Masih banyak yang menggoda

Senin, 30 Juli 2012 - 07:10 WIB
Masih banyak yang menggoda
Masih banyak yang menggoda
A A A
PEKAN ini investor mesti lebih waspada dalam membaca pergerakan indeks. Siapa tahu, sudah tiba saat balik arah.

Saat-saat yang menegangkan itu akhirnya berlalu juga. Setelah terjerembab pada dua hari pertama pekan lalu, indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali mengalami rebound. Pembalikan arah yang berlangsung sejak Rabu 25 Juli 2012 itu memang belum berlangsung maksimal. Sebab, di penghujung pekan lalu, indeks berhasil menclok di kevel 4.082,21. Sehingga, jika dihitung dalam seminggu, indeks hanya menguat sebesar 1 poin.

Sejumlah analis berpendapat, penguatan yang terjadi di bursa itu didorong oleh pernyataan oleh Mario Draghi. Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) itu mengatakan akan melakukan segala upaya agar Zona Euro tidak pecah.

Penguatan indeks juga didorong oleh munculnya data pertumbuhan ekonomi kuartal II-2012 yang mencapai 1,5 persen. Sedikit di atas ekspektasi pasar yang mematok angka 1,4 persen.

Faktor yang disebut terakhir tersebut membuat pasar Wall Street bergairah. Indeks Dow Jones misalnya, pekan lalu berhasil melintas batas psikologis 13 ribu setelah selama hampir tiga bulan berkutat di level 12 ribuan.

Faktor Dow Jones inilah yang membuat pasar Eropa dan regional menggeliat, yang pada gilirannya menimbulkan setimen positif bagi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sementara dari dalam negeri, sentimen positif bertiup dari terbitnya laporan keuangan emiten untuk triwulan II. Salah satunya adalah rilis kinerja keuangan PT Astra International (ASII) yang cukup oke.

Pasar merespon positif lantaran sebelumnya diprediksi performance emiten otomotif ini akan jeblok gara-gara ditetapkannya ketentuan DP minimal 20 persen-30 persen untuk kredit mobil dan motor. Tapi yang terjadi justru sebaliknya, pada enam bulan pertama laba bersih ASII malah naik 13 persen menjadi Rp9,7 triliun.

Yang menjadi pertanyaan, akankah indeks kembali menguat pekan ini? “Lantaran telah mengalami penguatan tiga hari berturut-turut, sahamnya dibayang-bayangi aksi profit taking,” kata Vice President Brokerage Strategic Development Henan Putihrai Securities, Hendra Martono. Maklum, jika kabar positifnya sudah keluar investor cenderung melakukan sell on news.

Lirik saham perbankan
Tapi bagi investor yang penasaran, menurut Hendra, tidak ada salahnya mencoba ASII karena sejumlah analis memasang target harga untuk efek ini di level Rp7.300.

Di luar Astra, Hendra melihat peluang pada sejumlah saham lainnya. Seperti efek PT Adaro Energy (ADRO), Jasa Marga (JSMR), Indocement Tunggal Prakarsa alias INTP, Semen Gresik (SMGR) dan Unilever (UNVR).

ADRO misalnya. Menurut perhitungan Hendra, saham batubara yang pada akhir pekan lalu ditutup di Rp1.430 ini berpotensi menguat ke Rp1.530–Rp1.610. Tapi kalau melemah, investor sebaiknya melakukan stop loss di harga Rp1.370.

Sementara untuk JSMR, jika mampu menembus Rp 5.800, pantas dikoleksi dengan target harga Rp6.000–Rp6.200 dan stop loss di Rp5.500.

Sedangkan INTP, kendati seminggu kemarin telah berhasil naik hingga 3,1 persen, dinilai masih memiliki potensi untuk meningkat lebih tinggi lagi ke kisaran Rp20.150–Rp20.300. Tapi kalau bergerak sebaliknya, INTP layak dilepas di harga Rp19.050.

PT Semen Gresik (SMGR) juga mendapat rekomendasi beli dengan sasaran penguatan di kisaran Rp12.800–Rp13.000 dan stop loss di Rp11.650. Akan halnya UNVR diperkirakan mampu menggeliat ke Rp25.100–Rp25.300. Tapi segera cut loss jika menyentuh Rp23.450.

Secara keseluruhan, Hendra memprediksi, di minggu ini akan terjadi aksi jual (profit taking) pada harga-harga yang tinggi. Inilah yang harus diwaspadai investor. Atas dasar itu pula, Hendra memasang rentang pergerakan IHSG di kisaran 4.024–4.108. Bila level teratas terlampaui, resistance berikutnya di angka 4,148 dan 4.180.

Sebagai patokan, titik tengah bagi IHSG berada di angka 4.026. Jika dalam sepekan indeks anteng berada di atas itu, Hendra tak ragu lagi penguatan akan berlanjut hingga 4.180. Dengan kata lain, jika yang terjadi sebaliknya (indeks menyelinap ke bawah mid point), itu merupakan sinyal bagi pemodal untuk segera merealisasikan keuntungan.

Pertanyaannya, sejauh mana keampuhan teori mid point ini dalam menebak pergerakan indkes? Kita lihat saja nanti. Yang jelas, Tommy Yu punya perhitungan yang berbeda. Menurut analis dari Jsxpro.com ini, jika dilihat tren-nya, sepanjang bulan Juli (setidaknya hingga pekan lalu) indeks sebenarnya bergerak sideways, dengan batas bawah 3.950–3.970 dan batas atas 4.085–4.100.

Nah, bila level resistance (4.100) tertembus, maka tujuan berikutnya adalah level 4.210-4.230. Namun bila tidak kuat, indeks akan balik arah menuju level support 3.950-3.970. “Jadi, minggu ini akan menjadi penentuan apakah indeks sanggup ke atas atau balik arah,” ramal Tommy.

Kunci pergerakan, kata dia, ada pada saham-saham di sektor keuangan. Itu sebabnya, kendati sudah menguat secara signifikan, ia menyarankan agar investor mempertimbangkan saham-saham perbankan, dengan pilihan BBRI, BMRI dan BBCA.

Selain itu, Tommy juga merekomendasikan saham-saham dari sektor ritel, seperti MAPI dan RALS. “Untuk sementara hindari saham-saham tambang, energi dan properti,” pesan Tommy.

Nah, kini tinggal terserah Anda, mau pilih yang mana.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0793 seconds (0.1#10.140)