Pembiayaan adalah Kunci buat Si Kecil Bisa Bangkit dan Naik Kelas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 memang memukul banyak sektor usaha di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Toh demikian, pandemi juga seolah menjadi blessing in disguise atau berkah tersembunyi bagi beberapa sektor usaha, salah satunya adalah pasar daring (ecommerce).
Direktur Utama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Mirza Adityaswara mengatakan, di saat pandemi ada beberapa perusahaan yang kapitalisasi pasarnya meningkat, seperti Amazon di Amerika Serikat. Tren peningkatan kapitalisasi pasar ini juga tampak di banyak perusahaan yang berfokus di bisnis berbasis digital.
"Di Indonesia, tren ini terjadi di online marketplace (pasar daring) seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee, dan yang lainnya. Hal ini berarti ada shifting perilaku yang terjadi di masyarakat, korporasi, dan tentunya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ," ungkap Mirza dalam LPPI Webinar bertajuk "Digital Economy & Pemberdayaan UMKM" di Jakarta, Rabu (8/7/2020).
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komite Tetap Bidang UMKM Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Iqbal Farabi menyampaikan, 18% pelaku UMKM sudah memiliki akses ke internet. Sayangnya, banyak UMKM yang belum memanfaatkan akses internet itu untuk kepentingan transaksi. ( Baca juga:Menko Airlangga Berikan Cadangan Penjaminan Kredit Modal Kerja UMKM )
Di sisi lain, fintech juga sudah masuk untuk pembiayaan UMKM, tetapi dengan bunga yang cukup tinggi, dan pembiayaan terbatas hingga Rp70 juta. Alhasil, faktor itu menjadi kendala bagi pelaku UMKM untuk naik kelas.
"Padahal pemerintah punya program KUR yang nominal pembiayaannya bisa disalurkan hingga Rp500 juta. Saya harap para hadirin di sini yang berasal dari bank agar bisa langsung menyentuh para pelaku platform e-commerce untuk memberikan pembiayaan, karena kunci utama bagi UMKM untuk memulai dan bangkit adalah pembiayaan," jelas Iqbal.
Ia mengatakan, keaktifan transaksi para pelaku UMKM di platform e-commerce ini seharusnya menjadi kemudahan bagi bank untuk menyentuh. "Lihat perputaran uangnya, sudah berapa lama mereka menjadi anggota atau pelanggan juga. Dengan itu, bank bisa menyuntik mereka dengan dana, dan mereka bisa naik kelas dari small menjadi medium, misalnya," tambah Iqbal.
Direktur Utama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Mirza Adityaswara mengatakan, di saat pandemi ada beberapa perusahaan yang kapitalisasi pasarnya meningkat, seperti Amazon di Amerika Serikat. Tren peningkatan kapitalisasi pasar ini juga tampak di banyak perusahaan yang berfokus di bisnis berbasis digital.
"Di Indonesia, tren ini terjadi di online marketplace (pasar daring) seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee, dan yang lainnya. Hal ini berarti ada shifting perilaku yang terjadi di masyarakat, korporasi, dan tentunya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ," ungkap Mirza dalam LPPI Webinar bertajuk "Digital Economy & Pemberdayaan UMKM" di Jakarta, Rabu (8/7/2020).
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komite Tetap Bidang UMKM Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Iqbal Farabi menyampaikan, 18% pelaku UMKM sudah memiliki akses ke internet. Sayangnya, banyak UMKM yang belum memanfaatkan akses internet itu untuk kepentingan transaksi. ( Baca juga:Menko Airlangga Berikan Cadangan Penjaminan Kredit Modal Kerja UMKM )
Di sisi lain, fintech juga sudah masuk untuk pembiayaan UMKM, tetapi dengan bunga yang cukup tinggi, dan pembiayaan terbatas hingga Rp70 juta. Alhasil, faktor itu menjadi kendala bagi pelaku UMKM untuk naik kelas.
"Padahal pemerintah punya program KUR yang nominal pembiayaannya bisa disalurkan hingga Rp500 juta. Saya harap para hadirin di sini yang berasal dari bank agar bisa langsung menyentuh para pelaku platform e-commerce untuk memberikan pembiayaan, karena kunci utama bagi UMKM untuk memulai dan bangkit adalah pembiayaan," jelas Iqbal.
Ia mengatakan, keaktifan transaksi para pelaku UMKM di platform e-commerce ini seharusnya menjadi kemudahan bagi bank untuk menyentuh. "Lihat perputaran uangnya, sudah berapa lama mereka menjadi anggota atau pelanggan juga. Dengan itu, bank bisa menyuntik mereka dengan dana, dan mereka bisa naik kelas dari small menjadi medium, misalnya," tambah Iqbal.
(uka)