NFA Pastikan Pangan Tersedia dan Aman, Ini Daftar Komoditas yang Surplus

Selasa, 20 September 2022 - 08:01 WIB
loading...
NFA Pastikan Pangan Tersedia dan Aman, Ini Daftar Komoditas yang Surplus
Badan Pangan Nasional memastikan ketersediaan pangan di dalam negeri aman dan mencukupi. Foto/Dok Antara
A A A
JAKARTA - Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) memastikan ketersediaan pangan Indonesia dalam kondisi cukup di tengah potensi krisis pangan global.

Kondisi tersebut didasarkan pada perhitungan neraca pangan nasional serta tingginya potensi pangan lokal yang beragam dan masih berpeluang besar untuk terus dikembangkan sebagai subtitusi bagi pangan impor.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, krisis pangan memiliki tingkatan tertentu. Suatu negara dikategorikan mengalami krisis pangan apabila sudah tidak bisa menjangkau makanan, tidak ada makanan yang tersedia, bahkan sampai kekurangan gizi dan mengalami gizi buruk.

“Kita bersyukur, saat ini Indonesia tidak mengalami hal tersebut. Ketersediaan pangan, berdasarkan perhitungan Neraca Pangan Nasional menunjukan bahwa pangan nasional dalam kondisi tersedia dan aman,” paparnya dikutip dari keterangan resmi, Selasa (20/9/2022).



Prognosa Neraca Pangan Nasional mencatat, sampai dengan akhir Desember 2022 komoditas yang mengalami surplus antara lain beras sebanyak 7,5 juta ton, jagung 2,8 juta ton, kedelai 250 ribu ton, bawang merah 236 ribu ton, bawang putih 239 ribu ton.

Kemudian cabai besar 53 ribu ton, cabai rawit 72 ribu ton, daging ruminansia 58 ribu ton, daging ayam ras 903 ribu ton, telur ayam ras 191 ribu ton, gula konsumsi 806 ribu ton, dan minyak goreng 716 ribu ton.

Dari sejumlah komoditas tersebut beberapa terjamin stoknya setelah dilakukan importasi, seperti kedelai, bawang putih, daging ruminansia, dan gula konsumsi. Namun demikian, Arief mengajak semua pihak tetap waspada.

“Sesuai arahan Presiden RI, saat ini tugas kita adalah memitigasi kondisi dunia yang tidak menentu agar di sisa tahun ini dan di tahun 2023 tidak gelap seperti yang diperkirakan,” ujarnya.



Dia menjelaskan, mitigasi potensi krisisi pangan harus dimulai dari pendataan terkait stok awal, perkiraan produksi, serta angka kebutuhan atau konsumsi pangan, sehingga rencana anstisipasi dapat dilakukan lebih dini.

“Saat ini kami sudah rapikan dan integrasikan data-data pangan tersebut, baik yang bersumber dari BPS, Kementerian Pertaniaan, Kementerian Perdagangan, serta Kemenko Perekonomian. Semua tertuang dalam Neraca Pangan Nasional yang setiap minggu kami laporkan perkembangannya kepada Presiden,” tuturnya.

Langkah selanjutnya adalah mendorong keanekaragaman konsumsi. Arief berujar, masyarakat jangan bergantung kebutuhan konsumsi pada satu komoditas pokok saja.



Pasalnya, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, ditambah setiap daerah memiliki kekhasan masing-masing, termasuk kekhasan dalam hal konsumsi makanan pokok.

“Penganekaragaman konsumsi akan terus kami kampanyekan, melalui gerakan konsumsi pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman atau B2SA,” tandasnya.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2708 seconds (0.1#10.140)