Diadang Pandemi, Target Digitalisasi SPBU Terpaksa Mundur

Rabu, 08 Juli 2020 - 17:57 WIB
loading...
Diadang Pandemi, Target Digitalisasi SPBU Terpaksa Mundur
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Progres perkembangan digitalisasi SPBU meleset dari terget yang ditetapkan. Sebelumnya PTPertamina menyatakan bahwa seluruh SPBU akan selesai terdigitalisasi pada 30 Juni 2020.

Terlepas dari kendala yang ada, BPH Migas tetap meminta PT Pertamina untuk segera menyelesaikan dan meningkatkan akselerasi penyelesaian program digitalisasi SPBU dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Permintaan penyelesaian itu dilakukan untuk kepentingan rakyat Indonesia, agar pendistribusian jenis BBM tertentu (JBT) dapat dilaksanakan secara tepat sasaran dan tepat volume.

Kepala BPH Migas M. Fanshurullah Asa mengatakan, status progres digitalisasi SPBU per 30 Juni 2020 dengan capaian status berita acara serah terima (BAST) sebesar 44,80%, atau sejumlah 2.472 SPBU dari target 5.518 SPBU.

Rinciannya, sebanyak 4.819 SPBU atau sebesar 87,33% telah terpasang ATG (automatic tank gauge). Selanjutnya, sebanyak 3.060 SPBU atau sebesar 55,45% telah terpasang EDC LinkAja.

Sejumlah 1.268 SPBU atau sebesar 22,98% telah mencatat nomor polisi melalui EDC. Kemudian sebanyak 1.577 SPBU atau sebesar 28,58% telah terdigitalisasi dan memproduksi data yang dapat diakses melalui dashboard yang dikembangkan oleh PT Pertamina.
"Sampai Juni 2020 ini belum maksimal. Intinya kami ketemu di sini untuk mencari solusi karena sudah empat kali perubahan target terjadi," ujarnya di Jakarta, Rabu (8/7/2020). ( Baca juga:SPBU BBM Satu Harga Perdana di Tahun Ini Diresmikan )

Fanshurullah melanjutkan, program digitalisasi SPBU sangat diharapkan terwujudnya integrasi data transaksi secara lengkap, termasuk data konsumen di SPBU dengan pusat data. Alhasil, data transaksi yang diproduksi dari SPBU dapat ditampilkan melalui dashboard digitalisasi SPBU yang dapat diakses secara daring oleh pemerintah.

"Kenyataannya, sistem digitalisasi SPBU yang dikembangkan saat ini baru terbatas hanya untuk pencatatan volume transaksi, nilai penjualan transaksi, dan pencatatan nomor polisi kendaraan yang dilakukan secara manual menggunakan EDC (electronic data capture)," jelasnya.

PJS. SVP Retail Marketing dan Sales PT Pertamima, Yanuar Budi Hartanto, mengatakan, sejak Maret 2020 pengerjaan proyek ini terkendala pandemi Covid-19 sehingga target tidak tercapai. Pertamina menargetkan proyek ini selesai pada akhir Agustua 2020.

"Kita kejar sampai akhir Agustus 2020 selesai semua terintegrasi. Kendalanya secara material ada di lapangan. Hanya saja ini terkendala instalasi peralatan IT karena kita butuh lakukan kunjungan fisik ke lapangan," ungkapnya.

Enterprise Project Director untuk Digitalisasi SPBU Pertamina, PT Telkom Indonesia, Judi Ahmadi, mengatakan, pihaknya mendukung penuh program digitalisasi SPBU oleh Pertamina.

Menurut dia, ada tiga hal besar yang harus dipersiapkan dengan baik dalam menjalankan program ini. Pertama, tingkat keamanan dari SPBU sangat khusus sehingga harus betul-betul menjalankan protokol keamanan.

"Kedua, waktu operasi SPBU banyak yang tidak ada hentinya. Ketiga, case pandemi membuat gerakan kita terbatas," tandasnya.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0935 seconds (0.1#10.140)