Ini Strategi LPKR Terapkan ESG di Kemang Village
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) , perusahaan real estat dan layanankesehatan terkemuka di Indonesia berdasarkan total aset dan pendapatan, berupaya menerapkanprinsip environmental, social, and governance (ESG) di seluruh lini bisnisnya. Terlebih dalampembangunan perkotaan yang menerapkan konsep sustainability township.
Salah satuimplementasi konsep sustainability township tersebut adalah pengelolaan air di kawasan KemangVillage, Jakarta Selatan. Sehingga kawasan seluas 15,5 hektare (ha) tersebut bisa memenuhi 99%kebutuhan air secara mandiri.
(Baca juga:Lippo Karawaci Terapkan ESG di Kemang Village)
Di bagian bawah Kemang Village terdapat kolam retensi dengan kapasitas 100.000 m3 (meterkubik) dan berfungsi untuk mengumpulkan air hujan dan air limpasan dari area sekitar Kemang.Kolam retensi ini memiliki peran penting untuk mencegah banjir dan juga berfungsi sebagaisumber air dalam pengembangan yang terintegrasi.
Selain itu, instalasi pengolahan air di KemangVillage memproses dan memproduksi air minum. Sedangkan instalasi pengolahan air limbahmengelola air limpasan untuk memproduksi air yang tidak dapat diminum untuk digunakankembali.
Group CEO LPKR John Riady mengatakan bahwa salah satu wujud nyata dalam penerapan prinsipESG yang nyata dan signifikan adalah pengelolaan air di wilayah yang dibangun oleh LPKRseperti di Kemang Village.
(Baca juga:Terendam Banjir, Jalan Kemang Raya Ditutup)
“Kemang Village adalah contoh utamabagaimana sirkulasi air dapat dicapai melalui daur ulang dan pengelolaan air yang bertanggungjawab,” kata John Riady dalam keterangan tertulisnya, Senin (19/12/2022).
Saat ini, 99% kebutuhan air di Kemang Village didapatkan dari sumber air alternatif, yang mana63% berasal dari pengumpulan air hujan dan air limpasan dari kolam retensi, dan 36% dari hasilpengolahan air limbah. Jadi, hanya 1% pasokan air berasal dari sumber air kota.
Kawasan KemangVillage telah secara signifikan meningkatkan efisiensi daur ulang air limbahnya dalam tiga tahunterakhir. Pada tahun 2021, Kemang Village telah mengolah 99% air limbahnya (hanya 1% airlimbah yang dibuang), naik dari 68% di tahun 2019.
John menambahkan, dari sudut pandang operasional, pengelolaan energi dan sumber daya air yangefisien juga memungkinkan LPKR untuk membukukan penghematan biaya yang signifikan ditahun 2021. Terutama melalui berbagai inisiatif dalam meningkatkan aset seperti meningkatkan sistem bangunan lama dan kemampuan daur ulang air hujan dan air limbah.
“Kami dapat lebihbaik lagi meningkatkan efisiensi sumber daya kami, dan melibatkan pelanggan dan mitra usahakami untuk berpartisipasi dalam upaya tersebut,” tegas John Riady.
Salah satuimplementasi konsep sustainability township tersebut adalah pengelolaan air di kawasan KemangVillage, Jakarta Selatan. Sehingga kawasan seluas 15,5 hektare (ha) tersebut bisa memenuhi 99%kebutuhan air secara mandiri.
(Baca juga:Lippo Karawaci Terapkan ESG di Kemang Village)
Di bagian bawah Kemang Village terdapat kolam retensi dengan kapasitas 100.000 m3 (meterkubik) dan berfungsi untuk mengumpulkan air hujan dan air limpasan dari area sekitar Kemang.Kolam retensi ini memiliki peran penting untuk mencegah banjir dan juga berfungsi sebagaisumber air dalam pengembangan yang terintegrasi.
Selain itu, instalasi pengolahan air di KemangVillage memproses dan memproduksi air minum. Sedangkan instalasi pengolahan air limbahmengelola air limpasan untuk memproduksi air yang tidak dapat diminum untuk digunakankembali.
Group CEO LPKR John Riady mengatakan bahwa salah satu wujud nyata dalam penerapan prinsipESG yang nyata dan signifikan adalah pengelolaan air di wilayah yang dibangun oleh LPKRseperti di Kemang Village.
(Baca juga:Terendam Banjir, Jalan Kemang Raya Ditutup)
“Kemang Village adalah contoh utamabagaimana sirkulasi air dapat dicapai melalui daur ulang dan pengelolaan air yang bertanggungjawab,” kata John Riady dalam keterangan tertulisnya, Senin (19/12/2022).
Saat ini, 99% kebutuhan air di Kemang Village didapatkan dari sumber air alternatif, yang mana63% berasal dari pengumpulan air hujan dan air limpasan dari kolam retensi, dan 36% dari hasilpengolahan air limbah. Jadi, hanya 1% pasokan air berasal dari sumber air kota.
Kawasan KemangVillage telah secara signifikan meningkatkan efisiensi daur ulang air limbahnya dalam tiga tahunterakhir. Pada tahun 2021, Kemang Village telah mengolah 99% air limbahnya (hanya 1% airlimbah yang dibuang), naik dari 68% di tahun 2019.
John menambahkan, dari sudut pandang operasional, pengelolaan energi dan sumber daya air yangefisien juga memungkinkan LPKR untuk membukukan penghematan biaya yang signifikan ditahun 2021. Terutama melalui berbagai inisiatif dalam meningkatkan aset seperti meningkatkan sistem bangunan lama dan kemampuan daur ulang air hujan dan air limbah.
“Kami dapat lebihbaik lagi meningkatkan efisiensi sumber daya kami, dan melibatkan pelanggan dan mitra usahakami untuk berpartisipasi dalam upaya tersebut,” tegas John Riady.
(dar)