USD Melemah, Rupiah Dibuka Sumringah

Senin, 12 Oktober 2015 - 10:08 WIB
USD Melemah, Rupiah Dibuka Sumringah
USD Melemah, Rupiah Dibuka Sumringah
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini dibuka sumringah karena melemahnya dolar Amerika Serikat (USD) terhadap sejumlah mata uang komoditas dan negara berkembang.

Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.466/USD, membaik sebesar 55 poin dibanding posisi sebelumnya di level Rp13.521/US.

Data Yahoo Finance, rupiah berada pada level Rp13.420/USD. Posisi itu terapresiasi hingga 142 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp13.562/USD. Sedangkan rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas berada pada level Rp13.864/USD.

Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg dibuka pada level Rp13.432/USD dan pada pukul 10.00 WIB ke level Rp13.420. Posisi tersebut mendatar dengan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp13.412/USD.

Sementara USD mendekati level terendah tiga pekan terhadap sejumlah mata uang utama pada hari ini, terhambat oleh keraguan bahwa Federal Reserve AS (The Fed) akan menaikkan suku bunga pada akhir 2015. Indeks USD terakhir diperdagangkan pada 94,799dari akhir pekan lalu di 94,692, level terlemah sejak 18 September 2015.

Euro terhadap USD naik tipis 0,1% menjadi USD1,1372, setelah menetapkan di level tinggi selam tiga pekan dari akhir pekan lalu di 1,13875. USD melemah 0,1% terhadap yen ke 120,12.

USD melemah pada pekan lalu, terutama terhadap mata uang komoditas dan negara berkembang. Pelemahan yang panjang setelah lemahnya data pekerjaan AS yang dirilis awal bulan Oktober mendorong investor untuk memundurkan proyeksi kenaikan suku bunga menjadi tahun depan.

Fokus sekarang adalah apakah kenaikan mata uang terkait komoditas dan negara berkembang akan membuktikan menjadi reli singkat atau justru lebih panjang. Beberapa analis menyatakan terkejut atas intensitas pada mata uang selama sepekan terakhir.

"Saya pribadi berpikir (reli) itu akan berhenti sekarang," kata analis Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Teppei Ino, seperti dilansir dari Reuters, Senin (12.10/2015).

Dolar Australia tergelincir 0,2% menjadi 0,7321/USD, setelah melonjak 4% pekan lalu untuk keuntungan mingguan terbesar sejak akhir 2011. Aussie telah menetapkan level tinggi tujuh pekan di 0,7344 pada Jumat lalu.

Akhir pekan ini, pasar dapat mengambil isyarat dari data perdagangan China pada Selasa, serta indikator ekonomi AS, seperti data penjualan retail pada Rabu dan indeks harga konsumen pada Kamis. (Baca: Tren Kenaikan Rupiah Diprediksi Belum Akan Terpatahkan)
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4201 seconds (0.1#10.140)