Adu Harga Saham-saham Bank Besar Usai BI Naikkan Suku Bunga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kinerja saham perbankan dan keuangan kembali jadi sorotan usai Bank Indonesia (BI) mengerek BI 7-Days Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,25%. Selain mengerek suku bunga acuan, bank sentral juga menaikkan suku bunga deposit facility 50 bps menjadi 3,5% dan suku bunga lending facility sebesar 50 bps menjadi 5%.
Saham perbankan besar dengan kapitalisasi pasar (market caps) jumbo masih kompak mencatatkan penguatan sejak awal tahun atau secara year-to-date (YtD). Rata-rata saham emiten bank big caps tumbuh hingga double digit, namun juga ada yang melemah.
Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menjadi jawara, dengan penguatan 33,83% sejak awal tahun, disusul saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan penguatan 30,85%. Di posisi ketiga ada saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan return 15,36%, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan pertumbuhan 9,09% dan terakhir saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang sahamnya terkoreksi 13,61% sejak awal tahun.
Untuk BBNI sendiri, pergerakan saham sejalan dengan kinerja solid didorong pertumbuhan laba yang semakin kuat. Pada semester I 2022, perseroan membukukan laba bersih senilai Rp8,8 triliun, meningkat 75% secara tahunan (YoY).
Atas capaian kinerja yang sangat baik tersebut, saham BBNI semakin mendapat apresiasi yang positif dari investor di tengah meningkatnya inflow dana asing ke pasar saham nasional.
Pada perdagangan Jumat (23/9/2022), saham BBNI bergerak di zona hijau dengan rentang Rp8.975-Rp9.050. Hingga pukul 10.05 WIB, BBNI naik 25 poin atau 0,28% di level Rp9.025.
Selanjutnya ada BMRI, meski pada 10.08 WIB bergerak melemah 0,54%, saham BUMN ini bergerak menguat di rentang Rp9.150-Rp9.250.
Kemudian saham BBCA yang hari ini terpantau sudah berada di zona merah sejak pembukaan perdagangan. BBCA per 10.10 WIB bergerak turun 25 poin atau 0,29% di level Rp8.450. BBCA berada di rentang Rp8.375 - Rp8.475 sebelum penutupan sesi I.
Untuk BBRI, senada seperti BBCA yang hari ini anjlok per 10.10 WIB turun 0,88%. Berada di level Rp4.520, saham BBRI bergerak melemah di rentang Rp4.520-Rp4.560.
Saham perbankan besar dengan kapitalisasi pasar (market caps) jumbo masih kompak mencatatkan penguatan sejak awal tahun atau secara year-to-date (YtD). Rata-rata saham emiten bank big caps tumbuh hingga double digit, namun juga ada yang melemah.
Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menjadi jawara, dengan penguatan 33,83% sejak awal tahun, disusul saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan penguatan 30,85%. Di posisi ketiga ada saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan return 15,36%, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan pertumbuhan 9,09% dan terakhir saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang sahamnya terkoreksi 13,61% sejak awal tahun.
Untuk BBNI sendiri, pergerakan saham sejalan dengan kinerja solid didorong pertumbuhan laba yang semakin kuat. Pada semester I 2022, perseroan membukukan laba bersih senilai Rp8,8 triliun, meningkat 75% secara tahunan (YoY).
Atas capaian kinerja yang sangat baik tersebut, saham BBNI semakin mendapat apresiasi yang positif dari investor di tengah meningkatnya inflow dana asing ke pasar saham nasional.
Pada perdagangan Jumat (23/9/2022), saham BBNI bergerak di zona hijau dengan rentang Rp8.975-Rp9.050. Hingga pukul 10.05 WIB, BBNI naik 25 poin atau 0,28% di level Rp9.025.
Selanjutnya ada BMRI, meski pada 10.08 WIB bergerak melemah 0,54%, saham BUMN ini bergerak menguat di rentang Rp9.150-Rp9.250.
Kemudian saham BBCA yang hari ini terpantau sudah berada di zona merah sejak pembukaan perdagangan. BBCA per 10.10 WIB bergerak turun 25 poin atau 0,29% di level Rp8.450. BBCA berada di rentang Rp8.375 - Rp8.475 sebelum penutupan sesi I.
Untuk BBRI, senada seperti BBCA yang hari ini anjlok per 10.10 WIB turun 0,88%. Berada di level Rp4.520, saham BBRI bergerak melemah di rentang Rp4.520-Rp4.560.
(uka)