Wapres Minta Mesir Turunkan Bea Masuk Produk Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma’rut Amin mengharapkan agar joint trade committee dan pengembangan preferential trade agreement (PTA) antara Indonesia dan Mesir segera ditandatangani untuk memperkuat kerja sama perdagangan.
Mesir merupakan salah satu mitra dagang non-tradisional Indonesia yang terpenting di kawasan Timur Tengah. Mesir berada dalam urutan ketiga dilihat dari total nilai perdagangan bilateral yang mencapai USD1,86 miliar pada 2021, setelah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).
“Saya mohon dukungan Yang Mulia, agar MoU joint trade committee dapat segera ditandatangani dan inisiatif pembentukan PTA dapat segera dibahas,” kata Wapres saat melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Mesir Mostafa Kamal Madbouly, di Paviliun Kantor Perdana Menteri Mesir, Sharm El Sheikh International Convention Centre (SHICC), Sharm El Sheikh, Mesir, Selasa kemarin (8/11/2022).
Sebelumnya, saat bertemu Duta Besar Mesir untuk RI Ashraf Mohamed Moguib Sultan di Jakarta pada 5 Oktober lalu, Wapres juga menekankan hal yang sama. Wapres berharap ada penurunan bea masuk terhadap sejumlah produk Indonesia.
“Saya mencatat adanya tarif bea masuk impor yang tinggi khususnya produk barang jadi, saya harap Pemerintah Mesir dapat menurunkan tarif bea masuk. Untuk itu, saya menyambut baik rencana prefential trading agreement Indonesia-Mesir dalam waktu dekat,” ungkapnya.
Sejalan dengan Wapres, PM Kamal Madbouly pada kesempatan ini menyampaikan bahwa Mesir juga ingin terus meningkatkan kerja sama di berbagai bidang dengan Indonesia. Ia ingin melanjutkan jalinan kerja sama kedua negara yang sangat baik sejak zaman Soekarno dan Soeharto, serta Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser.
“Kami tentu saja terus berupaya kuat untuk meningkatkan kerja sama bilateral, khususnya di bidang kerja sama ekonomi,” tegasnya.
Sebagai informasi, selama 2021 nilai ekspor beberapa komoditas non-migas Indonesia ke Mesir meningkat, yaitu minyak sawit, ban kendaraan, produk kayu, kendaraan penumpang, kelapa, saus dan bumbu masakan, produk kimia, alas kaki dan sabun.
Bahkan selama 3 tahun terakhir, Mesir selalu menjadi salah satu penyumbang transaksi terbesar di Trade Expo Indonesia (TEI). Pada TEI 2019, Mesir menempati peringkat pertama dengan USD270,51 juta. Pada TEI 2020 dan 2021, Mesir berada di peringkat kedua dengan transaksi USD244,29 juta dan USD560,2 juta.
Namun demikian, masih ada tantangan dalam meningkatkan hubungan perdagangan dengan Mesir. Salah satunya adalah kebijakan baru Mesir tentang tarif bea masuk bagi sejumlah produk impor. Akibatnya, harga produk Indonesia yang masuk ke Mesir tidak kompetitif dibandingkan dengan produk serupa dari negara lain.
Mesir merupakan salah satu mitra dagang non-tradisional Indonesia yang terpenting di kawasan Timur Tengah. Mesir berada dalam urutan ketiga dilihat dari total nilai perdagangan bilateral yang mencapai USD1,86 miliar pada 2021, setelah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).
“Saya mohon dukungan Yang Mulia, agar MoU joint trade committee dapat segera ditandatangani dan inisiatif pembentukan PTA dapat segera dibahas,” kata Wapres saat melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Mesir Mostafa Kamal Madbouly, di Paviliun Kantor Perdana Menteri Mesir, Sharm El Sheikh International Convention Centre (SHICC), Sharm El Sheikh, Mesir, Selasa kemarin (8/11/2022).
Sebelumnya, saat bertemu Duta Besar Mesir untuk RI Ashraf Mohamed Moguib Sultan di Jakarta pada 5 Oktober lalu, Wapres juga menekankan hal yang sama. Wapres berharap ada penurunan bea masuk terhadap sejumlah produk Indonesia.
“Saya mencatat adanya tarif bea masuk impor yang tinggi khususnya produk barang jadi, saya harap Pemerintah Mesir dapat menurunkan tarif bea masuk. Untuk itu, saya menyambut baik rencana prefential trading agreement Indonesia-Mesir dalam waktu dekat,” ungkapnya.
Sejalan dengan Wapres, PM Kamal Madbouly pada kesempatan ini menyampaikan bahwa Mesir juga ingin terus meningkatkan kerja sama di berbagai bidang dengan Indonesia. Ia ingin melanjutkan jalinan kerja sama kedua negara yang sangat baik sejak zaman Soekarno dan Soeharto, serta Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser.
“Kami tentu saja terus berupaya kuat untuk meningkatkan kerja sama bilateral, khususnya di bidang kerja sama ekonomi,” tegasnya.
Sebagai informasi, selama 2021 nilai ekspor beberapa komoditas non-migas Indonesia ke Mesir meningkat, yaitu minyak sawit, ban kendaraan, produk kayu, kendaraan penumpang, kelapa, saus dan bumbu masakan, produk kimia, alas kaki dan sabun.
Bahkan selama 3 tahun terakhir, Mesir selalu menjadi salah satu penyumbang transaksi terbesar di Trade Expo Indonesia (TEI). Pada TEI 2019, Mesir menempati peringkat pertama dengan USD270,51 juta. Pada TEI 2020 dan 2021, Mesir berada di peringkat kedua dengan transaksi USD244,29 juta dan USD560,2 juta.
Namun demikian, masih ada tantangan dalam meningkatkan hubungan perdagangan dengan Mesir. Salah satunya adalah kebijakan baru Mesir tentang tarif bea masuk bagi sejumlah produk impor. Akibatnya, harga produk Indonesia yang masuk ke Mesir tidak kompetitif dibandingkan dengan produk serupa dari negara lain.
(uka)