Geliat Pay Later Dalam Menghadapi Isu Resesi 2023

Jum'at, 11 November 2022 - 11:19 WIB
loading...
Geliat Pay Later Dalam Menghadapi Isu Resesi 2023
Meski ancaman resesi sedang banyak dikhawatirkan oleh sejumlah negara, Indonesia disebut-sebut masih memiliki perekonomian yang cukup kuat.
A A A
JAKARTA - Meski ancaman resesi sedang banyak dikhawatirkan oleh sejumlah negara, Indonesia disebut-sebut masih memiliki perekonomian yang cukup kuat. Baru-baru ini, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melalui rilis yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengatakan bahwa ekonomi Indonesia dihadapkan pada berbagai perubahan yang cepat dan fundamental; mendorong kondisi perekonomian yang lebih stabil di tengah isu resesi global saat ini.

Salah satu faktor pendukung kondisi ini adalah adanya peningkatan daya konsumtif dan investasi masyarakat Indonesia pascapandemi. Pulihnya konsumsi masyarakat ini, menurut hasil survey Katadata Insight Centre (KIC), juga didorong oleh perubahan pola gaya hidup masyarakat yang jadi terbiasa membeli kebutuhan secara online dan peralihan menggunakan sistem pay later sebagai metode pembayaran.

Country General Manager Atome Winardi Wijaya mengatakan isu mengenai resesi secara tidak langsung membuat masyarakat Indonesia semakin jeli dalam mengatur pengeluarannya. Atome, yang masuk ke pasar Indonesia sejak 2019, telah memiliki lebih dari 5 juta pengguna yang tersebar di seluruh Indonesia.

(Baca juga:Hore! Utang Motor Sekarang Nggak Perlu Bayar Uang Muka)

“Pertumbuhan pengguna Atome yang mencapai dua digit bahkan tiga digit per bulannya, membuktikan bahwa cukup besarnya antusias layanan pay later di Indonesia,” ungkap Winardi Wijaya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/11/2022).

Melihat angka pertumbuhan yang begitu cepat, menjadi salah satu bukti besarnya perubahan gaya transaksi masyarakat. Winardi menambahkan bahwa hal ini juga dapat membantu rencana pemulihan ekonomi pascapandemi sehingga bisa direalisasikan dengan segera dan bahkan dapat memungkinkan negara kita menghindari terjadinya resesi.

Beberapa waktu lalu, pemerintah juga telah mengatakan bahwa pemulihan ekonomi saat ini tidak hanya didorong oleh tingginya daya konsumtif masyarakat, namun juga oleh peningkatan angka edukasi dan literasi keuangan yang telah dilakukan oleh sejumlah pihak yang bergerak di industri ini.

(Baca juga:Wuling Pay Later Inovasi yang Memudahkan Memiliki Almaz Series)

Masifnya edukasi akan layanan digital, kata Winardi, membuat masyarakat semakin paham akan opsi layanan keuangan yang mereka butuhkan dan mendorong besarnya angka transaksi dan permintaan di pasar keuangan. “Layanan pay later menjadi salah satu opsi terbaik yang dapat dinikmati masyarakat di era sekarang ini,” kata Winardi.

Dengan kemudahan yang ditawarkan oleh industri pay later, lanjut Winardi, memungkinkan masyarakat untuk dapat tetap berinvestasi di tengah memenuhi berbagai kebutuhan bulanannya. “Hal ini dapat direalisasikan dengan memanfaatkan layanan pay later yang memungkinkan masyarakat untuk mengontrol nominal pembayaran bulanan atas transaksi yang mereka lakukan tiap bulannya,” kata Winardi.

Dengan berbagai produk dan layanan yang ditawarkan, ditambah dengan edukasi yang tepat, Winardi yakin bahwa dengan adanya alternatif pembayaran BNPL (buy now, pay later) dapat membuat Indonesia tidak masuk ke dalam jurang resesi karena turunnya daya beli masyarakat.

(Baca juga:Mendadak Sultan!, Ketika SPIN PAY & RCTI+ Berkolaborasi)

Di sisi lain, layanan BNPL terbukti dapat membantu para pelaku usaha dalam menaikan angka pembelian rata-rata (average basket size) pembeli sebesar 30% berdasarkan survey yang dilakukan bersama dengan ratusan merchant Atome.

Menurut Winardi, Atome telah menggandeng lebih dari 10.000 toko atau outlet baik secara offline ataupun online. Mitra yang telah masuk dalam ekosistem inipun beragam, dari pilihan kebutuhan gaya hidup, gawai, hingga kebutuhan rumah tangga dan travel.

Melalui ekosistem ini, kata dia, Atome mengakomodir kebutuhan masyarakat secara keseluruhan serta memberikan opsi pembayaran sebagai langkah investasi dalam menjaga pembukuan keuangan mereka tetap stabil setiap bulannya.

“Hal ini didukung dengan kemudahan sistem pembayaran cicilan yang diberikan oleh Atome hingga 12 bulan dengan suku bunga 0% alias tanpa bunga sama sekali untuk pilihan cicilan 30 hari dan 3 bulan,” katanya.

Masyarakat juga bisa dengan bebas menentukan lama cicilan sehingga memudahkan mereka dalam mengatur pengeluarannya. Edukasi terkait hal inilah yang kemudian diakui oleh Winardi akan pelan-pelan mendorong angka literasi dan inklusi yang terus bertambah serta mendukung peningkatan status pemulihan ekonomi kearah yang positif.

“Kami optimis sistem pay later seperti Atome dapat memberikan pengaruh besar tidak hanya bagi kemajuan bisnis dan industri, namun mempercepat dan mendukung penguatan perekonomian Indonesia meski ancaman resesi masih ada,” ujar Winardi.
(dar)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1996 seconds (0.1#10.140)