Kesepakatan Final, Smelter Vale Siap Beroperasi dan Serap 400 Pekerja

Senin, 14 November 2022 - 08:36 WIB
loading...
Kesepakatan Final, Smelter Vale Siap Beroperasi dan Serap 400 Pekerja
Penandatanganan perjanjian definitif antara PT Vale Indonesia Tbk dan Zhejiang Huayou Cobalt Co. Ltd (Huayou) menandakan kesepakatan kerja sama sudah mencapai tahap final.
A A A
JAKARTA - Penandatanganan perjanjian definitif antara PT Vale Indonesia Tbk dan Zhejiang Huayou Cobalt Co. Ltd (Huayou) menandakan kesepakatan kerja sama sudah mencapai tahap final.

Kedua perusahaan ini akan memulai pengembangan fasilitas pengolahan atau smelter nikel berteknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.

CEO PT Vale Indonesia Febriany Eddy mengatakan, jika perjanjian tersebut sudah final dan saat ini sedang bersiap untuk tahap pra-produksi dengan ratusan orang pekerja.

“Hari ini MoU itu telah meningkat ke level Definitive Cooperation Agreement, di mana itu Legally Funding Agreement, sudah final. Saat ini, sudah ada 400 lebih pekerja yang bersiap di sana (Pomalaa) untuk pra- produksi,” katanya, Minggu (13/11/2022).

Perjanjian definitif mega proyek ini diteken bersamaan dengan acara puncak Business 20 Summit (B20) dan jelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali.

Febriany menambahkan, kesepakatan bersama Huayou ini akan meningkatkan kapasitas produksi nikel menjadi tiga kali lipat. Dari sebelumnya 40 kilo ton menjadi 120 kilo ton nikel per tahun.

Pabrik HPAL ini akan mengolah biji nikel limonit dan bijih saprolit kadar rendah dari tambang PT Vale di Pomalaa untuk menghasilkan produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP).

“Sebelum datangnya Huayou kita sepakat untuk memproduksi 40.000 ton, namun dengan datangnya Huayou kami memutuskan untuk meningkatkan produksi menjadi 120.000 ton atau tiga kali lipat lebih banyak," jelas Febriany.

Selain menaikkan kapasitas produksi, PT Vale Indonesia akan melakukan pengolahan di Indonesia, sehingga produk yang dijual adalah produk jadi bukan mentah. Hal ini tentunya dapat menjadi nilai tambah yang menguntungkan bagi negara.

“Pasti ya, karena Vale selama 54 Tahun tidak pernah mengekspor bijih mentah. Jadi semua kita proses di dalam negeri ini,” ujarnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1092 seconds (0.1#10.140)