Program Agregator Dinilai Mampu Akselerasi UMK Naik Kelas

Senin, 10 Oktober 2022 - 10:42 WIB
loading...
Program Agregator Dinilai Mampu Akselerasi UMK Naik Kelas
Sistem agregator sebagai pendekatan baru dari pemerintah dalam membina dan mengakselerasi UMKM diyakini dapat membantu pelaku usaha naik kelas. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Pemerintah menerapkan sistem agregator sebagai pendekatan baru dalam membina dan mengakselerasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar naik kelas. Dengan konsep ini, pembinaan usaha tidak lagi dilakukan satu per satu, melainkan dengan menciptakan ekosistem bisnis yang bisa mengatasi berbagai persoalan yang kerap ditemui pelaku usaha.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menjelaskan, pelaku UMKM didorong bermitra dengan usaha besar agar masuk dalam rantai produksi global (global value chain). Hal ini diyakini akan meningkatkan peluang UMKM untuk naik kelas. "Pemerintah terus mendorong agar UMKM memasuki rantai pasok dengan mengoneksikan para pelaku usaha dalam sistem aggregator. Dengan demikian, pembinaan UMKM ke depan tidak lagi dilakukan satu per satu," tuturnya, belum lama ini.



Untuk mendukung kebijakan pemerintah tersebut, PT Pertamina (Persero) memiliki program berupa Pertapreneur Aggregator Program sebagai ruang sinergi usaha menengah kecil (UMK). Peserta program ini sebanyak 100 UMK yang telah melewati proses kurasi dari 200 lebih peserta UMK Academy 2022. Mitra binaan yang terpilih menjadi agregator akan merangkul UMK lain dalam rantai bisnis yang dikembangkannya.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati meresmikan kick off UMK Academy dan Pertapreneur Aggregator pada Agustus 2022. Pertamina berharap mitra binaan yang menjadi Pertapreneur Aggregator tidak hanya memiliki brand yang kuat, tetapi juga memberikan manfaat bagi UMK di sekitarnya.

Selain itu, Pertamina juga mendorong inovasi yang dapat mendukung mitra binaan mendapatkan dan memiliki entrepreneurial value. Pertamina menginisiasi kolaborasi UMK satu dengan UMK atau mitra lain dalam pengembangan usaha yang saling menguntungkan.

Pengembangan UMK diyakini dapat dipercepat dengan fokus dukungan pada peningkatan empat karakteristik, yakni kepercayaan, pertumbuhan, daya saing dan kolaborasi. Pertamina menumbuhkan tingkat percaya diri UMK dengan mendukung kemudahan berbisnis dan mempromosikan entrepreurial mindset. Untuk pertumbuhan, Pertamina memfasilitas akses ke pasar global dan memberikan bantuan teknis yang dapat mendorong inovasi dan produksi finansial untuk ekspansi.

Pertamina juga berupaya menciptakan UMK berdaya saing global dengan menyediakan infrastruktur bisnis serta secara aktif mendukung produktivitas dan penetrasi teknologi. Selain itu, BUMN energi terintegrasi ini mendukung UMKM saling berkolaborasi menggabungkan kekuatan sebagai kunci sukses di pasar domestik maupun global.

Konsul Jendral Indonesia di Shanghai Denny W Kurnia mengungkapkan, pasar China merupakan potensi yang bisa dimanfaatkan UMK yang dibina Pertamina. Untuk sukses mengekspor ke negara itu, kata dia, perusahaan harus memperhatikan kapasitas suplai yang dimilikinya.

"Karena pengekspor dengan suplai sedikit akan menjadi tidak efisien. Market kebutuhan dan permintaan selangit karena pasarnya besar. Kalau sedikit, tersendat suplainya, tidak akan prospektif," jelas Denny dalam keterangannya, Senin (10/10/2022).



Dia menuturkan, Pertamina dapat mengikutkan UMK binaannya dapat mengikuti tata cara yang sudah ada, seperti memanfaatkan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC). "Bisa berkoordinasi dengan yang ada di Shanghai, atau atase perdagangan, mereka akan punya daftar orang-orang yang biasa memfasilitasi, semacam agen. Untuk bisa masuk pasar China dengan ribuan distributor, yang paling mudah dengan agen. Mereka menarik fee, tapi tidak apa-apa," paparnya.

Menurut dia, barang apapun kalau memiliki keunikan akan bisa diterima pasar China. Menurut Denny, produk UMK yang memiliki prospek adalah makanan atau perhiasan yang unik. Sementara untuk kain atau barang kerajinan agak susah diterima masyarakat karena harga di China lebih kompetitif. "Jadi, keberhasilan ekspor menyangkut produk UMKM harus dalam satu tim besar, dalam satu tim skala produksi besar yang unik. Tidak perlu kuatir, kalau produknya unik, tidak ada kompetitor maka barang akan laku," jelasnya.

Sementara, Duta Besar Indonesia untuk Qatar Ridwan Hasan mengatakan, pasar Timur Tengah sangat potensial untuk ditembus produk UMKM. Produk yang dapat diterima pasar Qatar menurutnya bisa berupa perhiasan, makanan dan minuman, produk kayu, kosmetik atau peralatan kesehatan dan hospitality. "Celah masuk lewat pameran-pameran. Namun, untuk masuk ke pasar Timur Tengah butuhkan strategi yang matang karena menyangkut biaya logistik yang mahal," tuturnya.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2503 seconds (0.1#10.140)