Inflasi Bakal Makin Mencekik, Ada Saran IMF Buat RI

Minggu, 16 Oktober 2022 - 07:35 WIB
loading...
Inflasi Bakal Makin...
IMF menyarankan bank sentral di Asia memperketat kebijakan moneter untuk meredam puncak inflasi diproyeksikan terjadi pada akhir tahun ini. FOTO/dok.SINDOnews
A A A
WASHINGTON D.C - Dana Moneter Internasional (IMF) meminta sebagian besar bank sentral di seluruh Asia untuk memperketat kebijakan moneter mereka untuk menurunkan inflasi yang telah melesat jauh di atas perkiraan. Krishna Srinivasan, direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF, pada hari Kamis (13/10), mengatakan bahwa saran tersebut dikecualikan untuk China dan Jepang karena inflasi tidak meningkat setajam negara Asia lain.



Pada konferensi pers pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Washington, Srinivasan menyebut China dan Jepang mengalami pemulihan ekonomi yang lebih lemah dan pengenduran yang terjadi pun tetap substansial. Selain dua raksasa ekonomi dunia itu, Srinivasan menyebut banyak mata uang Asia yang telah terdepresiasi cukup tajam sebagai buntut dari pengetatan moneter AS. Kebijakan moneter AS kini menyebabkan melebarnya perbedaan suku bunga dan mendongkrak biaya impor bagi negara-negara Asia yang terkait.

"Depresiasi nilai tukar yang besar dapat menyebabkan inflasi yang lebih tinggi dan persistensi yang lebih besar. Terutama jika suku bunga global naik lebih kuat dan memerlukan pengetatan kebijakan moneter yang lebih cepat di Asia," ungkap Srinivasan, seperti dikutip Reuters, Minggu (16/10/2022).

Depresiasi mata uang yang besar dan kenaikan suku bunga juga dapat memicu tekanan keuangan di negara-negara Asia dengan utang yang tinggi. Srinivasan menambahkan, untuk saat ini IMF masih berpandangan bahwa inflasi akan mencapai puncaknya pada akhir tahun. "Asia kini menjadi debitur terbesar di dunia selain menjadi penabung terbesar. Beberapa negara juga berisiko tinggi mengalami debt distress," lanjutnya.



Sementara itu, Sanjaya Panth, wakil direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF, kepada Reuters menjelaskan bahwa saat ini sebagian besar kenaikan utang Asia terkonsentrasi di China, tapi juga terlihat di beberapa dengan ekonomi kuat lain.

(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Inflasi Ramadan Tembus...
Inflasi Ramadan Tembus 1,65%, Dipicu Kenaikan Tarif Listrik dan Bumbu Dapur
IMF Abaikan Ancaman...
IMF Abaikan Ancaman Resesi dari Kebijakan Tarif Trump
Tolak Kripto jadi Alat...
Tolak Kripto jadi Alat Pembayaran, Bos Bank Sentral Rusia: Sangat Fluktuatif
Tok, BI Tahan Suku Bunga...
Tok, BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 5,75%
Waketum Kadin James...
Waketum Kadin James Riady: Tak Ada Negara yang Lebih Baik dari Indonesia
Daya Beli Masyarakat...
Daya Beli Masyarakat Tetap Kuat, BI: Tidak Turun-turun Amat
Gubernur Bank Sentral...
Gubernur Bank Sentral China: Yuan Stabil Jadi Kunci Stabilitas Keuangan Global
Kompak Buang Dolar AS,...
Kompak Buang Dolar AS, Indonesia dan China Lanjutkan Dedolarisasi
CEO Goldman Sachs Membaca...
CEO Goldman Sachs Membaca Arah Suku Bunga Fed di 2025
Rekomendasi
Strategi Komunikasi...
Strategi Komunikasi Internal yang Efisien melalui Town Hall Meetings Terintegrasi
Bangsa di Balik Jeruji...
Bangsa di Balik Jeruji Besi: Mengapa Israel Penjarakan 10.000 Warga Palestina?
Tes Online Rekrutmen...
Tes Online Rekrutmen Bersama BUMN 2025 Dimulai Hari Ini, Simak 5 Hal Penting Berikut
Berita Terkini
Perang Dagang Menggila,...
Perang Dagang Menggila, Trump Targetkan Kapal-kapal China usai Beijing Boikot LNG AS
45 menit yang lalu
Lindungi Aset Bisnis,...
Lindungi Aset Bisnis, Nawakara Tawarkan Sistem ISS Berbasis Risiko
10 jam yang lalu
Tarif Trump Bikin Banyak...
Tarif Trump Bikin Banyak Negara Makin Semangat Gabung BRICS
11 jam yang lalu
Strategi Investasi Penting...
Strategi Investasi Penting Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Global
11 jam yang lalu
Jaga Pertumbuhan Ekonomi...
Jaga Pertumbuhan Ekonomi Biru, Kadin-KKP Mitigasi Dampak Tarif Trump
12 jam yang lalu
Pemerintah Bentuk Satgas...
Pemerintah Bentuk Satgas PHK Hadapi Dampak Perang Tarif
13 jam yang lalu
Infografis
Donald Trump Marah Besar...
Donald Trump Marah Besar kepada Vladimir Putin, Ada Apa?
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved