Dari Kalosi ke Cindakko, Pertamina Bangkitkan Kopi Sulsel hingga Mancanegara
loading...
A
A
A
"Saya sangat bersyukur, usulan permintaan pinjaman Rp50 juta untuk memperkuat permodalan usaha Kopi Kalosi dikabulkan Pertamina," ujarnya penuh bahagia.
Tahun ini, Suryani kembali mengajukan pinjaman bergulir sangat lunak melalui program kemitraan Pertamina. Sebuah program pemberian modal usaha bergulir dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bagi sektor usaha mikro, kecil dan menengah.
Sebetulnya, ini bukan kali pertama Suryani mengajukan program serupa.
Sekitar enam tahun lalu, pihaknya pernah mengajukan program pinjaman sangat lunak ini ke Pertamina juga.
Waktu itu Suryani mengajukan Rp30 juta. Bahkan, tiga tahun lalu, setelah pengajuan PK pertama lunas, ia kembali mengajukan PK kedua kalinya dan mendapat pinjaman Rp50 juta.
Berbekal modal dari Pertamina itulah, Suryani mengaku usahanya tumbuh pesat.
“Dari yang semula menggunakan alat sederhana dengan produksi 5 kg kopi per minggu, kini pabrik kopinya yang sudah dilengkapi mesin roasted lumayan canggih mampu memproduksi hingga 1 ton dalam satu bulan,” ujarnya.
Tak hanya itu, dulu tidak punya pekerja kini punya enam karyawan. Bahkan kalau lagi musim panen kopi, bisa 30 karyawan.
Dia menuturkan, jenis kopi yang diproduksinya ini sangat diminati market mancanegara. Makanya wilayah pemasaran produk kopinya saat ini semakin luas.
"Dalam negeri sudah menjangkau Pulau Jawa, Bali, Kalimantan hingga Papua. Selain itu juga kami mulai ekspor kecil-kecilan ke luar negeri seperti Jepang dan Kanada," ujarnya.
Tahun ini, Suryani kembali mengajukan pinjaman bergulir sangat lunak melalui program kemitraan Pertamina. Sebuah program pemberian modal usaha bergulir dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bagi sektor usaha mikro, kecil dan menengah.
Sebetulnya, ini bukan kali pertama Suryani mengajukan program serupa.
Sekitar enam tahun lalu, pihaknya pernah mengajukan program pinjaman sangat lunak ini ke Pertamina juga.
Waktu itu Suryani mengajukan Rp30 juta. Bahkan, tiga tahun lalu, setelah pengajuan PK pertama lunas, ia kembali mengajukan PK kedua kalinya dan mendapat pinjaman Rp50 juta.
Berbekal modal dari Pertamina itulah, Suryani mengaku usahanya tumbuh pesat.
“Dari yang semula menggunakan alat sederhana dengan produksi 5 kg kopi per minggu, kini pabrik kopinya yang sudah dilengkapi mesin roasted lumayan canggih mampu memproduksi hingga 1 ton dalam satu bulan,” ujarnya.
Tak hanya itu, dulu tidak punya pekerja kini punya enam karyawan. Bahkan kalau lagi musim panen kopi, bisa 30 karyawan.
Dia menuturkan, jenis kopi yang diproduksinya ini sangat diminati market mancanegara. Makanya wilayah pemasaran produk kopinya saat ini semakin luas.
"Dalam negeri sudah menjangkau Pulau Jawa, Bali, Kalimantan hingga Papua. Selain itu juga kami mulai ekspor kecil-kecilan ke luar negeri seperti Jepang dan Kanada," ujarnya.