi VI DPR Rieke Diah Pitaloka saat rapat kerja bersama Menteri BUMN dan Menteri Perdagangan, Rabu (24/8/2022).
Rieke menuturkan, dana subsidi termasuk energi yang sudah mencapai Rp502 triliun merupakan anggaran yang fantastis. Karena itu, ujarnya, perlu ada perbaikan agar data penerima subsidi akurat sehingga penerima subsidi benar-benar masyarakat miskin dan tidak mampu.
"Anggaran subsidi naik terus, tapi kok harga BBM subsidi malah naik? Mungkin saya yang butuh penjelasan. Dan, kalau data penerima subsidi belum akurat, saya menolak kenaikan harga BBM bersubsidi," kata Rieke.
Hal itu diamini anggota DPR RI Komisi VI Andre Rosiade yang meminta pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM subsidi. "Kita harap BBM jangan naik dulu," katanya.
Dia juga meminta pemerintah mempercepat penyelesaian masalah BBM bersubsidi, Pertalite yang diperkirakan habis di bulan September mendatang. Andre mengatakan kuota penyaluran Pertalite yang disetujui oleh pemerintah hanya 23 juta kiloliter, sementara pergerakan masyarakat mulai meningkat membuat kebutuhan akan BBM Pertalite mencapai 28 juta kiloliter per tahun.
Dia meminta usulan menaikkan kuota atau melakukan pengendalian pemakaian Pertalite ini diusulkan dalam Rapat Terbatas dengan Presiden Joko Widodo. Menurut Andre aturan pemakaian Pertalite diterapkan supaya lebih tepat sasaran, karena dia masih melihat mobil-mobil di atas Rp500 juta memakai BBM subsidi ini.
"Ini masalah sensitif karena akan ada efek domino terhadap kenaikan harga bahan pokok yang merupakan wilayah Menteri Perdagangan (Mendag). Baru jadi menteri langsung menanggapi efek domino kenaikan harga BBM ke pangan," kata Anggota Komisi VI DPR Rieke Diah Pitaloka saat rapat kerja bersama Menteri BUMN dan Menteri Perdagangan, Rabu (24/8/2022).
Rieke menuturkan, dana subsidi termasuk energi yang sudah mencapai Rp502 triliun merupakan anggaran yang fantastis. Karena itu, ujarnya, perlu ada perbaikan agar data penerima subsidi akurat sehingga penerima subsidi benar-benar masyarakat miskin dan tidak mampu.
"Anggaran subsidi naik terus, tapi kok harga BBM subsidi malah naik? Mungkin saya yang butuh penjelasan. Dan, kalau data penerima subsidi belum akurat, saya menolak kenaikan harga BBM bersubsidi," kata Rieke.
Hal itu diamini anggota DPR RI Komisi VI Andre Rosiade yang meminta pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM subsidi. "Kita harap BBM jangan naik dulu," katanya.
Dia juga meminta pemerintah mempercepat penyelesaian masalah BBM bersubsidi, Pertalite yang diperkirakan habis di bulan September mendatang. Andre mengatakan kuota penyaluran Pertalite yang disetujui oleh pemerintah hanya 23 juta kiloliter, sementara pergerakan masyarakat mulai meningkat membuat kebutuhan akan BBM Pertalite mencapai 28 juta kiloliter per tahun.
Dia meminta usulan menaikkan kuota atau melakukan pengendalian pemakaian Pertalite ini diusulkan dalam Rapat Terbatas dengan Presiden Joko Widodo. Menurut Andre aturan pemakaian Pertalite diterapkan supaya lebih tepat sasaran, karena dia masih melihat mobil-mobil di atas Rp500 juta memakai BBM subsidi ini.
(uka)