Meningkatkan Kesadaran dan Kolaborasi Wujudkan Transisi Energi melalui ILS
loading...
A
A
A
Langkah-langkah yang tertuang dalam rencana tersebut meliputi pemensiunan PLTU, implementasi biomassa sebagai campuran batu bara dengan harapan menurunkan emisi, peningkatan kapasitas energi terbarukan, pengembangan ekosistem mobil listrik.
Setelahnya giliran Mantan Anggota DEN dan Anggota Research Group for Energy Transition 2050, Prof. Rinaldy Dalimi membahas, mengenai Net Zero Emission dan skenario-skenario tata kelola kelistrikan dunia dari segi keteknikan. Salah satu inti pemaparan ini menekankan bahwa semakin banyak individual power producers, semakin berkurang beban listrik PLN.
Sebagai penutup, Prof. Rinaldy menyimpulkan bahwa konsep individual power producers merupakan keniscayaan yang akan memperkecil sistem tenaga listrik, membuatnya jauh lebih ekonomis daripada sistem yang lebih besar.
Pemaparan terakhir dipimpin oleh Muhammad Fadli Hanafi (Akademisi FEB UP) yang menyinggung EBT dalam mendorong kinerja perekonomian Indonesia. Dalam pemaparannya, menunjukan bahwa 60% pembangkitan energi di Indonesia masih didominasi oleh PLTU batu bara yang disertai dengan peningkatan 8% emisi per tahunnya.
Peluang sektor EBT dalam bentuk penurunan levelized cost of energy (LCOE) serta potensinya yang melimpah membuat transisi energi fisibel di Indonesia. Nyatanya, Indonesia masih tertinggal dalam kapasitas PLTS terpasang dari Thailand dan Vietnam. Lebih lanjut, terjadi peningkatan hingga 157 kali pada kapasitas PLTS Terpasang Vietnam dari tahun 2018 - 2020.
Kegiatan ini disambut dengan antusiasme tinggi dari para peserta, yang berjumlah hingga 60 orang yang berasal dari berbagai kalangan. Harapannya, soft launching ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sekaligus wadah kolaboratif untuk memajukan diskursus transisi energi, baik di kalangan akademisi hingga masyarakat umum.
Setelahnya giliran Mantan Anggota DEN dan Anggota Research Group for Energy Transition 2050, Prof. Rinaldy Dalimi membahas, mengenai Net Zero Emission dan skenario-skenario tata kelola kelistrikan dunia dari segi keteknikan. Salah satu inti pemaparan ini menekankan bahwa semakin banyak individual power producers, semakin berkurang beban listrik PLN.
Sebagai penutup, Prof. Rinaldy menyimpulkan bahwa konsep individual power producers merupakan keniscayaan yang akan memperkecil sistem tenaga listrik, membuatnya jauh lebih ekonomis daripada sistem yang lebih besar.
Pemaparan terakhir dipimpin oleh Muhammad Fadli Hanafi (Akademisi FEB UP) yang menyinggung EBT dalam mendorong kinerja perekonomian Indonesia. Dalam pemaparannya, menunjukan bahwa 60% pembangkitan energi di Indonesia masih didominasi oleh PLTU batu bara yang disertai dengan peningkatan 8% emisi per tahunnya.
Peluang sektor EBT dalam bentuk penurunan levelized cost of energy (LCOE) serta potensinya yang melimpah membuat transisi energi fisibel di Indonesia. Nyatanya, Indonesia masih tertinggal dalam kapasitas PLTS terpasang dari Thailand dan Vietnam. Lebih lanjut, terjadi peningkatan hingga 157 kali pada kapasitas PLTS Terpasang Vietnam dari tahun 2018 - 2020.
Kegiatan ini disambut dengan antusiasme tinggi dari para peserta, yang berjumlah hingga 60 orang yang berasal dari berbagai kalangan. Harapannya, soft launching ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sekaligus wadah kolaboratif untuk memajukan diskursus transisi energi, baik di kalangan akademisi hingga masyarakat umum.
(akr)