Ini 10 Besar Komoditas Penyumbang Inflasi Agustus

Selasa, 01 September 2015 - 13:54 WIB
Ini 10 Besar Komoditas Penyumbang Inflasi Agustus
Ini 10 Besar Komoditas Penyumbang Inflasi Agustus
A A A
JAKARTA - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengelompokkan 10 besar komoditas penyumbang inflasi Agustus yang mencapai 0,39%. Terutama daging ayam ras dengan kenaikan harga hingga 0,68%.

"Ini disebabkan karena kurangnya pasokan daging ayam ras di beberapa daerah. Sehingga andilnya mencapai 0,08%. Kenaikannya terjadi di 61 kota IHK, tertinggi di Tanjung Pandan 38% dan di Ternate 23% kenaikannya," kata Suryamin di gedung BPS, Jakarta, Selasa (1/9/2015).

Kedua adalah beras yang secara rata-rata kenaikan 1,6% dengan andil inflasi sebesar 0,06%. Ini dikarenakan pasokan berkurang karena musim panas, meski masih ada panen‎, namun panen tersebut bukan panen raya.

"Andil 0,06%. Kota yang alami kenaikan harga ada di 65 kota. Terbesar di Bandar Lampung 7% dan Bulukumba 6%," ujarnya. (Baca: Inflasi Agustus 0,39% Terendah dalam Lima Tahun).

Ketiga yaitu cabe rawit, rata-rata naik 24,01% dengan andil 0,05%. Ini karena pasokan yang berkurang dan di beberapa daerah terjadi gagal panen. Terjadi kenaikan di 75 kota IHK. Paling tinggi di Merauke 68% dan Probolinggo 63%.

"Keempat, uang sekolah terutama untuk yang Sekolah Dasar (SD), karena ada tahun ajaran baru. Kenaikan rata-rata 4,75% dengan andil 0,04%. Sebanyak 58 kota IHK mengalami kenaikan dan paling tinggi terjadi di Malang 24% dan Mataram 21%," terang Suryamin.

Kelima, telur ayam ras yang mencapai 4,27% dengan andil 0,03%. Hal ini dikarenakan pasokan berkurang. Terjadi kenaikan di 55 kota IHK dan tertinggi di Kediri 17% dan Semarang 13%.

"Keenam, uang sekolah SMP yang naik 5,4% dengan andil 0,03%, beda dengan SD. Ini karena juga memasuki tahun ajaran baru. Tertinggi di Bima 49% dan Mataram 15%," kata dia.

Ketujuh, uang sekolah SLTA dengan rata-rata kenaiknya 4,11% dan andil 0,03%. Faktornya sama yakni karena tahun ajaran baru. Terjadi kenaikan di 43 kota IHK, tertinggi di Padang 33% dan Tanjung Pandan 22%.

"Berikutnya adalah mie. Ini perubahan harganya 1,39% dengan andil 0,02%. Karena kita tahu ya, gandum itu kita masih impor, nilai tukar meningkat jadi mahal. Terjadi kenaikan di 23 kota IHK. Tertinggi di Pare-pare 7% dan Lhoksmawe 6%" katanya.

Kesembilan, nasi dengan lauk, perubahan harganya 1,1% dengan andil 0,02%. Ini karena bahan makanannya ada yang naik. Terjadi kenaikan di 22 kota IHK, tertinggi di Tanjung 15%, Bengkulu dan Banyuwangi 6%.

"Kesepuluh, ‎daging sapi dengan perubahan harga 1,2% dan andil 0,01%. Faktornya di pasokan yang berkurang. Terjadi kenaikan di 44 kota IHK dan tertinggi di Bungo 22% dan Pematang Siantar 10%," pungkas dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7422 seconds (0.1#10.140)