Bank Besar Inggris Terancam Kehilangan Hak di UE Pasca Brexit

Selasa, 20 September 2016 - 14:39 WIB
Bank Besar Inggris Terancam Kehilangan Hak di UE Pasca Brexit
Bank Besar Inggris Terancam Kehilangan Hak di UE Pasca Brexit
A A A
LONDON - Bank-bank yang berbasis di Inggris terancam akan kehilangan hak otomatis untuk menjual layanan keuangan ke Uni Eropa (UE) jika Negeri Ratu Elizabeth -julukan Inggris- meninggalkan single market pasca keputusan Brexit. Kecemasan ini disampaikan oleh Kepala Bank Sentral Jerman Jens Weidmann yang menambahkan efek Brexit akan menghantam keras sektor perbankan.

Dilansir BBC, Selasa (20/9/2016) menurutnya jika akses ke UE terbatas, bukan tidak mungkin bakal memaksa bank-bank besar untuk pindah dari London. Dia menerangkan hak pasport menurut beberapa orang penting merupakan sangat vital bagi London sebagai pusat finansial. Hal ini memungkinkan bank untuk melayani klien di seluruh Eropa, tanpa perlu lisensi dari negara masing-masing.

Sementara Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengklaim bahwa hak tersebut akan tetap bertahan, bahkan jika Inggris meninggalkan single market setelah Brexit. Tapi dalam sebuah wawancara, Weidmann mengatakan hak pasport di UE terikat dengan single markets dan secara otomatis akan dihapus apabila Inggris tidak lagi menjadi bagian dari ekonomi Eropa.

Di sisi lain Frankfurt semakin aktif untuk menarik perbankan Inggris yang berniat hengkang. "Sebagai pusat keuangan yang signifikan dan punya posisi penting sebagai lembaga regulator dan pengawasan. Frankfurt menarik dan akan menyambut pendatang baru. Tapi saya tidak berharap ada eksodus dari London ke Frankfurt," lanjut Weidmann.

Sebelumnya Bank investasi JPMorgan Chase & Co pernah menyatakan, tidak menutup kemungkinan akan memindahkan ribuan pegawainya dari Inggris. CEO Jamie Dimon menyatakan, hal ini bisa dilakukan kalau Inggris kehilangan hak otomatisnya untuk menjual layanan keuangan ke Uni Eropa

Saat ini, perbankan yang berkantor pusat di Inggris bisa menjual layanan secara bebas di sepanjang Uni Eropa di bawah sistem semacam paspor. Sistem ini menandai pasar tunggal (Single Market) Uni Eropa untuk perusahaan-perusahaan finansial. Akan tetapi, setelah referendum memutuskan Inggris keluar dari Uni Eropa, dikhawatirkan sistem ini tak lagi berlaku.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9681 seconds (0.1#10.140)