Ekonomi Jepang Kuartal III Kembali dalam Resesi

Senin, 16 November 2015 - 10:54 WIB
Ekonomi Jepang Kuartal III Kembali dalam Resesi
Ekonomi Jepang Kuartal III Kembali dalam Resesi
A A A
TOKYO - Ekonomi Jepang meluncur kembali ke dalam resesi pada kuartal III tahun ini karena ketidakpastian atas prospek investasi di luar negeri, membuat kebijakan berada di bawah tekanan.

Rebound dalam konsumsi swasta dan ekspor menawarkan beberapa harapan ekonomi terbesar ketiga di dunia, meskipun terjadi penurunan permintaan dari China dan rumah tangga di karena naiknya harga pangan impor.

Namun, banyak analis memperkirakan ekonomi tumbuh pada kuartal ini karena perusahaan ragu-ragu dalam menggunakan keuntungan mereka untuk menaikkan upah, menekankan tantangan utama Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk keluar dari stagnasi dengan kebijakan stimulus "abenomics"-nya.

"Sebuah penurunan besar dalam persediaan adalah faktor terbesar terjadinya kontraksi pada belanja modal kuartal III. Melemahnya belanja modal menjadi kekhawatiran, tetapi tidak termasuk faktor angka PDB yang tidak begitu buruk," kata kepala ekonom di Norinchukin Research Institute Takeshi Minami, seperti dilansir dari Reuters, Senin (16/11/2015).

Data pemerintah menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Jepang menyusut menjadi 0,8% pada kuartal III tahun ini, lebih dari perkiraan untuk kontraksi 0,2%. Ini melanjutkan kontraksi pada kuartal sebelumnya sebesar 0,7%, yang merupakan penurunan pertama dalam tiga kuartal.

Akibatnya, Jepang tergelincir kembali ke dalam resesi teknis karena dua kuartal berturut-turut mengalami kontraksi, setelah melonjaknya belanja konsumen akibat kenaikan pajak penjualan pada April 2014. Data dapat mempengaruhi perdebatan di kalangan pembuat kebijakan tentang bagaimana belanja keuangan harus dialokasikan dalam anggaran tambahan yang diperkirakan akan disusun tahun fiskal ini.

Pemerintah mempertahankan pandangan optimistis yang lebih hati-hati meskipun beberapa data menunukukan pelemahan, perekonomian terus pulih secara moderat karena membaiknya kondisi tenaga kerja dan pendapatan.

"Meskipun ada risiko seperti perkembangan di luar negeri, kami berharap perekonomian ke arah pemulihan moderat sebagai efek berbagai langkah (stimulus)yang dilakukan sejauh ini," kata Menteri Ekonomi Jepang Akira Amari.

Belanja modal jepang turun 1,3%, lebih dari perkiraan dengan penurunan 0,4%. Tapi konsumsi swasta, yang menyumbang sekitar 60% dari produk domestik bruto (PDB), naik 0,5% dari kuartal sebelumnya.

Sementara permintaan domestik turun 0,3% dari PDB, permintaan eksternal naik 0,1%. Data yang lemah akan sedikit mengejutkan pejabat Bank Sentral Jepang (BOJ), yang sebagian besar berharap pertumbuhan rebound. Analis mengatakan, data tersebut diperkirakan akan membuat BOJ mempertahankan kebijakan moneter stabil pekan ini.

"Perlambatan ekonomi China tidak memiliki dampak besar pada ekonomi kuartal III Jepang, tetapi kita bisa melihat dampak negatif di kuartal berikutnya," kata ahli strategi di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Shuji Tonouchi.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6958 seconds (0.1#10.140)