Harga BBM Bakal Naik, Bantalan Sosial Harus Dikawal Demi Jaga Daya Beli

Kamis, 01 September 2022 - 10:31 WIB
loading...
Harga BBM Bakal Naik,...
Kenaikan harga BBM diyakini sudah tidak dapat dihindari, namun di sisi lain pemerintah juga harus menjaga daya beli masyarakat. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) subsidi seperti Pertalite dan Solar menurut pengamat tidak dapat dihindari. Maka untuk menjaga daya beli , bantalan sosial disiapkan mulai dari bantuan tunai langsung (blt), bantuan subsidi upah (bsu) hingga subsidi transportasi.



Pengamat isu strategis nasional dan isu politik internasional, Prof. Imron Cotan menuturkan, bahwa kebijakan tersebut tepat dan dengan semangat gotong-royong Ia meyakini bangsa Indonesia akan keluar dari kesulitan ini sebagai bangsa pemenang.

“Apalagi dalam pelaksanaannya kementerian dan lembaga terkait menerapkan verifikasi yang ketat," ujar Imron dalam webinar bertema APBN Tertekan: BBM Subsidi Solusi atau Ilusi yang digelar Moya Institute.

Pembicara lainnya, mantan Ketua Wantimpres Sri Adiningsih menuturkan, penyesuaian harga BBM memang tidak dapat dihindari untuk menghindari ‘jebolnya’ APBN. Apalagi harga BBM di Indonesia tergolong rendah dibandingkan dengan negara lain.

“Tapi yang penting ketika terjadi penyesuaian harga BBM, pemerintah juga harus menjaga daya beli masyarakat, misalnya melalui bantuan tunai. Sebab penyesuaian harga BBM pasti berdampak terhadap kenaikan harga,” ucap Sri Adiningsih.

Sedangkan pengamat sosial UIN Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra menyambut baik rencana penyesuaian harga BBM diimbangi dengan jaminan pemerintah untuk mengucurkan bansos, agar ekonomi masyarakat tetap terjaga.

Kendati demikian, Azyumardi mengimbau, supaya penyaluran bansos benar-benar tepat sasaran. Bahkan, imbuh Azyumardi, masyarakat yang tidak terjangkau bansos juga bisa dibantu dengan upaya filantropi.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Marsudi Syuhud mengungkapkan, dengan penyesuaian harga BBM ini maka APBN diharapkan dapat lebih difokuskan bagi komponen masyarakat yang benar-benar memerlukan bantuan.

“Jadi sejauh mana kemaslahatan penyesuaian harga BBM ini tercipta bagi kehidupan mayoritas masyarakat, yang paling membutuhkan. Bukan dinikmati oleh kelompok yang sudah mampu,” tukas Marsudi.



Direktur Eksekutif Moya Institute Heri Sucipto mengungkapkan, harga minyak mentah dunia terus meroket, sehingga diperlukan langkah-langkah antisipasi dengan merumuskan kebijakan publik yang tepat. Heri menjelaskan, formulasi kebijakan publik tentang penyesuaian harga BBM tentu saja harus lepas dari kepentingan politik.

Terkait dengan melonjaknya harga BBM, pemerintah telah menghabiskan anggaran subsidi Rp502 Triliun, yang diperkirakan akan merangkak naik Rp698 Triliun sampai akhir tahun, jika diteruskan.

"Hal ini tidak dapat dipertahankan, jika Indonesia ingin terbebas dari krisis yang menimpa seluruh negara di dunia ini," pungkas Heri.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1222 seconds (0.1#10.140)