Aturan Ribet, Ekspor Sarang Burung Walet ke China hanya 24% dari Total Produksi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia merupakan negara penghasil sarang burung walet terbesar di dunia. Jumlah produksi sarang burung walet Indonesia mencapai 80% dari total produksi dunia.
"Perwaletan Indonesia ini terbesar, 80% perwaletan dunia ada di Indonesia. Jadi produksi walet atau produsen walet terbesar 80% di dunia adalah Indonesia,” kata Rosi Amsari, Sekjen Asosiasi Peternak dan Pedagang Burung Walet Seluruh Indonesia, saat berdialog dengan Wapres Ma'ruf Amin di Gresik, Jawa Timur, Jumat (30/9/2022).
Rosi menambahkan, negara-negara lain yang serumpun, seperti Malaysia, Thailand, Vietnam dan sebagainya, produksi sarang burung waletnya hanya sekitar 10 sampai 20% saja. Mengutip data BPS dan Kementerian Perdagangan, lanjut Rosi, produksi sarang Walet Indonesia mencapai 1.500 ton per tahun.
Namun dari total itu hanya 360 ton atau 24% saja yang bisa diekspor ke China, negara yang notabene konsumen terbesar sarang burung walet. Kecilnya jumlah ekspor itu karena para pelaku usaha burung walet terkendala dengan aturan-aturan yang ada, aturan-aturan yang dianggap rumit.
“Yang bisa diekspor ke Tiongkok itu dengan aturan-aturan yang rumit itu hanya bisa 360 ton, mungkin datanya nanti bisa dikoreksi dari Kementan kira-kira apakah seperti itu,” katanya.
Rosi pun meminta kepada Wapres agar masalah ini diakomodasi sehingga bisa diatasi oleh pemerintah. Mengingat salah satu masalahnya adalah regulasi yang menghambat ekspor.
"Perwaletan Indonesia ini terbesar, 80% perwaletan dunia ada di Indonesia. Jadi produksi walet atau produsen walet terbesar 80% di dunia adalah Indonesia,” kata Rosi Amsari, Sekjen Asosiasi Peternak dan Pedagang Burung Walet Seluruh Indonesia, saat berdialog dengan Wapres Ma'ruf Amin di Gresik, Jawa Timur, Jumat (30/9/2022).
Rosi menambahkan, negara-negara lain yang serumpun, seperti Malaysia, Thailand, Vietnam dan sebagainya, produksi sarang burung waletnya hanya sekitar 10 sampai 20% saja. Mengutip data BPS dan Kementerian Perdagangan, lanjut Rosi, produksi sarang Walet Indonesia mencapai 1.500 ton per tahun.
Namun dari total itu hanya 360 ton atau 24% saja yang bisa diekspor ke China, negara yang notabene konsumen terbesar sarang burung walet. Kecilnya jumlah ekspor itu karena para pelaku usaha burung walet terkendala dengan aturan-aturan yang ada, aturan-aturan yang dianggap rumit.
“Yang bisa diekspor ke Tiongkok itu dengan aturan-aturan yang rumit itu hanya bisa 360 ton, mungkin datanya nanti bisa dikoreksi dari Kementan kira-kira apakah seperti itu,” katanya.
Rosi pun meminta kepada Wapres agar masalah ini diakomodasi sehingga bisa diatasi oleh pemerintah. Mengingat salah satu masalahnya adalah regulasi yang menghambat ekspor.
(uka)