Ini Daftar Utang PLN untuk Sokong Proyek Listrik 35.000 MW

Jum'at, 13 Mei 2016 - 06:19 WIB
Ini Daftar Utang PLN untuk Sokong Proyek Listrik 35.000 MW
Ini Daftar Utang PLN untuk Sokong Proyek Listrik 35.000 MW
A A A
JAKARTA - Proyek kelistrikan 35.000 megawatt (MW) yang dicanangkan pemerintah membutuhkan dana besar. Setidaknya, untuk membangun pembangkit listrik, jaringan transmisi, dan gardu induk pemerintah membutuhkan dana sekitar Rp1.189 triliun.

(Baca: Bos PLN Akui Proyek Listrik 35.000 MW Sulit Terealisasi)

PT PLN (Persero) sebagai satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor kelistrikan mendapat jatah membangun pembangkit sekitar 5.000 megawatt (MW)‎. Sisanya sebesar 30.000 MW akan ditawarkan kepada investor lewat skema independent power procedure (IPP).

Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan, sumber dana yang diperoleh perseroan untuk membangun megaproyek tersebut dapat dari pinjaman, obligasi, serta dari laba internal perseroan. Selain itu, keputusan pemerintah untuk tidak memotong dividen PLN juga dimanfaatkan untuk menyokong dana proyek prestisius tersebut.

"‎Pinjaman-pinjaman kami ada. Akan kita pakai untuk transmisi maupun EPC untuk equity. Modal sebagian dari pinjaman itu," katanya saat berbincang dengan media di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Kamis (12/5/2016).

(Baca: PLN Sulit Bebaskan Lahan Proyek Listrik 35.000 MW)

Mantan Bos BRI ini menyebutkan, perseroan juga mendapatkan pinjaman dari perbankan nasional. Meski plafon yang diambil tidak terlalu besar, namun dia mengklaim perbankan dalam negeri sejatinya sangat tertarik memberikan pinjaman kepada PLN.

"‎Kami hanya akan ambil 10%-20% dari pertumbuhan kredit perbankan nasional. Tapi mereka (perbankan dalam negeri) sangat tertarik ke PLN, kalau perlu dikasih semua ke PLN," imbuh dia.

Menurutnya, perbankan tertarik memberikan pinjaman kepada PLN karena proyek tersebut mendapatkan garansi dari pemerintah. Sehingga, mereka merasa aman dan tidak akan meningkatkan persentase kredit macet (non performing loan/NPL) mereka.

"Karena ada government guarantee yang mengamankan mereka, dengan cost lebih kecil untuk melakukan penyusutannya, sehingga kami bisa lebih murah dapatkan, mereka (bank) lebih aman dari segi NPL kalau memberikan (pinjaman) kepada PLN," tandas Sofyan.

Adapun daftar pinjaman luar negeri yang diperoleh PLN ‎untuk pendanaan proyek tersebut antara lain:

1. World Bank sebesar USD3,75 miliar dalam empat tahun
2. Asian Development Bank (ADB) sebesar USD4,05 miliar dalam lima tahun
3. Japan International Cooperation Agency (JICA) sebesar USD5 miliar dalam lima tahun
4. KfW Bankengruppe sebesar EUR655 juta, EUR700 juta, EUR300 juta
5. AFD Perancis sebesar EUR300 juta
6. China Exim Bank sebesar USD5 miliar
7. China Development Bank sebesar USD10 miliar
8. Islamic Development Bank (IDB) sebesar USD300 juta.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6347 seconds (0.1#10.140)