IMF Nyalakan Tanda Bahaya, Dunia Gelap Resesi di Mana-mana

Jum'at, 07 Oktober 2022 - 08:10 WIB
loading...
IMF Nyalakan Tanda Bahaya,...
IMF memproyeksikan dunia gelap berpotensi terjadi resesi di mana-mana. FOTO/dok.SINDOnews
A A A
WASHINGTON DC - Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) akan menurunkan proyeksi terhadap pertumbuhan global 2,9% pada 2023. Managing Director IMF Kristalina Georgieva menyatakan bahwa risiko resesi terus meningkat dan terjadi ketidakstabilan keuangan.

Georgieva mengatakan prospek ekonomi global gelap akibat guncangan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, invasi Rusia ke Ukraina dan bencana iklim di semua benua dapat menjadi lebih buruk.

"Kita sedang mengalami perubahan mendasar dalam ekonomi global, dari dunia yang relatif dapat diprediksi ... ke dunia dengan lebih banyak kerapuhan - ketidakpastian yang lebih besar, volatilitas ekonomi yang lebih tinggi, konfrontasi geopolitik, dan bencana alam yang lebih sering dan menghancurkan," katanya dalam pidato di Universitas Georgetown dikutip Reuters, Jumat (7/10/2022).



Georgieva mengatakan tatanan lama, yang ditandai dengan kepatuhan pada aturan global, suku bunga rendah dan inflasi rendah, memberikan jalan kepada tatanan di mana negara mana pun dapat terlempar keluar jalur dengan lebih mudah dan lebih sering.

Dia mengatakan semua ekonomi terbesar di dunia, yakni Eropa, China dan Amerika Serikat sekarang melambat mengurangi permintaan ekspor dari negara-negara berkembang yang sudah terpukul keras oleh harga pangan dan energi yang tinggi.

IMF akan menurunkan perkiraan pertumbuhan 2023 dari 2,9%, revisi penurunan keempat tahun ini, ketika merilis World Economic Outlook minggu depan. Pemberi pinjaman global akan membiarkan perkiraan saat ini untuk pertumbuhan 3,2% pada tahun 2022 tidak berubah, katanya, dan tidak memberikan angka untuk perkiraan baru tahun 2023.



Perang di Ukraina dan risiko ekonomi global akan mendominasi pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia minggu depan di Washington, yang mempertemukan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari seluruh dunia. IMF memperkirakan bahwa negara-negara yang menyumbang sekitar sepertiga dari ekonomi dunia akan mengalami kontraksi setidaknya dua kuartal berturut-turut tahun ini atau tahun depan.

"Dan, bahkan ketika pertumbuhan positif, itu akan terasa seperti resesi karena pendapatan riil menyusut dan harga naik," katanya.

Secara keseluruhan, IMF memperkirakan output global menyusut sebesar USD4 triliun periode 2022-2026. "Itu kira-kira sebesar ekonomi Jerman terjadi kemunduran besar-besaran," kata dia.

(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1434 seconds (0.1#10.140)