Imbas Invasi ke Ukraina, Rusia Raup Untung Rp2.500 Triliun dalam 6 Bulan

Sabtu, 05 November 2022 - 10:22 WIB
loading...
Imbas Invasi ke Ukraina, Rusia Raup Untung Rp2.500 Triliun dalam 6 Bulan
Rusia telah meningkatkan pengiriman minyak ke Asia sejak Eropa memberlakukan sanksi menyeluruh. Foto/Dok
A A A
MOSKOW - Rusia telah meningkatkan pengiriman minyak ke Asia sejak Eropa memberlakukan sanksi menyeluruh. Tetapi Moskow perlu mendapatkan pasar untuk lebih dari seperempat ekspor minyak mentahnya dari Eropa atau sekitar 1,3 juta barel per hari - ketika embargo minyak penuh diterapkan Eropa pada bulan Desember 2022.

Rusia tercatat mengekspor sekitar 20 juta ton minyak mentah per bulan atau sekitar lima juta barel per hari (bpd) melalui beberapa rute, termasuk pipa Druzhba ke Eropa dan lainnya ke Asia.



Bank sentral Rusia (Central Bank of Russia/CBR) pada 9 Agustus yang lalu melaporkan neraca transaksi berjalan Rusia pada periode Januari-Juli mengalami surplus. Jumlahnya mencapai USD166 miliar atau sekitar Rp2.456 triliun (kurs Rp 14.800).

Artinya, ekonomi Rusia berhasil meraup keuntungan hingga hampir Rp2.500 triliun dalam waktu setengah tahun saja!. Jumlah surplus itu naik lebih dari tiga kali lipat bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021. Neraca transaksi berjalan Rusia saat itu cuma senilai USD50 miliar atau sekitar Rp740 triliun.

"Dinamika transaksi berjalan ditentukan oleh pelebaran surplus neraca barang dan jasa sebagai akibat dari pertumbuhan yang signifikan dalam nilai ekspor barang dan penurunan nilai impor," tulis Bank Sentral Rusia dilansir dari website cbr.ru, Senin (22/8).

Sementara itu, dilansir dari Reuters, Rusia nampaknya bakal mendapat peningkatan pendapatan dari ekspor energi tahun ini hingga 38%. Jumlahnya mencapai USD337,5 miliar atau sekitar Rp4.995 triliun.



Volume ekspor minyak yang lebih tinggi, ditambah dengan kenaikan harga gas dinilai mampu membuat peningkatan pendapatan dari ekspor energi Rusia. Data itu berdasarkan bocoran dokumen perkiraan kementerian ekonomi yang belum terkonfirmasi. Ekspor energi yang dimaksud adalah minyak dan gas alam.

Sementara itu, menurut hitung-hitungan Sandiaga Uno, Rusia bisa meraup USD6 miliar atau sekitar Rp88,8 triliun per harinya hanya dari menjual minyak di bawah harga pasar saja.

Sementara itu, dia menyebutkan biaya perang per harinya hanya USD 1 miliar atau sekitar Rp 14,8 triliun. Maka bila dihitung keuntungan bersihnya, Rusia bisa meraup USD5 miliar atau sekitar Rp74 triliun per hari di tengah perang yang berkecamuk.

"Untungnya, USD6 miliar per hari. Cost of war, kira-kira berapa? USD1 billion (miliar). Jadi Rusia profit setiap hari berapa? USD5 billion," papar Sandiaga beberapa waktu lalu usai menyatakan Indonesia berminat membeli minyak murah Rusia.

Sebelumnya dilaporkan lebih dari 1 juta ton bahan bakar minyak sulfur tinggi Rusia (HSFO) disimpan pada kapal tanker di lepas pantai Singapura dan Malaysia. Rusia membanjiri pasar Asia dengan bahan bakar minyak menjelang embargo penuh Uni Eropa (UE) pada minyak mentah dan produk turunan lain asal Rusia.

Dalam sepekan terakhir hingga 24 Oktober, sekitar 1,1 juta ton HSFO Rusia disimpan di kapal tanker dekat pelabuhan utama di Asia, menurut data dari perusahaan analitik energi Vortexa yang dikutip Bloomberg.

Volume bahan bakar minyak di kapal tanker telah berlipat ganda dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, menurut data. Hal ini menjadi sinyal bahwa Rusia mengalihkan banyak bahan bakar minyaknya ke Asia setelah pemerintah Barat mengumumkan sanksi atas ekspornya.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3121 seconds (0.1#10.140)