Tumbuh 3 Kali Lipat, Nasabah Bank Jago Kini Capai 4,2 Juta
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Jago Tbk (Bank Jago) konsisten berkolaborasi dengan ekosistem dan melanjutkan pertumbuhan yang solid dengan risiko kredit yang terjaga. Berkat sejumlah kolaborasi baru pada tahun ini, jumlah nasabah funding Bank Jago meningkat menjadi 4,2 juta pada akhir September 2022, tumbuh tiga kali lipat dalam sembilan bulan, dibandingkan akhir 2021 sebanyak 1,4 juta nasabah.
“Bank Jago percaya kolaborasi adalah cara yang efektif untuk memberikan produk dan layanan keuangan kepada nasabah serta membuat kami bertumbuh cepat dan efisien. Kami akan terus memperluas dan memperdalam kolaborasi dengan ekosistem yang sudah ada maupun yang baru,” ujar Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar dalam keterangan tertulisnya, Kamis (20/10/2022).
Sepanjang tahun ini Bank Jago telah melakukan sejumlah kolaborasi baru. Terakhir, Bank Jago meningkatkan kolaborasi dengan Grup GoTo dengan memberikan pendanaan pada produk GoPayLater Cicil. Ini merupakan produk pinjaman digital terbaru dari Tokopedia. Kharim mengatakan, Bank Jago juga memperdalam kolaborasi bersama GoTo Financial dengan mengintegrasikan layanannya ke dalam aplikasi GoBiz, aplikasi untuk mitra usaha GoFood. Kedua kolaborasi ini melengkapi integrasi Bank Jago dengan Gojek dan GoTo Financial yang dimulai sejak 2021 lalu.
Menurut dia, peningkatan jumlah nasabah mendorong penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) terutama pada produk tabungan dan giro (current account, savings account/CASA) tumbuh kuat. CASA meningkat 422% secara year on year (yoy) menjadi Rp5,14 triliun, sedangkan deposito tumbuh 38% menjadi Rp2,14 triliun. Hal ini membuat struktur biaya dana semakin membaik yang tercermin pada rasio CASA terhadap total DPK mencapai 71%. Secara keseluruhan DPK yang dihimpun hingga kuartal III-2022 mencapai Rp7,28 triliun, tumbuh 186% secara yoy.
Bermodalkan porsi CASA yang besar, lanjut dia, Bank Jago berhasil menjaga beban bunga dan beban syariah rendah, yakni Rp101 miliar per kuartal III-2022, naik 166% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara pendapatan bunga dan pendapatan syariah Bank Jago tumbuh lebih tinggi, yakni meningkat 205% menjadi Rp1,08 triliun per kuartal III-2022. Maka pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) tercatat Rp984 miliar atau tumbuh 210% secara tahunan.
Kharim menambahkan, pendapatan bunga dan pendapatan syariah didorong oleh penyaluran kredit dan pembiayaan syariah yang tumbuh 119% menjadi Rp8,16 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,73 triliun. “Pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan syariah yang tinggi ditopang oleh kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti fintech lending, multifinance, dan institusi keuangan lainnya dalam kerja sama pembiayaan (partnership lending),” paparnya.
Dia menambahkan, salah satu kolaborasi partnership lending terbaru adalah dengan platform e-commerce jual beli mobil bekas terkemuka Carsome Indonesia dan Moladin. Hingga akhir September 2022, Bank Jago telah berkolaborasi dengan 38 institusi, termasuk 32 mitra untuk partnership lending.
Pola partnership lending membuat Bank Jago ekspansif dalam menyalurkan kredit dengan menjaga pengelolaan risiko yang lebih terkendali. Ini terlihat pada rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) bruto yang berada di level 2,1% atau berada di bawah rata-rata industri perbankan.
Kombinasi struktur dana yang baik, pertumbuhan kredit yang tinggi, dan risiko kredit yang terjaga berdampak positif pada perolehan laba bersih setelah pajak hingga kuartal III-2022 sebesar Rp41 miliar, berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat rugi.
“Hingga September 2022 kami berada pada jalur yang tepat menuju pertumbuhan yang solid. Di sisi lain kami tetap mencermati perkembangan ekonomi global dan dalam negeri agar kami dapat melakukan antisipasi dan terus mendorong pertumbuhan kinerja Bank Jago yang sehat dan berkelanjutan di tahun mendatang,” ujar Kharim.
Hingga akhir September 2022, rasio likuiditas atau loan to deposits ratio (LDR) Bank Jago tercatat pada 112%. Sementara pendapatan bunga bersih (net interest margin/NIM) tercatat berada pada 10,5% dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 97%. Rasio-rasio ini cukup kuat untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan. Secara keseluruhan aset Bank Jago tercatat sebesar Rp15,82 triliun, tumbuh 44,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Bank Jago percaya kolaborasi adalah cara yang efektif untuk memberikan produk dan layanan keuangan kepada nasabah serta membuat kami bertumbuh cepat dan efisien. Kami akan terus memperluas dan memperdalam kolaborasi dengan ekosistem yang sudah ada maupun yang baru,” ujar Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar dalam keterangan tertulisnya, Kamis (20/10/2022).
Sepanjang tahun ini Bank Jago telah melakukan sejumlah kolaborasi baru. Terakhir, Bank Jago meningkatkan kolaborasi dengan Grup GoTo dengan memberikan pendanaan pada produk GoPayLater Cicil. Ini merupakan produk pinjaman digital terbaru dari Tokopedia. Kharim mengatakan, Bank Jago juga memperdalam kolaborasi bersama GoTo Financial dengan mengintegrasikan layanannya ke dalam aplikasi GoBiz, aplikasi untuk mitra usaha GoFood. Kedua kolaborasi ini melengkapi integrasi Bank Jago dengan Gojek dan GoTo Financial yang dimulai sejak 2021 lalu.
Menurut dia, peningkatan jumlah nasabah mendorong penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) terutama pada produk tabungan dan giro (current account, savings account/CASA) tumbuh kuat. CASA meningkat 422% secara year on year (yoy) menjadi Rp5,14 triliun, sedangkan deposito tumbuh 38% menjadi Rp2,14 triliun. Hal ini membuat struktur biaya dana semakin membaik yang tercermin pada rasio CASA terhadap total DPK mencapai 71%. Secara keseluruhan DPK yang dihimpun hingga kuartal III-2022 mencapai Rp7,28 triliun, tumbuh 186% secara yoy.
Bermodalkan porsi CASA yang besar, lanjut dia, Bank Jago berhasil menjaga beban bunga dan beban syariah rendah, yakni Rp101 miliar per kuartal III-2022, naik 166% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara pendapatan bunga dan pendapatan syariah Bank Jago tumbuh lebih tinggi, yakni meningkat 205% menjadi Rp1,08 triliun per kuartal III-2022. Maka pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) tercatat Rp984 miliar atau tumbuh 210% secara tahunan.
Kharim menambahkan, pendapatan bunga dan pendapatan syariah didorong oleh penyaluran kredit dan pembiayaan syariah yang tumbuh 119% menjadi Rp8,16 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,73 triliun. “Pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan syariah yang tinggi ditopang oleh kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti fintech lending, multifinance, dan institusi keuangan lainnya dalam kerja sama pembiayaan (partnership lending),” paparnya.
Dia menambahkan, salah satu kolaborasi partnership lending terbaru adalah dengan platform e-commerce jual beli mobil bekas terkemuka Carsome Indonesia dan Moladin. Hingga akhir September 2022, Bank Jago telah berkolaborasi dengan 38 institusi, termasuk 32 mitra untuk partnership lending.
Pola partnership lending membuat Bank Jago ekspansif dalam menyalurkan kredit dengan menjaga pengelolaan risiko yang lebih terkendali. Ini terlihat pada rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) bruto yang berada di level 2,1% atau berada di bawah rata-rata industri perbankan.
Kombinasi struktur dana yang baik, pertumbuhan kredit yang tinggi, dan risiko kredit yang terjaga berdampak positif pada perolehan laba bersih setelah pajak hingga kuartal III-2022 sebesar Rp41 miliar, berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat rugi.
“Hingga September 2022 kami berada pada jalur yang tepat menuju pertumbuhan yang solid. Di sisi lain kami tetap mencermati perkembangan ekonomi global dan dalam negeri agar kami dapat melakukan antisipasi dan terus mendorong pertumbuhan kinerja Bank Jago yang sehat dan berkelanjutan di tahun mendatang,” ujar Kharim.
Hingga akhir September 2022, rasio likuiditas atau loan to deposits ratio (LDR) Bank Jago tercatat pada 112%. Sementara pendapatan bunga bersih (net interest margin/NIM) tercatat berada pada 10,5% dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 97%. Rasio-rasio ini cukup kuat untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan. Secara keseluruhan aset Bank Jago tercatat sebesar Rp15,82 triliun, tumbuh 44,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
(fai)