Kinerja IATA Gemilang, Komitmen Terus Tingkatkan Produksi Batu Bara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Laba PT MNC Energy Investments Tbk ( IATA ) meroket ditopang kenaikan harga batu bara. Ke depan, perseroan berkomitmen untuk terus meningkatkan produksi batu bara.
“IATA mengumumkan laporan keuangan H1-22 : rekor pendapatan sebesar USD84,5 juta dan laba bersih USD32,2 juta yang ditopang jumlah penjualan dan harga batu bara,”ujar Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo , Kamis (8/9/2022).
Perseroan berkomitmen untuk terus meningkatkan produksi batu bara, yang mulai membuahkan hasil pada peningkatan laba bersih menjadi USD32,19 juta pada H1-2022, atau meningkat 735,49% dibandingkan dengan USD3,85 juta pada semester I 2021. Laba bersih naik 335,55% dari USD3,63 juta pada kuartal II 2021 menjadi USD15,80 juta pada kuartal II 2022.
Hary mengungkapkan, IATA juga menargetkan untuk mengungguli pencapaian ini di H2-22. “Harga batu bara yang tinggi diperkirakan akan bertahan sampai tahun depan,”imbuh Hary.
IATA melaporkan peningkatan antara semester I 2022 dan semester I 2021 menggunakan dua metode. Pertama, menggunakan jumlah aktual IATA per semester I 2021, sebelum konsolidasi PT Bhakti Coal Resources (BCR). Kedua, sesuai dengan PSAK 38 DK24 yang mengharuskan laporan keuangan disajikan secara proforma setelah BCR dikonsolidasikan.
Berdasarkan hasil aktual semester I 2021, perseroan melaporkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 1.734,35% dari USD4,61 juta pada semester I 2021 menjadi USD84,50 juta pada semester I 2022. Demikian pula, EBITDA perseroan tumbuh dari USD545.000 pada semester I 2021 menjadi USD44,72 juta pada semester I 2022 atau sekitar 8.098,60%.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, Kamis (8/9/2022), laba bersih IATA juga tumbuh secara signifikan dari negatif USD1,70 juta menjadi positif USD32,19 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh permintaan tinggi untuk sumber daya energi seperti batu bara sebagai akibat dari negara-negara yang bergantung pada minyak dan gas berebut untuk mencari alternatif setelah mengalami kesulitan dalam mengamankan pasokan.
Dibandingkan dengan semester yang sama pada tahun 2021, pendapatan usaha meningkat tajam sebesar 254,36% atau USD84,50 juta pada semester I 2022 dari USD23,85 juta semester I 2021. Kenaikan juga dapat dilihat dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu, dari USD13,63 juta di kuartal II 2021 menjadi USD44,11 juta di kuartal II 2022 atau sebesar 223,61%.
“IATA mengumumkan laporan keuangan H1-22 : rekor pendapatan sebesar USD84,5 juta dan laba bersih USD32,2 juta yang ditopang jumlah penjualan dan harga batu bara,”ujar Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo , Kamis (8/9/2022).
Perseroan berkomitmen untuk terus meningkatkan produksi batu bara, yang mulai membuahkan hasil pada peningkatan laba bersih menjadi USD32,19 juta pada H1-2022, atau meningkat 735,49% dibandingkan dengan USD3,85 juta pada semester I 2021. Laba bersih naik 335,55% dari USD3,63 juta pada kuartal II 2021 menjadi USD15,80 juta pada kuartal II 2022.
Hary mengungkapkan, IATA juga menargetkan untuk mengungguli pencapaian ini di H2-22. “Harga batu bara yang tinggi diperkirakan akan bertahan sampai tahun depan,”imbuh Hary.
IATA melaporkan peningkatan antara semester I 2022 dan semester I 2021 menggunakan dua metode. Pertama, menggunakan jumlah aktual IATA per semester I 2021, sebelum konsolidasi PT Bhakti Coal Resources (BCR). Kedua, sesuai dengan PSAK 38 DK24 yang mengharuskan laporan keuangan disajikan secara proforma setelah BCR dikonsolidasikan.
Berdasarkan hasil aktual semester I 2021, perseroan melaporkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 1.734,35% dari USD4,61 juta pada semester I 2021 menjadi USD84,50 juta pada semester I 2022. Demikian pula, EBITDA perseroan tumbuh dari USD545.000 pada semester I 2021 menjadi USD44,72 juta pada semester I 2022 atau sekitar 8.098,60%.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, Kamis (8/9/2022), laba bersih IATA juga tumbuh secara signifikan dari negatif USD1,70 juta menjadi positif USD32,19 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh permintaan tinggi untuk sumber daya energi seperti batu bara sebagai akibat dari negara-negara yang bergantung pada minyak dan gas berebut untuk mencari alternatif setelah mengalami kesulitan dalam mengamankan pasokan.
Dibandingkan dengan semester yang sama pada tahun 2021, pendapatan usaha meningkat tajam sebesar 254,36% atau USD84,50 juta pada semester I 2022 dari USD23,85 juta semester I 2021. Kenaikan juga dapat dilihat dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu, dari USD13,63 juta di kuartal II 2021 menjadi USD44,11 juta di kuartal II 2022 atau sebesar 223,61%.
(uka)