Pemerintah Siapkan Rp747 Triliun untuk Jaga Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mendorong Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN ) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2022 diarahkan untuk melakukan belanja produks dalam negeri sebagai katalis pertumbuhan ekonomi dan menjaga inflasi.
“Kita akan menggunakan APBN dan APBD betul-betul untuk belanja produksi dalam negeri. Ini harus kita dorong. Tidak kurang Rp747 triliun belanja APBN dan APBD yang dapat digunakan untuk produk-produk dalam negeri,” ujar Suahasil secara daring, dikutip Selasa (18/10/2022).
Potensi anggaran sebesar Rp747 triliun untuk belanja produk dalam negeri tersebut terdiri dari Rp389,24 triliun dari APBD dan Rp357,8 triliun dari APBN.
“Ini menjadi katalis untuk membuat perekonomian Indonesia tetap berada pada track yang tumbuh, namun inflasinya tetap terjaga,” kata Suahasil.
Selain belanja produksi dalam negeri, dia juga mendorong adanya hilirisasi industri, terutama di sektor pertambangan. Hilirisasi tersebut dapat mendorong industri domestik, menambah lapangan kerja, dan meningkatkan penerimaan negara.
“Untuk hilirisasi ini, APBN menyediakan berbagai macam insentif supaya dapat digunakan oleh dunia usaha kita,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Suahasil juga ingin memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tahun depan didorong oleh dunia usaha, khususnya UMKM. Pemerintah mendorong supaya penyaluran kredit kepada UMKM dapat mencapai 30% dari penyaluran kredit total dunia perbankan.
“Ini sangat penting karena UMKM kita adalah untuk produk dalam negeri,” kata Suahasil.
“Kita akan menggunakan APBN dan APBD betul-betul untuk belanja produksi dalam negeri. Ini harus kita dorong. Tidak kurang Rp747 triliun belanja APBN dan APBD yang dapat digunakan untuk produk-produk dalam negeri,” ujar Suahasil secara daring, dikutip Selasa (18/10/2022).
Potensi anggaran sebesar Rp747 triliun untuk belanja produk dalam negeri tersebut terdiri dari Rp389,24 triliun dari APBD dan Rp357,8 triliun dari APBN.
“Ini menjadi katalis untuk membuat perekonomian Indonesia tetap berada pada track yang tumbuh, namun inflasinya tetap terjaga,” kata Suahasil.
Selain belanja produksi dalam negeri, dia juga mendorong adanya hilirisasi industri, terutama di sektor pertambangan. Hilirisasi tersebut dapat mendorong industri domestik, menambah lapangan kerja, dan meningkatkan penerimaan negara.
“Untuk hilirisasi ini, APBN menyediakan berbagai macam insentif supaya dapat digunakan oleh dunia usaha kita,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Suahasil juga ingin memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tahun depan didorong oleh dunia usaha, khususnya UMKM. Pemerintah mendorong supaya penyaluran kredit kepada UMKM dapat mencapai 30% dari penyaluran kredit total dunia perbankan.
“Ini sangat penting karena UMKM kita adalah untuk produk dalam negeri,” kata Suahasil.
(uka)