Ekonom Sayangkan Tingginya Ketergantungan Impor

Rabu, 16 Desember 2015 - 13:16 WIB
Ekonom Sayangkan Tingginya Ketergantungan Impor
Ekonom Sayangkan Tingginya Ketergantungan Impor
A A A
BANDUNG - Pakar ekonomi Universitas Padjadjaran (Unpad) Ina Primiana menyayangkan tingginya ketergantungan dunia usaha Indonesia pada bahan baku impor hingga mencapai 70%.

Padahal, betapa banyak produk sektor pertambangan, pertanian, perkebunan dan lainnya yang dihasilkan di tanah air.

"Saya kaget ketika lihat data produk jamu ternyata bahan bakunya impor semua. Padahal kurang apa bahan baku jamu di kita?" ungkapnya pada Local Economic Forum kerja sama Koran Sindo dengan Bank BNI di Hotel Panghegar, Bandung, Rabu (16/12/2015).

Begitu juga dengan pertanian. Contohnya Indramayu yang merupakan lumbung padi nasional, namun ironis konsumsi beras dari Vietnam sangat tinggi.

"Di kita banyak perguruan tinggi yang konsen di bidang pertanian, tapi sektor pertanian kita begitu-begitu saja. Jangan sampai kejadian Indramayu dialihfungsikan jadi kawasan industri," paparnya.

Dia berharap perbankan bisa melirik sektor pertanian. Memang sektor ini berisiko tapi tetap harus cari formulanya.

Selain pertanian, industri tekstil di Jabar juga diharapkan dilirik perbankan. Faktanya, pengusaha Jabar lebih sedikit dibiayai perbankan nasional daripada perbankan asing.

"Tekstil memang sunset industry. Tapi lihat bahwa sektor ini tertinggi kedelapan di dunia," pungkas Ine.

Baca Juga:

Peluang Pengembangan Bisnis Perbankan di Jabar Besar
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4150 seconds (0.1#10.140)