Cegah Ukraina Jatuh, IMF Suntik Dana Rp19,7 Triliun
loading...
A
A
A
KIEV - Dewan eksekutif Dana Moneter Internasional atau IMF menyetujui untuk memberikan bantuan kepada Ukraina sebesar USD1,3 miliar atau setara Rp19,7 triliun (Kurs Rp15.155 per USD). Sementara itu para pemimpin Uni Eropa semakin dekat untuk membatasi harga gas Rusia sebagai langkah menghukum Presiden Vladimir Putin atas invasinya ke Ukraina.
Dana Moneter Internasional pada hari Jumat mengatakan, dewan eksekutifnya telah setuju untuk menyediakan USD1,3 miliar untuk membantu kewajiban neraca pembayaran Ukraina.
"Lebih dari tujuh bulan setelah dimulainya invasi Rusia ke Ukraina, korban kemanusiaan dan ekonomi sangat besar, menghasilkan kebutuhan pembiayaan fiskal dan eksternal yang besar dan mendesak," kata IMF dalam siaran pers-nya.
"Di tengah perpindahan penduduk besar-besaran dan penghancuran perumahan serta infrastruktur utama, PDB riil (Ukraina) diproyeksikan akan berkontraksi sebesar 3% pada tahun 2022 dibandingkan 2021 dan kebutuhan pembiayaan tetap sangat besar," tambah IMF.
IMF menilai Ukraina layak mendapat kredit besar karena telah mempertahankan tingkat stabilitas keuangan makro yang penting di tengah perang dengan Rusia .
Sementara itu sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah memberikan sinyal soal bantuan IMF tersebut. Selain IMF, pada pekan lalu Bank Dunia juga menggelontorkan bantuan USD530 juta kepada Ukraina untuk memenuhi kebutuhan mendesak yang diakibatkan oleh invasi Rusia.
"Bank mengatakan telah memobilisasi hampir USD13 miliar dana darurat untuk Ukraina, USD11 miliar di antaranya telah dicairkan," kata bank tersebut dalam pernyataan mereka.
Ditambah Kongres AS juga sepakat memberikan paket bantuan baru senilai USD12,3 miliar untuk Ukraina, termasuk USD3,7 miliar dalam peralatan militer. Amerika Serikat telah memberikan total USD65 miliar kepada Kyiv sejak Rusia menginvasi pada Februari.
Dana Moneter Internasional pada hari Jumat mengatakan, dewan eksekutifnya telah setuju untuk menyediakan USD1,3 miliar untuk membantu kewajiban neraca pembayaran Ukraina.
"Lebih dari tujuh bulan setelah dimulainya invasi Rusia ke Ukraina, korban kemanusiaan dan ekonomi sangat besar, menghasilkan kebutuhan pembiayaan fiskal dan eksternal yang besar dan mendesak," kata IMF dalam siaran pers-nya.
"Di tengah perpindahan penduduk besar-besaran dan penghancuran perumahan serta infrastruktur utama, PDB riil (Ukraina) diproyeksikan akan berkontraksi sebesar 3% pada tahun 2022 dibandingkan 2021 dan kebutuhan pembiayaan tetap sangat besar," tambah IMF.
IMF menilai Ukraina layak mendapat kredit besar karena telah mempertahankan tingkat stabilitas keuangan makro yang penting di tengah perang dengan Rusia .
Sementara itu sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah memberikan sinyal soal bantuan IMF tersebut. Selain IMF, pada pekan lalu Bank Dunia juga menggelontorkan bantuan USD530 juta kepada Ukraina untuk memenuhi kebutuhan mendesak yang diakibatkan oleh invasi Rusia.
"Bank mengatakan telah memobilisasi hampir USD13 miliar dana darurat untuk Ukraina, USD11 miliar di antaranya telah dicairkan," kata bank tersebut dalam pernyataan mereka.
Ditambah Kongres AS juga sepakat memberikan paket bantuan baru senilai USD12,3 miliar untuk Ukraina, termasuk USD3,7 miliar dalam peralatan militer. Amerika Serikat telah memberikan total USD65 miliar kepada Kyiv sejak Rusia menginvasi pada Februari.
(akr)