Kinerja Kegiatan Dunia Usaha Tetap Kuat di Akhir 2022, Awal Tahun Ini Gimana?

Jum'at, 13 Januari 2023 - 13:43 WIB
loading...
Kinerja Kegiatan Dunia...
Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) menunjukkan kinerja kegiatan dunia usaha tetap kuat pada kuartal IV/2022. Ilustrasi foto/MPI/Faisal Rahman
A A A
JAKARTA - Kinerja dunia usaha di Indonesia pada akhir tahun lalu terus menggeliat. Hal ini terlihat dari Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang menunjukkan kinerja kegiatan dunia usaha tetap kuat pada kuartal IV/2022.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengungkapkan, hal itu tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 10,27%.

"Meskipun angka ini lebih rendah dari SBT pada triwulan III 2022 sebesar 13,89%," ujar Erwin dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (13/1/20223).

Nilai SBT tercatat positif pada seluruh sektor, kecuali sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan yang menurun, utamanya sub sektor Tanaman Bahan Makanan (Tabama), seiring dengan masuknya musim tanam.

Tetap kuatnya kegiatan dunia usaha pada kuartal IV/2022 ditopang oleh sektor tersier yang tumbuh lebih tinggi, terutama sektor jasa-jasa serta sektor pengangkutan dan komunikasi sejalan dengan peningkatan permintaan saat Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Natal dan libur akhir tahun.



"Kapasitas produksi terpakai pada triwulan IV 2022 tetap baik sebesar 70,94%, meski relatif menurun dibandingkan triwulan III 2022 sebesar 73,67%. Sejalan dengan hal tersebut, penggunaan tenaga kerja juga terindikasi mengalami penurunan," bebernya.

Sementara itu, kondisi keuangan dunia usaha terindikasi membaik dari seluruh aspek, yaitu aspek likuiditas dan rentabilitas, disertai dengan akses pembiayaan yang lebih mudah.

Pada kuartal I/2023, responden memprakirakan kegiatan usaha meningkat dengan SBT sebesar 13,66%. Peningkatan kegiatan usaha diprakirakan terjadi pada sektor primer dan sekunder, antara lain sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan sejalan dengan masuknya musim panen yang dimulai pada bulan Maret.



"Sementara itu, peningkatan sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan sejalan dengan mulai meningkatnya permintaan yang didukung kapasitas penyimpanan dan ketersediaan sarana produksi," urainya.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1887 seconds (0.1#10.140)