Indonesia Punya Bendungan Kering Pertama Senilai Rp1,3 Triliun, Ini Fungsinya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mendampingi Presiden Joko Widodo meresmikan bendungan kering pertama Indonesia, yaitu Bendungan Ciawi, di Bogor, Jawa Barat. Bendungan Ciawi merupakan bagian dari sistem prasarana pengendalian banjir Jakarta , khususnya untuk Sungai Ciliwung di bagian hulu.
"Bendungan Ciawi dan Sukamahi bisa mereduksi banjir pada area berisiko terdampak 464 hektare menjadi 318 hektare. Kurang lebih nanti ada 12 kelurahan yang berkurang risiko banjirnya karena Bendungan Ciawi dan Sukamahi," kata Presiden Jokowi pada pernyataan tertulisnya, Sabtu (24/12/2022).
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Jarot Widyoko menjelaskan, pekerjaan konstruksi Bendungan Ciawi dilakukan pada 2016-2022 oleh kontraktor pelaksana PT Brantas Abipraya dan PT Sacna (KSO) dengan biaya Rp1,3 triliun.
"Bendungan dengan tinggi 55 meter ini memiliki kapasitas tampung 6,05 juta m3 dan luas area genangan 39,40 hektare untuk mereduksi banjir hingga 111,75 m3/detik," sambungnya.
Jarot juga mengungkapkan pembangunan Sudetan Ciliwung ke Kanal Banjir Timur direncanakan akan selesai pada April 2023. Pekerjaan ini akan mengurangi risiko banjir pada area seluas 107 Ha, sehingga total pengurangan daerah terdampak risiko banjir dari pembangunan ketiga prasarana tersebut (bendungan, sudetan, dan normalisasi Sungai Ciliwung) adalah 347 ha.
"Sisa daerah terdampak risiko banjir akan dikendalikan melalui Program Normalisasi Sungai Ciliwung lanjutan tahun 2023-2024 sepanjang kurang lebih 17 km," pungkasnya.
"Bendungan Ciawi dan Sukamahi bisa mereduksi banjir pada area berisiko terdampak 464 hektare menjadi 318 hektare. Kurang lebih nanti ada 12 kelurahan yang berkurang risiko banjirnya karena Bendungan Ciawi dan Sukamahi," kata Presiden Jokowi pada pernyataan tertulisnya, Sabtu (24/12/2022).
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Jarot Widyoko menjelaskan, pekerjaan konstruksi Bendungan Ciawi dilakukan pada 2016-2022 oleh kontraktor pelaksana PT Brantas Abipraya dan PT Sacna (KSO) dengan biaya Rp1,3 triliun.
"Bendungan dengan tinggi 55 meter ini memiliki kapasitas tampung 6,05 juta m3 dan luas area genangan 39,40 hektare untuk mereduksi banjir hingga 111,75 m3/detik," sambungnya.
Jarot juga mengungkapkan pembangunan Sudetan Ciliwung ke Kanal Banjir Timur direncanakan akan selesai pada April 2023. Pekerjaan ini akan mengurangi risiko banjir pada area seluas 107 Ha, sehingga total pengurangan daerah terdampak risiko banjir dari pembangunan ketiga prasarana tersebut (bendungan, sudetan, dan normalisasi Sungai Ciliwung) adalah 347 ha.
"Sisa daerah terdampak risiko banjir akan dikendalikan melalui Program Normalisasi Sungai Ciliwung lanjutan tahun 2023-2024 sepanjang kurang lebih 17 km," pungkasnya.
(uka)