Menteri ESDM: Setiap Hari Rp1,2 Triliun Jadi Asap
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, bahwa konsumsi bahan bakar minyak (BBM) masyarakat setiap harinya mencapai 800.000 barel, dan jika dirupiahkan senilai Rp1,2 triliun.
"Jadi kalau kita hitung satu liter BBM sepeda motor per hari di Indonesia ini, kita membakar 800 ribu barel minyak. Kalau harga minyak sekarang USD100, kita sudah tiap hari kita bakar USD80 juta, (itu) Rp1,2 triliun kita jadikan asap," kata Arifin membuka parade konversi sepeda motor BBM ke listrik di Central Parkir ITDC di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (1/9/2022).
Menteri ESDM menuturkan, untuk saat ini pemerintah terpaksa harus mengimpor minyak mentah dan juga mengimpor BBM untuk mencukupi kebutuhan negeri sendiri. Karena sumber minyak di Indonesia umumnya sudah tua dan produksinya menurun.
"Kita harus upayakan bisa memompa lagi. Tapi untuk memompa itu tidak cepat membutuhkan waktu. Mulai dari penemuan sampai dengan produksi paling tidak butuh waktu 7 sampai 10 tahun," bebernya.
"Jadi kalau ke depannya pertumbuhan konsumsi kebutuhan sepeda motor di Indonesia ini sekitar 6 juta unit sampai 8 juta unit. Kita lihat nanti 10 tahun mendatang, berapa kita harus mengeluarkan anggaran untuk bisa memenuhi kebutuhan BBM-nya," tururnya.
Menurut dia kebutuhan tersebut bisa diatasi dengan adanya inovasi menuju kendaraan listrik akan lebih hemat dan juga menumbuhkan industri baru dan menyerap tenaga kerja.
"Jadi ini akan menumbuhkan industri baru dan juga akan menyerap tenaga kerja baru. Dan semuanya akan dialirkan secara nasional. Kita punya bahan mineral yang bisa dipakai untuk membuat baterai, kita punya mikel, kita punya tembaga dan lain sebagainya," ujarnya.
"Itu sekarang sedang diupayakan untuk diproses dari bahan mentah menjadi bahan jadi. Dan tidak hanya motor, tetapi juga akan masuk ke industri kendaraan roda empat dan selanjutnya Indonesia punya target 0 emisi (co2) di tahun 2060," lanjutnya.
Dalam acara tersebut, sejumlah kendaraan yang dipamerkan adalah hasil konversi dari mesin yang tadinya menggunakan BBM menjadi mesin yang menggunakan penggerak baterai listrik.
"Di Indonesia, sekarang ada 120 juta sepeda motor, beberapa contoh yang ada di sini sepeda motor buatan tahun 2004 dan sesudah dikonversi, kita lihat juga bagus," bebernya.
Menteri ESDM memastikan masyarakat Bali akan menjadi role model untuk berpartisipasi menggunakan konversi sepeda motor listrik.
"Kita ada 120 juta motor, di Bali ada satu juta katanya. Mungkin Bali duluan yang kita coba ajak masyarakat untuk partispasi konversi atau (sepeda motor) listrik ini," katanya.
Arifin juga menerangkan, untuk kesiapan infrastruktur sepeda motor konversi kalau yang dipakai komersial sepeda motor listrik ada stasiun pengisian sistem ganti baterai atau sistem swap dengan ganti baterai.
"Itu juga jaraknya bisa lebih jauh. Kemudian, biaya cuman Rp10 ribu seharian dipakai ke mana saja. Misalnya, habis di tengah jalan bisa (diganti lagi) karena pakai sistem token. Makanya ifrastruktur kita mulai dari sekarang, supaya ke depannya itu bisa dirasakan oleh masyarakat dan juga untuk kita semua. Karena emisinya (Co2) bisa kita turunkan jauh," katanya.
Selain itu, menurutnya untuk harga sepeda motor konversi lebih terjangkau atau murah ketimbang membeli sepeda motor dengan bahan bakar BBM.
"Itu Rp14 juta kalau konversi, sekarang beli motor baru berapa, Rp 20 juta. Terus kemudian dia keluar ongkos setiap hari untuk bensin yang lebih mahal, mungkin pengertian-pengertian ini harus kita sosialisasikan ke masyarakat," pungkasnya.
"Jadi kalau kita hitung satu liter BBM sepeda motor per hari di Indonesia ini, kita membakar 800 ribu barel minyak. Kalau harga minyak sekarang USD100, kita sudah tiap hari kita bakar USD80 juta, (itu) Rp1,2 triliun kita jadikan asap," kata Arifin membuka parade konversi sepeda motor BBM ke listrik di Central Parkir ITDC di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (1/9/2022).
Baca Juga
Menteri ESDM menuturkan, untuk saat ini pemerintah terpaksa harus mengimpor minyak mentah dan juga mengimpor BBM untuk mencukupi kebutuhan negeri sendiri. Karena sumber minyak di Indonesia umumnya sudah tua dan produksinya menurun.
"Kita harus upayakan bisa memompa lagi. Tapi untuk memompa itu tidak cepat membutuhkan waktu. Mulai dari penemuan sampai dengan produksi paling tidak butuh waktu 7 sampai 10 tahun," bebernya.
"Jadi kalau ke depannya pertumbuhan konsumsi kebutuhan sepeda motor di Indonesia ini sekitar 6 juta unit sampai 8 juta unit. Kita lihat nanti 10 tahun mendatang, berapa kita harus mengeluarkan anggaran untuk bisa memenuhi kebutuhan BBM-nya," tururnya.
Menurut dia kebutuhan tersebut bisa diatasi dengan adanya inovasi menuju kendaraan listrik akan lebih hemat dan juga menumbuhkan industri baru dan menyerap tenaga kerja.
"Jadi ini akan menumbuhkan industri baru dan juga akan menyerap tenaga kerja baru. Dan semuanya akan dialirkan secara nasional. Kita punya bahan mineral yang bisa dipakai untuk membuat baterai, kita punya mikel, kita punya tembaga dan lain sebagainya," ujarnya.
"Itu sekarang sedang diupayakan untuk diproses dari bahan mentah menjadi bahan jadi. Dan tidak hanya motor, tetapi juga akan masuk ke industri kendaraan roda empat dan selanjutnya Indonesia punya target 0 emisi (co2) di tahun 2060," lanjutnya.
Dalam acara tersebut, sejumlah kendaraan yang dipamerkan adalah hasil konversi dari mesin yang tadinya menggunakan BBM menjadi mesin yang menggunakan penggerak baterai listrik.
"Di Indonesia, sekarang ada 120 juta sepeda motor, beberapa contoh yang ada di sini sepeda motor buatan tahun 2004 dan sesudah dikonversi, kita lihat juga bagus," bebernya.
Menteri ESDM memastikan masyarakat Bali akan menjadi role model untuk berpartisipasi menggunakan konversi sepeda motor listrik.
"Kita ada 120 juta motor, di Bali ada satu juta katanya. Mungkin Bali duluan yang kita coba ajak masyarakat untuk partispasi konversi atau (sepeda motor) listrik ini," katanya.
Arifin juga menerangkan, untuk kesiapan infrastruktur sepeda motor konversi kalau yang dipakai komersial sepeda motor listrik ada stasiun pengisian sistem ganti baterai atau sistem swap dengan ganti baterai.
"Itu juga jaraknya bisa lebih jauh. Kemudian, biaya cuman Rp10 ribu seharian dipakai ke mana saja. Misalnya, habis di tengah jalan bisa (diganti lagi) karena pakai sistem token. Makanya ifrastruktur kita mulai dari sekarang, supaya ke depannya itu bisa dirasakan oleh masyarakat dan juga untuk kita semua. Karena emisinya (Co2) bisa kita turunkan jauh," katanya.
Selain itu, menurutnya untuk harga sepeda motor konversi lebih terjangkau atau murah ketimbang membeli sepeda motor dengan bahan bakar BBM.
"Itu Rp14 juta kalau konversi, sekarang beli motor baru berapa, Rp 20 juta. Terus kemudian dia keluar ongkos setiap hari untuk bensin yang lebih mahal, mungkin pengertian-pengertian ini harus kita sosialisasikan ke masyarakat," pungkasnya.
(akr)