Tanpa Dana Talangan Kas KAI Minus Rp3,4 Triliun di Akhir Tahun

Rabu, 08 Juli 2020 - 13:21 WIB
loading...
Tanpa Dana Talangan...
Keuangan PT KAI (Persero) terseok-seok akibat hantaman pandemi Covid-19 dengan proyeksi minus hingga Rp3,4 triliun di akhir tahun nanti. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI buka-bukaan tentang dampak pandemi Covid-19 terhadap kinerja perseroan. Salah satunya adalah dampak kepada keuangan yang diprediksi akan minus Rp3,4 triliun pada akhir tahun nanti.

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo pandemi Covid-19 berdampak langsung terhadap kinerja operasional perusahaan hingga akhir tahun. Pendapatan perseroan anjlok selama pandemi.

Didiek merinci, pada awal tahun yakni Januari sebenarnya pendapatan perseroan cukup bagus yakni Rp2,3 triliun. Namun pada Februari, pendapatan prseroan mulai turun nyaris separuhnya menjadi hanya Rp1,2 triliun saja.

Lalu pada Maret, pendapatan perseroan semakin anjlok karena hanya meraup Rp890 miliar saja. Dan penurunan berlanjut hingga April dimana perseroan hanya membukukan pendapat Rp684 miliar saja.

(Baca Juga: Dihantam Corona, Pendapatan KAI Anjlok dari Rp23 Miliar Jadi Rp300 Juta/Hari)

Sementara itu, perseroan harus tetap mengeluarkan biaya operasional yang jumlahnya cukup tinggi. Secara terinci, biaya operasional pada Januari alokasinya adalah Rp1,7 triliun, Februari Rp749 miliar, Maret Rp1,4 triliun, dan April Rp1,2 triliun.

"Inilah dampak covid begitu langsung terasa dalam cash flow kami," ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (8/7/2020).

Belum lagi, sambung dia, perseroan juga harus menanggung beban bunga dan beban keuangan lainnya yang hingga akhir tahun diproyeksi mencapai Rp920 miliar. Lalu, kata dia, ada pembayaran pajak penghasilan Rp479 miliar hingga akhir tahun.

Sehingga jika diakumulasikan, kata Didiek, pendapatan sepanjang tahun 2020 diperkirakan hanya mencapai Rp11,98 triliun. Sedangkan pembayaran kepada pemasok dan karyawan PT KAI kebutuhannya mencapai Rp14,02 triliun sampai akhir tahun. "Setelah dilakukan efisiensi pemotongan biaya operasional, kas kami sampai akhir tahun minus Rp3,44 triliun," ungkapnya.

Oleh karena itu, Didiek menyebut jika perseroan sangat membutuhkan dana talangan Rp3,5 triliun. Tujuannya adalah untuk menjaga agar arus kas perseroan tetap positif. "Setelah efisien operasional sesuai skenario maka KAI masih membutuhkan dana Rp3,5 triliun untuk menjaga arus kas positif di 2020," jelasnya.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1558 seconds (0.1#10.140)