Berharap Keran Ekspor Porang ke China Terbuka Lebih Lebar

Kamis, 29 September 2022 - 15:57 WIB
loading...
Berharap Keran Ekspor...
Para pelaku ekspor tepung porang Indonesia berharap keran ekspor ke China bisa segera dibuka lebar. Selain memiliki pangsa pasar yang sangat besar, ekspor tepung porang akan membantu penyerapan produksi umbi porang petani. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Pemerintah China meminta Indonesia untuk membuat surat permintaan resmi pembukaan pasar tepung porang . Permintaan itu mengundang tanya, pasalnya selama ini Indonesia telah mengekspor produk berupa terpung porang ke Negeri Tirai Bambu.



Keanehan itu dirasakan oleh Analis Perkarantinaan Tumbuhan Madya Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian, Aprida Cristin. Sambung Aprida menjelaskan, saat ini banyak eksportir tepung porang yang belum diloloskan izin ekspornya oleh Pemerintah China melalui General Administration of Customs of the People's Republic of China (GACC).

"Padahal selama ini kita sudah ekspor tepung porang (ke China), sekarang tiba-tiba (dilarang). GACC meminta kita menyiapkan surat resmi meminta dibukakan pasar. Itu sudah kita lakukan. Tinggal menunggu respons GACC," kata Aprida dalam diskusi daring Alinea Forum bertema “Strategi Menembus Pasar Ekspor Porang ke China” yang digelar Alinea.id, Rabu (28/9).

Saat ini, jelas Aprida, baru satu pelabuhan di China yang bisa menerima ekspor tepung porang dari Indonesia, yaitu di Shanghai. Sementara pintu masuk lainnya masih ditutup.

"Andaikan Pemerintah Tiongkok meminta protokol untuk tepung porang (dengan protokol yang sama dengan serpih porang), maka proses yang akan kita lalui adalah kurang lebih sama dengan serpih porang," kata dia.

Direktur PT Sanindo Porang Berkah, Dhian Rahadian menyatakan, para pelaku ekspor tepung porang Indonesia berharap keran ekspor ke China bisa segera dibuka lebar. Selain memiliki pangsa pasar yang sangat besar, ekspor tepung porang akan membantu penyerapan produksi umbi porang petani.

"Kalau ekspor tepung (ke China) dibuka, bisa salah satu solusi untuk penyerapan (porang)," kata Dhian dalam acara yang sama.



Selain ekspor ke China, Dhian berharap porang Indonesia dan produk turunannya bisa diekspor ke negara-negara lain di luar Asia. Juga digunakan di industri dalam negeri agar membantu penyerapan produksi umbi porang dari petani.

"Kebutuhan dunia akan porang itu bukan hanya makanan, tapi juga buat industri farmasi, industri kosmetik, high tech. Itu masih terbuka luas. Tidak usah khawartir akan pasar porang ke depan, mungkin (saat ini) belum ketemu buyer-nya saja," kata Dhian.

Berhasil Ekspor Porang ke China

PT Sanindo Porang Berkah telah lama mengekspor serpih porang (chips) kering ke China. Per 1 Juni 2020, Pemerintah China memutuskan secara sepihak dan mendadak untuk menutup pintu impor porang dari Indonesia.

Ini membuat eksportir porang Indonesia kehilangan pasar ekspor terbesar mereka, yaitu China. Sejauh ini, China menyerap sekitar 80% pasar serpih kering porah asal Indonesia.

Pemerintah China, jelas Aprida, tak memberikan alasan kala menutup impor tersebut. Menindaklanjuti hal itu, Pemerintah Indonesia yang diwakili Kementerian Pertanian (Kementan) dan Pemerintah China melalui The General Administration of Customs of The People’s Republic of China (GACC) bersepakat untuk menjalankan protokol persyaratan inspeksi dan karantina untuk ekspor serpih porang kering dari Indonesia ke China.

Protokol ini pun disepakati Kementan dan Administrasi Umum Bea Cukai Republik Rakyat Tiongkok pada 28 November 2021. Dhian Rahadian menceritakan, saat perusahaannya tak bisa mengekspor porang ke China, pihaknya pun dibantu oleh Kementan untuk mengikuti protokol inspeksi dan karantina ekspor porang ke China.

Sejumlah standarisasi dilakukan oleh PT Sanindo Porang Berkah untuk bisa kembali mengekspor ke China. “Registrasi awal kami dibantu Kementan untuk percepatan registrasi dan bisa buka pintu ekspor ke China. Ada standarisasi yang kami lakukan. Pertama, registrasi rumah kemas (packing house) oleh Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) dan kami lolos audit,” jelas Dhian.

Standarisasi berikutnya adalah registrasi Instalasi Karantina Tumbuhan (IKT) oleh Badan Karantina Pertanian (Barantan). Jika lolos audit akan memperoleh sertifikat SK IKT. Dhian menuturkan, usai lolos audit dan memperoleh sertifikat dari OKKPD dan IKT, kedua sertifikat ini kemudian dikirimkan ke GACC untuk diaudit langsung oleh China.

Pengiriman dua sertifikat ini untuk mendaftar pada GACC yang kemudian akan diperoleh ID jika telah lolos audit oleh China. “Ada juga syarat lain dari GACC, yaitu kebun harus tersertifikasi Good Agricultural Practicea (GAP) yang isinya terdapat panduan cara menanam, standarisasi pemupukan, kandungan pupuk, dan sebagainya,” tambah Dhian.

Verifikasi kebun untuk GAP, kata Dhian, dilakukan oleh dinas pertanian tingkat kabupaten yang kemudian dilanjutkan ke provinsi. Saat verifikasi, luas kebun yang tersertifikasi harus sesuai dengan porang yang dihasilkan. Jumlah itu harus sama dengan data yang dikirim ke GACC.

Luasan lahan yang diproses juga harus sama dengan jumlah porang yang diekspor. Misal, kata Dhian, lahan sehektare menghasilkan porang sekian ton. Data ini yang dikirim ke GACC. "Jadi traceability-nya jelas untuk mengetahui kalau ada kendala pada porang,” ungkap Dhian.

Perbedaan lain, jelas Dhian, sebelum penutupan ekspor, serpih porang yang dikeringkan di bawah sinar matahari masih bisa diterima China. Saat ini, China hanya menerima serpih porang yang dikeringkan menggunakan mesin pengering. PT Sanindo sudah bisa mengekspor serpih kering porang yang dikeringkan dengan mesin pengering itu.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2463 seconds (0.1#10.140)