BCA Latih Payanan Prima Kampung Batik Gemah Sumilir

Jum'at, 29 April 2016 - 02:20 WIB
BCA Latih Payanan Prima Kampung Batik Gemah Sumilir
BCA Latih Payanan Prima Kampung Batik Gemah Sumilir
A A A
PEKALONGAN - Bank Central Asia (BCA) melakukan pelatihan layanan prima kepada warga Kampung Batik Gemah Sumilir, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Pelatihan dibuka langsung Head of CSR BCA Sapto Rachmadi dan Kepala KCU BCA Pekalongan Tjandra Setiabekti di Hotel Santika Pekalongan.

Kepala KCU BCA Pekalongan, Tjandra Setiabekti, mengatakan, pelatihan tersebut diikuti 40 orang pengurus dan staf di lingkungan Kampung Batik Gemah Sumilir. Kampung batik di Kabupaten Pekalongan merupakan salah satu dari sejumlah desa wisata binaan dari BCA di Indonesia.

"Pemilihan kampung batik ini diberikan pelatihan layanan prima, sebab BCA melihat Pekalongan memiliki daya tarik tersendiri melalui batiknya yang dapat dikembangkan untuk menarik wisatawan dalam negeri maupun luar negeri," katanya, Kamis (28/4/2016).

Selain itu, lanjut dia, batik Indonesia sudah resmi diakui oleh UNESCO sebagai benda budaya warisan manusia (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity). Sebuah pengakuan internasional terhadap salah satu mata budaya Indonesia.

(Baca: BCA Catat Laba Bersih Rp4,5 Triliun)

Sehingga, pelatihan selama dua hari ini diharapkan dapat memotivasi dan mengangkat harkat martabat para perajin batik. Selain itu juga mendukung usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Dijelaskan, eksistensi Kota Pekalongan sebagai salah satu kota Batik di Indonesia menjadi sangat terlihat pasca penetapan tersebut. Terlihat dari pertumbuhan UKM Batik Kota Pekalongan yang hingga November 2015 mencapai 19.615 unit UMKM, dengan nilai omzet Rp1,84 triliun serta aset Rp1,88 triliun.

"Pengakuan dunia atas batik membawa pengaruh positif pada meluasnya pasar batik ke berbagai negara. Ini dapat dilihat dari data yang dipublikasikan oleh Kementerian Perindustrian RI, yang menunjukkan jumlah unit usaha batik sejak 2011-2015 tumbuh 14,7%, dari 41.623 unit menjadi 47.755 unit. Tenaga kerja pun sama, selama 2011-2015 tumbuh 14,7% dari 173.829 orang menjadi 199.444 orang," jelasnya.

Nilai pembelian bahan baku pun meningkat 12,8%, dari tahun 2011 senilai Rp 4,137 triliun menjadi Rp 4,746 triliun pada tahun 2015. Nilai tambah batik tumbuh 14,7% dari tahun 2011 senilai Rp 1,909 triliun menjadi Rp 2,191 triliun.

Peminat batik dari mancanegara yang meningkat pun tercermin dari nilai ekspor batik yang naik 14,7% dari tahun 2011 senilai Rp 43,96 triliun menjadi Rp 50,44 triliun pada 2015. “Perkembangan positif itu semua, tentu harus dibarengi dengan peningkatan kualitas SDM, yakni perajin. Dalam hal ini pengurus Kampung Batik Gemah Sumilir, Wiradesa Pekalongan," ungkapnya.

Sementara itu, Head of CSR BCA Sapto Rachmadi, mengaku sudah melakukan pemberdayaan masyarakat sejak empat tahun terakhir. Sebelumnya BCA juga sudah melakukan pembinaan terhadap kampung wisata daerah lain.

“Seperti Desa Wisata Gua Pindul, ini sudah mulai tahun keempat. Kami latih dari marketing, pelayanan, pengelolaan, hingga menjaga kebersihan desa itu. Ada juga di Bantul, yakni Desa Wisata Wayang Ukirsari, tempat para pembuat wayang ukir. Selain itu juga di Sleman, yakni Desa Wisata Pentingsari life in. Di desa itu, wisatawan bermalam dan mengikut aktifitas masyarakat bermain gamelan, bercocok tanam dan lain sebagainya," ujarnya.

Tujuan pelatihan itu, lanjut dia, agar masyarakat desa setempat bisa mengelola dengan baik menjadi desa wisata. Apalagi, pada Kampung Gemah Sumilir tersebut sudah memiliki koperasi batik.

"Kami ingin mengajari kampung batik ini, bagaimana aga bisa mengelolanya menjadi lebih profesional," tambahnya.

Menurutnya, kendala yang biasa dialami oleh kampung atau desa wisata adalah SDM. Sebab, tak sedikit warga yang mengutamakan egoisnya hanya untuk mengambil keuntungan pribadi.

Tak hanya disitu, dalam pelatihan tersebut, pihaknya menargetkan bagi warga untuk membentuk tim-tim kecil sebagai persiapan kampung wisata itu sendiri. Sehingga nantinya masyarakat sudah siap saat dibuka kampung batik itu.

"Harapannya bisa membantu perajin batik (pembatik). Sebab kelemahan pembatik tidak bisa menentukan harga. Hasil batik mereka diserahkan ke pengepul. Sekarang sudah ada koprasinya, jadi pembatik harus bisa menentukan harga sendiri. Jadi kami mengutamakan dan ingiin menguntungkan pembatik," lanjut dia.

Nantinya, lanjut dia, tidak hanya sebagi kampung batik saja. Namun akan digabungkan dengan destinasi wisata yang ada di sejumlah wilayah sekitarnya.

"Kan banyak objek wisata di Kabupaten Pekalongan, dan juga Batang. Jadi nanti tidak hanya Kampung Batik Gemah Sumilir saja, namun dikombinasi dengan destinasi wisata lainnya, menjadi paket wisata. Sehingga bisa menarik lebih banyak turis," tambahnya.

Bendahara Koperasi Gemah Sumilir, Fatkhul Huda, menyambut baik pelatihan pelayanan prima yang diberikan oleh BCA tersebut. Sebab, belum pernah ada sebelumnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1021 seconds (0.1#10.140)