IATA Makin Cemerlang, Pertambangan Salah Satu Bisnis Inti MNC Group

Sabtu, 17 September 2022 - 18:02 WIB
loading...
IATA Makin Cemerlang,...
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengatakan IATA sukses mentransformasi bisnisnya dari sektor transportasi udara menjadi operasi tambang dan energi. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - PT MNC Energy Investments Tbk ( IATA ) terus membukukan pencapaian gemilang. Perseroan yang fokus pada pertambangan serta produksi energi, perdagangan dan infrastruktur tersebut menjadi salah satu bisnis inti MNC Group .

Baca juga: Kinerja IATA Gemilang, Komitmen Terus Tingkatkan Produksi Batu Bara

“PT MNC Energy Investments Tbk (IATA), bagian dari MNC Group, fokus pada pertambangan dan produksi energy, perdagangan dan infrastruktur. Saat ini, pertambangan dan energi merupakan salah satu bisnis inti MNC Group,” ujar Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo, Sabtu (17/09/2022). “Congrats untuk tim manajemen IATA, yang sukses mentransformasi bisnis IATA dari sektor transportasi udara menjadi operasi tambang dan energi,” imbuh Hary seraya memberikan apresiasi.

Pada laporan H1-22, laba IATA meroket ditopang kenaikan harga batu bara. Ke depan, perseroan berkomitmen untuk terus meningkatkan produksi batu bara.

“IATA mengumumkan laporan keuangan H1-22: rekor pendapatan sebesar USD84,5 juta dan laba bersih USD32,2 juta yang ditopang jumlah penjualan dan harga batu bara,” papar Hary beberapa waktu lalu.

Perseroan berkomitmen untuk terus meningkatkan produksi batu bara, yang mulai membuahkan hasil pada peningkatan laba bersih menjadi USD32,19 juta pada H1-2022, atau meningkat 735,49% dibandingkan dengan USD3,85 juta pada semester I 2021. Laba bersih naik 335,55% dari USD3,63 juta pada kuartal II 2021 menjadi USD15,80 juta pada kuartal II 2022.

Hary menambahkan, IATA juga menargetkan untuk mengungguli pencapaian ini di H2-22.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, Kamis (8/9/2022), laba bersih IATA juga tumbuh secara signifikan dari negatif USD1,70 juta menjadi positif USD32,19 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh permintaan tinggi untuk sumber daya energi seperti batu bara sebagai akibat dari negara-negara yang bergantung pada minyak dan gas berebut untuk mencari alternatif setelah mengalami kesulitan dalam mengamankan pasokan.



Dibandingkan dengan semester yang sama pada tahun 2021, pendapatan usaha meningkat tajam sebesar 254,36% atau USD84,50 juta pada semester I 2022 dari USD23,85 juta semester I 2021. Kenaikan juga dapat dilihat dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu, dari USD13,63 juta di kuartal II 2021 menjadi USD44,11 juta di kuartal II 2022 atau sebesar 223,61%.

(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1764 seconds (0.1#10.140)