KTNA Nilai Food Estate di Kalteng Dongkrak Pendapatan Petani
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan ( KTNA ) Mohamad Yadi Sofyan Noor mengatakan program food estate di Kabupaten Pulang Pisau (Pupis) dan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng), sangat layak di tengah maraknya alih fungsi lahan di Pulau Jawa. KTNA terlibat dalam proses budidaya tanaman pangan di dua kawasan food estate di Kalteng tersebut.
“Saat meninjau ke lapangan, saya menyaksikan sendiri bahwa perkembangan food estate di Pulang Pisau dan Kapuas bagus sekali. Para petani di sana senang karena ada peningkatan produksi. Jaringan irigasi memadai dan akses jalan ke kawasan juga bagus,” ungkap Yadi dalam keterangannya, Kamis (24/11/2022).
Dari sisi produksi, tokoh pertanian asal Kaltim ini melihat sudah dilakukan kegiatan intensifikasi di lahan seluas 30.000 hektare dan telah berhasil meningkatkan produksi sebanyak 49,8% dari tahun 2019. Artinya, dari 2019 hingga 2020 ada peningkatan produksi.
Pada tahun 2021, intensifikasi pada lahan seluas 14.135 hektare berhasil meningkatkan produksi padi sampai 11,7%. Jadi secara agregat, tata produksi padi pada tahun 2020 dari tahun 2021 terjadi peningkatan 120.460 ton gabah kering giling (GKG) menjadi 163.728 ton GKG.
“Kalau peningkatan produksi GKG itu dikonversi dalam bentuk uang maka ada peningkatan sebesar Rp818 miliar. Ini data berbicara yang memang kita ambil dari sana. Bukan data yang dibikin-bikin atau mengada-ada,” tegasnya.
Dari data yang dikumpulkan KTNA, kawasan food estate Kalteng yang sudah didukung jaringan irigasi mencapai 164.598 hektare. Jaringan irigasi fungsional seluas 85.456 hektare, dan nonfungsional seluas 79.142 hektare yang digarap dalam kurun waktu 2021-2022.
Rehabilitasi irigasi untuk yang fungsional kurang lebih seluas 57.141 hektare. Sedangkan untuk lahan dengan kondisi irigasi agak bagus ada sekitar 28.315 hektare.
“Kita lihat kemarin di lapangan, lebih banyak kegiatan intensifikasinya. Sedangkan yang non-fungsional banyak dilakukan perbaikan irigasi, jalan usaha tani, dan lain-lain," tandasnya.
Berdasarkan peninjauan ke lapangan dan bertanya langsung kepada para petani di sana, KTNA menyimpulkan bahwa pengembangan food estate di Kalteng telah mampu meningkatkan efisiensi usaha tani serta mendorong intensifikasi dari perluasan usaha tani pangan, sehingga berdampak positif untuk peningkatan kapasitas produksi pangan dan pendapatan petani.
“Saat meninjau ke lapangan, saya menyaksikan sendiri bahwa perkembangan food estate di Pulang Pisau dan Kapuas bagus sekali. Para petani di sana senang karena ada peningkatan produksi. Jaringan irigasi memadai dan akses jalan ke kawasan juga bagus,” ungkap Yadi dalam keterangannya, Kamis (24/11/2022).
Dari sisi produksi, tokoh pertanian asal Kaltim ini melihat sudah dilakukan kegiatan intensifikasi di lahan seluas 30.000 hektare dan telah berhasil meningkatkan produksi sebanyak 49,8% dari tahun 2019. Artinya, dari 2019 hingga 2020 ada peningkatan produksi.
Pada tahun 2021, intensifikasi pada lahan seluas 14.135 hektare berhasil meningkatkan produksi padi sampai 11,7%. Jadi secara agregat, tata produksi padi pada tahun 2020 dari tahun 2021 terjadi peningkatan 120.460 ton gabah kering giling (GKG) menjadi 163.728 ton GKG.
“Kalau peningkatan produksi GKG itu dikonversi dalam bentuk uang maka ada peningkatan sebesar Rp818 miliar. Ini data berbicara yang memang kita ambil dari sana. Bukan data yang dibikin-bikin atau mengada-ada,” tegasnya.
Dari data yang dikumpulkan KTNA, kawasan food estate Kalteng yang sudah didukung jaringan irigasi mencapai 164.598 hektare. Jaringan irigasi fungsional seluas 85.456 hektare, dan nonfungsional seluas 79.142 hektare yang digarap dalam kurun waktu 2021-2022.
Rehabilitasi irigasi untuk yang fungsional kurang lebih seluas 57.141 hektare. Sedangkan untuk lahan dengan kondisi irigasi agak bagus ada sekitar 28.315 hektare.
“Kita lihat kemarin di lapangan, lebih banyak kegiatan intensifikasinya. Sedangkan yang non-fungsional banyak dilakukan perbaikan irigasi, jalan usaha tani, dan lain-lain," tandasnya.
Berdasarkan peninjauan ke lapangan dan bertanya langsung kepada para petani di sana, KTNA menyimpulkan bahwa pengembangan food estate di Kalteng telah mampu meningkatkan efisiensi usaha tani serta mendorong intensifikasi dari perluasan usaha tani pangan, sehingga berdampak positif untuk peningkatan kapasitas produksi pangan dan pendapatan petani.
(uka)