Cadangan Batu Bara Meningkat, IATA Terus Lakukan Eksplorasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Cadangan batu bara milik PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) meningkat. Pengeboran dua tambang batu bara milik IATA pun membuahkan hasil yang positif.
Kini, pengeboran tersebut membuat cadangan batu bara IATA meningkatkan dari 253,4 juta MT menjadi 332,0 juta MT, atau bertambah 78,6 juta MT.
Data tersebut berdasarkan laporan Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI). PT Arthaco Prima Energy (APE) menemukan cadangan sebesar 178,6 juta MT dengan GAR 2.500 – 3.250 kg/kkal dalam program pengeboran APE Tahap 1-4 pada area seluas 2.670 Ha.
Dengan hasil temuan baru ini, APE baru mencapai 17,8% dari total area yang dapat ditambang pada lahan seluas 15.000 Ha di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
“Selamat untuk IATA PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) melalui anak perusahaannya mendapatkan tambahan cadangan batu bara sebesar 78,6 juta MT, sehingga total cadangan pasti menjadi 332 juta MT,” papar Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo, Jumat (28/10/2022).
Hary menambahkan, IATA masih terus melakukan eksplorasi. “Karena dari luasan 72.478 Ha, sebesar 59.035 Ha masih belum dieksplorasi,” tuturnya.
Pengeboran APE Tahap 5 dijadwalkan akan selesai pada kuartal kedua tahun 2023. Selain itu, 9,1 juta MT cadangan dengan GAR 3.400 – 3.600 kg/kkal juga ditemukan di IUP PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal - South (BSPC-S) dari lahan seluas 2.158 Ha.
Dari 72.478 Ha keseluruhan area penambangan yang dimiliki Perseroan, 59.035 Ha di antaranya masih dalam proses eksplorasi, sehingga IATA yakin cadangan terbukti akan terus meningkat, setidaknya mencapai 600 juta MT untuk semua IUP.
Jika dihitung menggunakan rata-rata Harga Batu Bara Acuan (HBA) dari tahun 2021 hingga Oktober 2022 sebesar USD190,32 per ton, kegiatan penambangan APE mempunyai nilai Net Present Value (NPV) sebesar USD881,4 juta, dengan Internal Rate of Return (IRR) 63,2%, Break Even Point (BEP) 10,8 juta MT, dan Payback Period 2,17 tahun.
Kini, pengeboran tersebut membuat cadangan batu bara IATA meningkatkan dari 253,4 juta MT menjadi 332,0 juta MT, atau bertambah 78,6 juta MT.
Data tersebut berdasarkan laporan Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI). PT Arthaco Prima Energy (APE) menemukan cadangan sebesar 178,6 juta MT dengan GAR 2.500 – 3.250 kg/kkal dalam program pengeboran APE Tahap 1-4 pada area seluas 2.670 Ha.
Dengan hasil temuan baru ini, APE baru mencapai 17,8% dari total area yang dapat ditambang pada lahan seluas 15.000 Ha di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
“Selamat untuk IATA PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) melalui anak perusahaannya mendapatkan tambahan cadangan batu bara sebesar 78,6 juta MT, sehingga total cadangan pasti menjadi 332 juta MT,” papar Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo, Jumat (28/10/2022).
Hary menambahkan, IATA masih terus melakukan eksplorasi. “Karena dari luasan 72.478 Ha, sebesar 59.035 Ha masih belum dieksplorasi,” tuturnya.
Pengeboran APE Tahap 5 dijadwalkan akan selesai pada kuartal kedua tahun 2023. Selain itu, 9,1 juta MT cadangan dengan GAR 3.400 – 3.600 kg/kkal juga ditemukan di IUP PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal - South (BSPC-S) dari lahan seluas 2.158 Ha.
Dari 72.478 Ha keseluruhan area penambangan yang dimiliki Perseroan, 59.035 Ha di antaranya masih dalam proses eksplorasi, sehingga IATA yakin cadangan terbukti akan terus meningkat, setidaknya mencapai 600 juta MT untuk semua IUP.
Jika dihitung menggunakan rata-rata Harga Batu Bara Acuan (HBA) dari tahun 2021 hingga Oktober 2022 sebesar USD190,32 per ton, kegiatan penambangan APE mempunyai nilai Net Present Value (NPV) sebesar USD881,4 juta, dengan Internal Rate of Return (IRR) 63,2%, Break Even Point (BEP) 10,8 juta MT, dan Payback Period 2,17 tahun.