BI: Ini Tiga Sektor Penopang Pertumbuhan Ekonomi 2017

Senin, 12 September 2016 - 17:49 WIB
BI: Ini Tiga Sektor Penopang Pertumbuhan Ekonomi 2017
BI: Ini Tiga Sektor Penopang Pertumbuhan Ekonomi 2017
A A A
JAKARTA - Pemerintah, Bank Indonesia (BI) dan DPR telah sepakat bahwa asumsi pertumbuhan ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017 sebesar 5,15.

Lantas untuk menggapainya, Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia, Mirza Adityaswara mengatakan ada tiga sektor yang diharapkan mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun depan. Ketiganya adalah sektor pertanian, manufaktur, dan perdagangan.

Mirza mengatakan, untuk tiga sektor tersebut di tahun depan perkiraannya akan membaik dan 65-70% pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan disumbang dari tiga sektor tersebut.

"Dari tiga sektor itu, kita berharap alami perbaikan di 2017. Jadi, kalau 2017, kita bicara bisa sedikit di atas 5%, rasanya sih cukup reasonable ya," kata Mirza di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (12/9/2016).

Mirza merincikan kontribusi ketiga sektor tersebut adalah: manufaktur sharenya 22-24%, pertanian sekitar 20%, dan perdagangan sekitar 22%.

"Jadi, secara total, tiga sektor itu sudah antara 65 sampai 70 persen untuk ekonomi Indonesia," tambahnya. (Baca: Neraca Transaksi Berjalan di Bawah 3%, Tren Ekspor Impor Sehat)

Untuk sektor pertanian didukung oleh naiknya beberapa harga komoditas perkebunan, seperti harga kelapa sawit dan karet dan membaiknya jumlah panen tanaman padi.

"Tahun ini, harga komoditas sudah merangkak naik meski bukan suatu kenaikan yang signifikan. Namun kalau dilihat sejak awal Januari hingga saat ini, mungkin kita bisa bilang harga kelapa sawit sudah naik sekitar 20 persen," katanya.

Dia melanjutkan, untuk harga karet saat ini naik hingga 20%. Sehingga di tahun depan, harga komoditas pertanian akan membaik dan stabil dibandingkan tahun ini.

Untuk manufaktur sendiri, ungkap Mirza, masih sangat dipengaruhi oleh stabilitas kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Mengingat sektor industri manufaktur memiliki ketergantungan tinggi terhadap bahan baku impor.

"Kurs yang stabil membuat manufaktur sudah tumbuh di atas 4 persen dari PDB di kuartal pertama dan kedua, itu memang banyak terbantu. Jadi harapan kita stabilitas kurs ini akan terus terjaga di semester kedua 2016 dan di 2017. Nah itu akan membantu pertumbuhan sektor manufaktur," tambahnya.

Sedangkan untuk perdagangan, dia juga berharap banyak pada stabilitas kurs, mengingat adanya komponen impor dalam perdagangan. Namun dengan seiring membaiknya neraca perdagangan di kuartal dua 2016, hal ini berarti stabilitas kurs masih dapat terus dijaga. "Maka nanti untuk perdagangan yang sudah mulai pulih di 2016 ini akan terus berlanjut di 2017," tutup dia.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3724 seconds (0.1#10.140)