Geram Banyak Aset Negara Nganggur, Jokowi: Dikira Saya Tidak Tahu?

Rabu, 21 Desember 2022 - 10:32 WIB
loading...
Geram Banyak Aset Negara Nganggur, Jokowi: Dikira Saya Tidak Tahu?
Presiden Jokowi dibuat geram karena ada banyak aset-aset negara dibiarkan menjadi aset-aset tidur dan aset-aset yang nganggur, sehingga tidak produktif. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) menyoroti, banyaknya aset negara yang menganggur sehingga tidak berdampak terhadap perekonomian nasional. Lantaran itu Ia minta agar para menteri terkait mencabut izin kepada semua pihak yang tidak berkompeten.

"Kita ini terlalu banyak membiarkan aset-aset negara menjadi aset-aset tidur dan aset-aset yang nganggur, tidak produktif. Diberi izin, Kementerian memberikan izin kepada swasta ataupun BUMN, konsesi 20 tahun dibiarkan. Enggak diapa-apain. 15 tahun, enggak diapa-apain, 10 tahun enggak diapa-apain," ujar Jokowi dalam Outlook Perekonomian Indonesia 2023 di Jakarta, Rabu (21/12/2022).



Dia mengatakan, sudah memerintahkan kepada Menteri Investasi dan Menteri ESDM, untuk mencabut konsesinya untuk diberikan kepada yang memiliki kemampuan, sehingga lahan serta aset itu menjadi produktif.

"Sehingga kemarin dicabut, 2.078 konsesi baik utang maupun tambang, cabut. Dan berikan kepada yang memiliki kemampuan baik finansial, kemampuan SDM untuk menggarap aset-aset itu menjadi aset-aset produktif. Sehingga bisa memberikan dampak yang positif pada ekonomi kita. Dibangun gedung, dibiarkan nganggur, disewakan tidak, dipakai juga tidak," ungkap Jokowi.



Bukan hanya itu saja, ketika dibelikan peralatan justru tidak dioperasionalkan, ditumpuk di gudang. "Banyak itu, coba cek. Di dinas-dinas dan BUMN banyak sekali, Dipikir saya enggak tahu. Tahu," sebut Jokowi.

Inilah hal-hal yang menyebabkan tidak produktif, dimulai hal-hal seperti ini. Disamping itu Jokowi juga memberikan, contoh perilaku membeli alat yang sebetulnya tidak diperlukan, juga banyak pembelanjaan hal-hal yang tidak produktif.

"Hal-hal seperti ini harus kita hentikan, berhenti," tegasnya.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3202 seconds (0.1#10.140)