5 Saham Termahal di Indonesia, Nomor Satu Dikuasai Dato Singapura yang Hartanya Rp145 Triliun

Minggu, 30 Oktober 2022 - 11:30 WIB
loading...
5 Saham Termahal di...
Harga saham paling mahal di Indonesia dipegang oleh emiten milik Dato Low Tuck Kwong. Foto/Forbes
A A A
JAKARTA - Harga saham paling mahal di pasar modal saat ini dipegang oleh emiten sektor pertambangan, tepatnya batu bara . Emiten batu bara memang tengah menangguk cuan besar dari kenaikan harga komoditas tersebut.



Sejak awal tahun lalu harga batu bara memang terus memanas. Bayangkan, pada Januari 2021 harga batu bara masih di angka USD75,8 per ton, kini harga itu sudah menembus USD330,9 per ton (Oktober 2022), alias naik lebih dari 300%.

Tak pelak, rata-rata emiten batu bara menikmati kenaikan harga tersebut. Sebut saja misalnya, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang mencatatkan pendapatan USD968,69 juta pada semester I-2022, naik 129,62% dari semester I-2021.

Alhasil, perseroan memperoleh laba periode berjalan sebesar USD178,44 juta. Capaian itu melambung 2.675% dari enam bulan pertama tahun 2021 di angka USD6,43 juta.

Ujung-ujungnya, harga saham BUMI pun melejit. Jika di akhir April 2021 harganya BUMI masih bertengger di 56 perak, kini harganya menjulang di posisi Rp186.

Dengan harga cuma seratusan perak, BUMI jelas bukan saham termahal di Indonesia. Lantas siapa? Ini dia deretan lima saham termahal di Indonesia.

1. BYAN
Posisi numero uno dipegang oleh BYAN alias PT Bayan Resources Tbk. Harga saham BYAN mencapai Rp72 ribu per lembar. Secara year to date, harga BYAN sudah naik sekitar 174%, karena di awal Januari banderolnya masih Rp26.200.

Kenaikan harga saham itu tak lepas dari kinerja emiten milik Dato Low Tuck Kwong ini. Sepanjang semester I 2022, BYAN membukukan laba bersih senilai USD970,75 juta, naik 188,01% dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu.

Naiknya laba bersih itu disumbang oleh kenaikan pendapatan. Emiten mengantongi pendapatan USD2 miliar, naik 95,86% dari pendapatan semester pertama 2021 yang USD1,02 miliar.

Yang menarik dari BYAN adalah aksi sang pemilik atau pemegang saham mayoritasnya. Dato Low Tuck Kwong kerap memborong saham perusahaannya sendiri.

Dato Low Tuck Kwong yang tercatat sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia dengan harta USD,9,7 miliar atau Rp145,5 triliun ini memegang saham BYAN sebanyak 61,13%. Sepanjang tahun ini saja, Raja Batu Bara asal Singapura ini setidaknya sudah 6 kali membeli sahamnya sendiri. Jumlah itu akan bertambah lagi jika memasukkan catatan pembelian di 2021.

2. ITMG
Saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) berada di posisi kedua sebagai saham termahal di Indonesia. Pada penutupan akhir pekan (28/10/2022), ITMG berada di harga Rp44.525.

Secara year to date (YTD) saham ini juga naik signifikan, sekitar 126,8%. Jika di awal Januari (3/1/2022) harga saham ITMG masih di angka Rp19.625, maka pada penutupan perdagangan pekan ini, harganya sudah nangkring di Rp44.525.

Emiten yang mayoritas sahamnya dikuasai Banpu Minerals (Singapore) Pte. Ltd ini juga menikmati berkah dari membaranya harga batu bara. Pada semester I 2022 PT Indo Tambangraya Megah Tbk mengantongi laba bersih USD460,83 juta atau Rp6,9 triliun (kurs Rp15,000). Capaian itu meroket 291,78% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD117,63 juta.

3. DSSA
Posisi tengah-tengah dari lima besar saham termahal di Indonesia dipegang oleh DSSA atau PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. Perseroan dan entitas anak saat ini menjalankan kegiatan usaha utama di bidang penyediaan tenaga listrik dan uap (induk perusahaan), pertambangan dan perdagangan batubara dan emas, bisnis teknologi, dan perdagangan serta bahan-bahan kimia (entitas anak).

Secara YTD, harga saham emiten Sinarmas Group ini melorot signifikan. Jika di awal tahun harga DSSA masih kuat di angka Rp50.000, kini DSSA harus puas dibanderol Rp39.000.

4. DCII
Posisi keempat ditempat oleh saham DCII atau PT DCI Indonesia Tbk. DCII bukan emiten batu bara atau tambang lainnya, melainkan penyedia layanan infrastruktur data center cloud dan carrier-neutral.

Meski baru seumur jagung di bursa saham (IPO 6 Januari 2021), DCII mengukuhkan diri sebagai salah satu saham termahal di Indonesia. Saat ini, saham DCII dibanderol Rp36.825.

Berbalik dibanding emiten batu bara, saham DCII justru melandai jika dilihat secara YTD. Di awal Januari tahun ini, saham DCII pernah berada di level Rp47.500 (3/1/2022). Namun, jika dilihat dari harga di awal-awal IPO, harga saham emiten yang sebagian sahamnya dimiliki Raja Mi Instan ini, alias Anthony Salim, jelas melesat. Saat itu harga saham DCII hanya dibanderol 815 perak.

Pesatnya digitalisasi di Indonesia membawa cuan tersendiri buat PT DCI Indonesia Tbk. Kebutuhan data center yang meningkat membuat laba perusahaan menanjak 29% menjadi Rp143 miliar di semester I 2022.

5. UNTR
Posisi juru kunci lima saham termahal di Indonesia diduduki UNTR atau PT United Tractors Tbk. Emiten yang juga bermain di sektor alat berat dan pertambangan batu bara, juga emas, ini merupakan anak perusahaan Astra dengan kepemilikan saham 58,5%.

Harga saham UNTR juga terus bergerak naik secara YTD, Jika di awal Januari berada di level Rp21.825, kini saham UNTR mantap di posisi Rp32.250. UNTR merupakan salah satu saham "bangkotan" di bursa sebab usia go public-nya sudah 33 tahun.



Di paruh pertama tahun ini, PT United Tractors Tbk (UNTR) mengantongi laba bersih Rp10,4 triliun, melesat 129,3% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp4,5 triliun. Kinerja positif itu ini seiring kenaikan pendapatan bersih secara konsolidasi sebesar 62% menjadi Rp60,4 triliun. Salah satu penyokong pendapatan UNTR datang dari pertambangan batu bara yang menyumbang Rp18,7 triliun.

(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1693 seconds (0.1#10.140)