Ekonomi Global Melambat, Sikap Jokowi-JK Buat Mendag Pede

Senin, 20 Juni 2016 - 13:49 WIB
Ekonomi Global Melambat, Sikap Jokowi-JK Buat Mendag Pede
Ekonomi Global Melambat, Sikap Jokowi-JK Buat Mendag Pede
A A A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong meyakini, kondisi perekonomian global saat ini belum menunjukkan perbaikan, namun pertumbuhan ekonomi Indonesia menurutnya punya peluang untuk tumbuh lebih baik. Hal ini lantaran kebijakan reformasi struktural yang diusung pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).

(Baca Juga: Bank Dunia Beri Saran RI Cara Capai Pertumbuhan Ekonomi 5%)

"‎Secara pribadi meskipun saya cukup khawatir dengan ekonomi dunia dan risiko eksternal, tapi bagaimana posisi kita sebagai pemerintah dan sepertinya semua baik saja. Apabila menghitung peluang, peluang (Indonesia) untuk meningkat itu jauh lebih baik. Peluang menuju kondisi lebih baik itu jauh lebih besar," katanya di Gedung Kemendag, Jakarta, Senin (20/6/2016).

Dia menambahkan komitmen reformasi struktural yang diperlihatkan dua pimpinan tertinggi negara memposisikan Indonesia bisa mempertahankan pertumbuhan ekonominya di tengah gejolak perekonomian global. Menurutnya sikap Jokowi dan JK yang cenderung pragmatis dan mengambil langkah layaknya wirausaha akan menjadi pendorong reformasi struktural yang dilakukan Indonesia.

"Ini jadi pendorong reform di negara ini, pendekatan yang mulai terasa dari atas sudah masuk ke dalam meskipun perlahan," imbuh dia.

Selain itu, sambungnya, Jokowi juga dinilainya selalu membuat kebijakan yang sangat jujur. Jika pemerintahan sebelumnya menghabiskan waktu 40 menit pidato untuk menceritakan keunggulan Indonesia, namun lain halnya dengan Presiden Jokowi.

"Pak Jokowi hanya pidato 7 menit, 1 menit untuk memuji, dan 6 menit untuk kritik dan mengatakan birokrat berjalan lamban. Ini hal yang bagus jika kita ingin perbaikan," akunya.

Menurutnya, kejujuran dan kelugasan Jokowi dalam bersikap membuka ruang bagi pemerintah untuk mengakui kesalahan dan mulai memperbaiki kesalahan. "Awalnya akan dianggap akan mencederai rasa bangga. Tapi, saya rasa kelugasan dan kejujurannya membuka ruang bagi kita untuk mengakui kita sudah pernah melalui jalan salah," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5448 seconds (0.1#10.140)